Shanum,, putri dari kekaisaran angin yang di buang oleh ayahnya kedalam jurang, hanya karena keputusan dari kebanyakan menteri.
Namun, dia tumbuh menjadi gadis yang tangguh. Dia memiliki misi untuk mencari identitasnya. Tapi, tak disangka misinya ternyata lebih besar dari yang ia kira,,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adirbas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekhawatiran
Permaisuri membuka kedua matanya, dia melihat ke sekeliling ruangan. Namun, ia tidak menemukan ketiga bayinya dan juga tidak menemukan satu orangpun di ruangannya.
Permaisuri telah dipindahkan kembali ke kamarnya, dia tidak lagi di ruang khusus persalinan.
"Sinsin,,,,, Meimei,,," panggil lembut permaisuri.
Kedua dayang itu masuk ke kamar permaisuri, tidak berselang lama kaisar masuk bersamaan dengan anggota keluarga lainnya.
Kaisar masuk dengan menggendong satu bayi perempuan,,, Ayah permaisuri juga menggendong satu bayi perempuan.
"Hanya dua,,,,dimana satu bayiku lainnya,,," batin permaisuri sambil melihat ke semua anggota keluarga. Barangkali ada yang menggendongnya,,, tapi tidak ada.
Permaisuri melihat secara bergantian ke arah kedua dayangnya dengan mengangkat sedikit alisnya seperti meminta penjelasan. Mereka berdua mengerti apa yang ingin permaisuri tanyakan. Jadi, mereka membalas dengan mengedipkan lembut kedua mata mereka, tanda bahwa segalanya baik-baik saja.
"Permaisuriku,,,, lihatlah kedua putri kita sangat cantik,,," ucap kaisar sambil membawa bayi yang di gendongnya ke samping permaisuri, lalu meminta bayi lainnya dari ayah mertuanya.
" Yang mulia,,,, apakah mereka telah diberi nama,,,?" tanya permaisuri sambil menatap kedua putrinya secara bergantian.
"Belum permaisuriku,, rencananya kaisar ini akan memberi nama mereka dengan acara pesta yang sangat besar-besaran enam hari kedepan,,,, dengan di hadiri semua orang,,," senyum kaisar kepada permaisurinya.
Degh,,,,degh
Jantung permaisuri berdetak terkejut, seperti menerima firasat buruk dari rencana suaminya tersebut. "Ada apa ini,,, semoga tidak terjadi apapun,,," batin permaisuri.
"Kaisar ingin mereka mendapatkan nama yang sangat indah yang disetujui oleh semua orang,,,, karena kaisar telah menantikan mereka selama sepuluh tahun,,," ucap kaisar.
"Tentu saja cucu-cucuku harus mendapatkan nama dengan pesta yang besar, merekakan cucuku,,," ucap bangga ayah permaisuri yaitu jenderal Xue Rae.
Permaisuri hanya menatap lembut sambil tersenyum ke arah semua orang, setelah mendengar keinginan dari ayah dan kakek dari putri-putrinya. Namun, pikirannya masih berkelana memikirkan bayinya yang satu lagi.
Setelah beberapa lama, namun kaisar dan lainnya tak kunjung keluar. Permaisuri yang sudah tidak sabar ingin melihat ketiga bayinya. Berpura-pura matanya mengantuk.
"Sudah cukup,,, putriku sangat mengantuk, dia harus beristirahat kembali,,," ucap jenderal Xue Rae yang menyadari putrinya seperti ingin tidur kembali.
"Kalian kembalilah,,,kaisar masih ingin disini,,," perintah kaisar.
"Hei,,,hei,,hei,,, tidak boleh seperti itu, semuanya harus keluar,, biarkan putriku dan cucu-cucuku istirahat,,," tegas jenderal.
"Tapi,,,ay,,," ucapan kaisar terpotong dengan ucapan jenderal.
"Tidak ada penolakan,,,," tegas jenderal sambil menunjuk ke arah pintu. Jenderal Xue Rae adalah kepala jenderal di istana, dia yang menjamin keselamatan dan keamanan kekaisaran. Jadi, kaisar sedikit enggan bila melawan sang jenderal, yang posisi juga sebagai ayah mertuanya.
"Kami pergi yang mulia permaisuri,,," serempak hormat semua orang yang kedudukannya di bawah permaisuri , lalu segera keluar dari ruangan.
Permaisuri yang telah menunggu lama, akhirnya bertanya kepada kedua dayangnya dimana keberadaan putrinya.
Sinsin segera berjalan ke arah ruang ganti pakaian permaisuri, dia keluar dengan membawa keranjang ayunan milik putri permaisuri.
"Maafkan kami yang mulia,,, hati kami berkata bahwa apabila kaisar melihat tuan putri ini, yang memiliki kulit berbeda dari putri yang lain. Putri ini memiliki kulit yang hitam dari anggota keluarga, kami takut dia tidak akan di anggap oleh semuanya,,,maafkan kami yang mulia,,," sujud kedua dayang permaisuri, Meimeilah yang mewakili berbicara dengan suara yang dipelankan agar tak ada orang luar yang mendengarnya.
Fiuh,,,,, suara angin masuk lewat jendela, memadamkan beberapa lilin, lalu tiba-tiba hidup kembali.