Season 2 dari Novel "Anak Genius Milik Sang Milliarder"
Rachel dan Ronand telah beranjak remaja, kini usianya sudah menginjak 17 tahun. Rachel yang tak ingin selalu dibandingkan dengan kejeniusan Ronand, memilih untuk menyembunyikan identitasnya sebagai saudara dan orang kaya.
Semua siswa di sekolahnya, tidak ada yang mengetahui jika Rachel dan Ronand adalah saudara kembar. Justru mereka dirumorkan sebagai pasangan kekasih karena beberapa kali terlihat dekat.
Akankah keduanya berhasil menyembunyikan identitas mereka sampai lulus sekolah? Atau semua rencana itu gagal, seiring dengan kisah percintaan mereka yang terjadi di sekolah itu?
Temukan jawabannya hanya di NovelToon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eli_wi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kantin
Abang...
Seruan dari seorang perempuan berambut panjang dan memakai seragam SMA sudah menjadi hal biasa bagi pengunjung kantin. Dia adalah Rachel yang berlari kecil ke arah Ronand kemudian duduk di sampingnya.
Tangan bergelayut manja pada lengan Ronand dan laki-laki itu mengusap kepalanya. Pemandangan yang manis dan selalu dapat dilihat jika istirahat sekolah. Pasalnya Ronand ini adalah orang paling sulit didekati oleh siswa perempuan.
"Kenapa?" tanya Ronand dengan nada lembut.
"Kok Abang bisa masuk? Bukannya tadi sudah terlambat," Rachel bertanya dengan nada lembut nan manjanya. Celotehan adiknya itu sungguh menggemaskan, walaupun terkadang menyebalkan.
"Bisa dong. Tadi bertemu Pak Yoyo di dekat sekolah waktu dorong motor. Jadi diijinkan masuk karena alasannya masuk akal," jawab Ronand yang kemudian melanjutkan makannya.
Enak ya jadi Rachel. Punya pacar yang sayang banget sama dia,
Mana pacarnya pintar lagi. Minggu depan aja dia ikut olimpiade matematika tingkat kota lho,
Iya, ini Rachelnya yang beruntung. Ronand mah rugi, masa pacaran sama siswa yang agak bodoh. Mana sering bolos lagi,
Rachel yang mendengar orang-orang mengomentari dia pun matanya langsung berkaca-kaca. Ia menatap ke arah Ronand yang hanya bisa menghela nafasnya kasar. Biasanya juga Rachel akan melawannya sendiri. Namun drama yang diinginkan oleh Rachel ini membuat Ronand harus ikut turun tangan.
"Sudahi drama pacaran ini. Menyebalkan sekali, Abang malas bicara sama orang. Lagian apa yang mereka katakan itu benar adanya. Kamu tukang bolos," bisik Ronand yang raut wajahnya terlihat kesal.
"Nggaklah, Achel mau tetap ada drama ini. Biar Abang dan aku nggak ditempeli ulat bulu," ucap Rachel yang kekeh dengan keinginannya.
"Minta tolong, semuanya. Jangan menjelek-jelekkan KEKASIH saya ini. Saya yang paling beruntung mendapatkannya, bukan dia." seru Ronand sambil melihat ke arah orang-orang yang tadi menghina Rachel. Bahkan Ronand sampai menekankan kata kekasih saat menyampaikan peringatannya. Hal itu membuat semuanya terdiam.
"Kok sakit ya," gumam salah satu dari penghuni kantin yang berada di sana.
"Sudah kan? Sekarang makan," Ronand segera menyuapkan nasi goreng yang tadi dipesannya pada Rachel. Akhirnya Rachel diam juga setelah tadi ikut menatap sinis pada orang-orang yang mengatainya.
"Apa lihat-lihat? Mau juga disuapin?" seru Rachel saat melihat tatapan kedua sahabat dari Ronand.
Ternyata di meja itu tak hanya ada Ronand saja, melainkan Raffa dan Nicho juga. Rachel baru menyadari jika tingkahnya sangat menjijikkan. Manja-manjaan sama Ronand di depan kedua sahabat Abangnya. Alhasil dia mengubah raut wajahnya menjadi jutek kembali untuk menutupi rasa malunya.
"Nggak. Kita masih punya tangan buat makan sendiri," ucap Raffa dengan pedasnya. Ucapan yang mengandung sindiran untuk Rachel karena makan disuapi oleh Ronand.
"Nggak lagi deman kan, Raff? Tumben kamu ladenin omongannya Rachel," Nicho sambil menggelengkan kepalanya tak percaya dengan perubahan sikap Raffa.
"Iya, Raff. Tumben amat komentari omongan Rachel. Biasanya Rachel nyerocos kaya kereta juga nggak kamu gubris," Ronand juga mempertanyakan sikap Raffa yang menurutnya aneh.
"Habis kesambet jin waktu boncengin pacarmu,"
Raffa langsung menyelesaikan makannya kemudian pergi begitu saja. Meninggalkan Ronand dan Nicho yang menatapnya bingung. Sedangkan Rachel? Ia tak peduli dengan sindiran atau perbincangan yang ada di sana. Ia hanya peduli dengan makanan di depannya.
"Tuh anak cemburu kali," ceplos Nicho dengan asal.
"Cemburu kenapa? Bukannya biasanya juga begini," tanya Ronand yang tak paham dengan maksud dari Nicho.
"Mungkin dia suka sama cewekmu. Lagian kalian itu aneh, masa pacaran panggilannya Abang dan nama doang. Kaya orang nggak pacaran," ucap Nicho dengan pelan.
Uhukkk... Uhukkk...
"Minum dulu," Ronand menyodorkan air mineral ke depan bibir Rachel. Ia meneguknya dengan cepat.
"Heh... Emangnya kalau orang pacaran, nggak boleh panggilnya Abang atau nama doang? Kalau nggak boleh, emang harus pakai panggilan apa? Ayang, honey, baby, atau apa? Itu udah biasa kali," seru Rachel dengan tak santainya.
"Sabar. Aku kan cuma bercanda. Kok responsnya serius banget sih,"
Nicho sampai terkejut melihat respons dari Rachel. Padahal niatnya hanya bercanda. Namun terlihat sekali jika Rachel menganggapnya serius. Seperti takut ketahuan dan gugup, sedangkan Ronand terlihat biasa saja.
"Udahlah, semua orang nyebelin. Nggak ada yang bisa ngertiin perasaannya Achel," gerutu Rachel yang kemudian memilih pergi dari hadapan Ronand dan Nicho.
"Lah... Ngambek tuh cewekmu,"
"Biasa. Lagi PMS, galak. Apa-apa salah," Ronand mengedikkan bahunya acuh. Sudah terbiasa juga ia menghadapi Rachel yang emosian dan tantrum begini.
"Nggak kamu kejar? Ditinggalin dan diputusin baru tahu rasa,"
"Nggak, udah biasa. Nggak bakalan juga dia berani ninggalin aku," ucap Ronand penuh teka-teki.
"Maksudnya? Hubungan kalian udah..."
"Ada deh. Nggak usah kepo sama urusan orang,"
"Buruan ke lab kimia," sela Ronand sebelum Nicho membahas lebih dalam tentang hubungan mereka.
Khawatirnya Ronand akan keceplosan mengenai status hubungan mereka. Kehidupan damai di sekolah dengan status siswa beasiswa akan hancur jika sampai drama ini berakhir sebelum waktunya. Akan banyak