NovelToon NovelToon
Mon Chéri [Sayangku]

Mon Chéri [Sayangku]

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa Fantasi / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Fantasi Wanita
Popularitas:683
Nilai: 5
Nama Author: Pricilia Gabbie

Danica Teressa, seorang gadis belia yang cantik, manis, bertalenta, harus mengalami hal buruk di masa remajanya karena hamil di luar nikah, diusianya yang masih delapan belas tahun.
Keneth Budiman adalah crush Danis disekolah dan juga laki-laki yang menghamili Danis. Tapi Keneth dan kedua orangtuanya menolak untuk bertanggungjawab.
Danis terpuruk dan hilang harapan.

Tiga tahun kemudian, Danis secara tidak sengaja bertemu dengan seorang pria bernama Anzel Wijaya di kota Montreux, Swiss. Akankah benih-benih cinta tumbuh diantara mereka berdua?

Dan apakah Keneth akan datang kembali untuk mengakui perbuatannya kepada Danis? Dan mengakui bahwa ia adalah ayah dari anak yang dilahirkan Danis?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pricilia Gabbie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengungkit Masa Lalu

Belum juga sembuh lukanya dari duka mendalam yang ia alami sejak kepergian sang papa tercinta untuk selama-lamanya.

Malah tiba-tiba muncul berita tidak benar tentang kehamilan Danis tiga tahun lalu.

Entah siapa yang menyebarkan berita itu. Dan apa maksudnya mengungkit kembali masa lalu Danis.

Danis bukannya ingin menutupi statusnya yang sekarang telah menjadi ibu dari seorang anak laki-laki.

Dan statusnya yang melahirkan anak tanpa ada seorang suami.

Danis hanya ingin melindungi privasi anaknya dari orang-orang yang akan mengatakan hal-hal yang tidak baik tentang anaknya.

Terlebih Danis ingin melindungi identitas anaknya dari Keneth dan keluarganya. Danis tidak ingin jika suatu saat mereka tahu tentang kehadiran Liam dan berniat merebutnya dari Danis.

Danis tidak akan pernah melupakan apa yang Keneth dan orangtuanya lakukan pada Danis dan papanya waktu itu.

Mereka diusir, dicaci, bahkan Danis dituduh dengan segala macam kata-kata yang jahat.

Gile… ternyata Danis udah punya anak! Dia hamil waktu masih sekolah!”

“Ha….! Masa?”

“Iya! Dia hamil diluar nikah. Dan gak menikah!”

“Bapaknya siape woy!”

“Masa sih? Kok disembunyikan sih anaknya?”

“Serius nanya suaminya mana ya? Kok gak ikutan di post”

“Jangan-jangan dia gak tahu lagi siapa yang ngehamilin dia”.

“Kecil-kecil ternyata pro juga yaaa! Wk wk wk..”

“Tampilannya aja kayak anak baik-baik, eehh gak taunya”

“Jangan-jangan bapaknya mati gara-gara gak tahan sama kelakuan anaknya.”

Bla…bla…bla…

Ting..

Ting..

Ting..

Ting…ting.. ting…

Tiba-tiba masuk notif secara beruntun.

Danis yang tengah malam itu masih sulit tidur, mengambil handphonenya yang ada diatas nakas.

Danis bingung ketika melihat notifikasi yang masuk itu berasal dari video Youtube miliknya yang terakhir di uploadnya sebelum papanya meninggal.

Betapa terkejutnya Danis saat membaca komen-komen yang masuk.

Banyak sekali hate comment yang ditujukan kepadanya

Jantungnya berdegup kencang.

Kepalanya terasa berat dan pusing.

Keringat mulai keluar dari dahinya.

Serangan komentar-komentar jahat tak terbendung.

Dan pastinya sudah banyak yang melihat.

“Cobaan apalagi ini ya Tuhan?”, ucap Danis dalam hatinya.

Danis mulai menangis tersedu-sedu dengan tangannya yang satu menutup mulutnya.

Danis tidak ingin suara tangisannya akan membangunkan Liam yang sudah tertidur.

Danis menarik kedua kakinya, menekukkan lutut menempel pada dadanya. Kepalanya ia sandarkan diatas lutut itu sambil menangis.

“Apa yang harus aku lakukan?” seru Denis dengan segala kebingungan yang dia rasakan.

“Kenapa mereka jahat sekali?

Mereka gak tahu yang sebenarnya terjadi!

Mereka gak tahu gimana perjuangan aku!

Danis sampai tertidur kelelahan karena menangis dan menahan kepedihan dalam hatinya.

Ternyata berita ini pun sudah sampai ke telinga Mario dan Hanna, sahabat Danis.

Sejak pagi mereka mencoba menghubungi Danis tapi tidak bisa.

Danis sengaja menonaktifkan handphonenya.

Danis berusaha untuk tidak terpengaruh dengan keadaan semalam.

Danis ingin mencoba menghadapi hari ini dengan baik-baik saja.

Setibanya di kampus, Danis merasakan suasana berbeda dari hari-hari sebelumnya.

Walaupun Danis tidak terlalu aktif terlibat dalam kegiatan-kegiatan kampus, tapi karena dia juga seorang Konten Kreator, membuat namanya cukup dikenal di kalangan mahasiswa di kampusnya.

Danis merasa tatapan-tatapan mata sinis itu tertuju kepadanya.

Seperti sedang mengawasinya dari ujung kepala sampai ke ujung kaki.

Atau mungkin hanya perasaanya saja.

“Hai janda...”, tiba-tiba ada yang bersuara seraya sedang mengejek seseorang.

Langkah Danis tiba-tiba berhenti.

Tapi pandangannya masih tetap lurus kedepan.

“Ihhh,,, bukan janda kali. Kan gak nikah”, timpal suara yang lain.

“Gak punya suami dong? Kasian dong anaknya gak punya bapak!”, ejek suara yang lain.

Akhirnya pandangan Danis tertuju ke asal suara-suara tersebut.

Sudah dipastikan ejekan-ejekan itu mereka tujukan untuknya.

Belum sempat satu kata pun terucap dari mulutnya, tangan Danis sudah ditarik oleh Hanna dan membawanya menuju kantin kampus.

Sementara Mario dengan tatapan tajam dan marah, menyambar orang-orang itu dengan perkataan pedas. “Kalo punya mulut tuh dijaga! Otak doang yang dikuliahin, hati sama mulut kayak sampah. Bego lu semua!!!”

“Nis... kamu baik-baik saja kan?”, tanya Hanna khawatir sambil memegang kedua tangan Danis.

Mendengar pertanyaan Hanna, Danis langsung menundukkan kepalanya kemudian menangis.

Mario yang melihat itu, langsung merangkul Denis dalam pelukannya.

”Nis, kamu sabar ya.

Kamu yang lebih tahu yang sebenarnya terjadi.”, ucap Mario sambil terus memeluk Danis dan membelai kepalanya.

Danis tidak dapat membendung tangisannya.

“Nis, masih ada aku sama Mario, kami bakalan terus ada disaat kamu butuh.”, tambah Hanna.

“Aku sedih banget Han, tapi gak tahu harus berbuat apa?”. Jelas Danis dengan suara terbata-bata karena masih menangis.

“Sakit banget rasanya dengar kata-kata mereka.

Kalau disuruh memilih aku juga gak mau hamil disaat itu. Aku juga belum siap.

Tapi aku juga bukan perempuan murahan seperti yang mereka kira Han, Yo.

Dan... aku sangat bahagia sejak kehadiran Liam. Liam tuh berarti banget buat aku.

Asal kalian tahu, sekarang alasan terbesar aku tetap berjuang ya karena Liam.”, tangis Danis kembali pecah.

“Aku juga sementara berusaha mempertanggungjawabkan semua kesalahanku di masa lalu”. Kata Danis lagi.

“Tapi saat membaca komentar-komentar orang dan mendengar perkataan mereka tadi, rasanya mentalku terpukul.

Rasanya segala usahaku dihancurin”. Danis menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Badanya gemetar, air mata dan keringat telah membasahi wajahnya.

Mario dan Hanna pun tahu apa yang dirasakan Danis. Mereka tahu betul bagaimana perjuangan Danis semasa dia hamil, melahirkan dan membesarkan Liam.

Bahkan bagaimana usaha Danis untuk bisa bangkit lagi dari keterpurukannya mereka sangat tahu.

Membangun kembali kepercayaan dirinya untuk bisa mewujudkan cita-citanya.

Mungkin karena duka atas kehilangan papanya belum lama ini, Danis si perempuan tangguh, kuat dan ceria, belakangan ini menjadi lebih pendiam, pemurung dan tidak percaya diri lagi.

Mario dan Hanna memaklumi itu.

Siapa pun yang kehilangan orang yang di cintai, disayangi pasti akan merasa sangat terpukul.

“Terus apa yang akan kamu lakukan Nis? Orang-orang pasti masih akan mengungkit hal itu, dan entah kapan mereka akan berhenti ngomongin kamu.” Tanya Hanna.

“Entahlah Han, aku juga gak tahu bagaimana harus ngehadapin mereka?

Menjelaskan dengan panjang lebarpun pasti gak bakalan mereka terima kalau niat mereka udah jahat ke aku. Percuma Han”.

Hanna memegang kembali tangan Danis mengusapnya dengan jari jempolnya.

“Ingat ya Nis, kamu gak sendirian. Ada aku dan Mario. Kita berdua pasti bakalan ada buat kamu. Kalo perlu gue hajar tuh mulut mereka semua.” Hibur Hanna, berusaha membuat Danis tersenyum.

Mario menepuk kepala Danis pelan dan membelainya.

Mereka berdua sangat sayang kepada Danis. Bukan berarti mereka tidak ingin membela Danis dengan mengungkapkan semua kebenaran kepada orang-orang itu.

Tapi mereka lebih menghargai keputusan Danis dan privasi yang berusaha dijaga Danis. Mereka sangat tahu apa alasan Danis.

Mereka pasti akan pasang badan saat ada yang berusaha mengganggu Danis.

1
Mèo con
Ini author beneran jago banget, keren! 👍
Pricilia Gabbie: apakah masih ngikutin update ceritanya? bagaimana tanggapannya?/Smile/
Pricilia Gabbie: terimakasih banyak buat supportnya 🙏🏻 semakin semangat buat update 🥰
total 2 replies
Pricilia Gabbie
/Kiss/ sabar ya sayang nunggu updatenya 🤏🏻
Muriel
Ga sabar buat kelanjutannya!
Pricilia Gabbie: udah baca updatenya?? /Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!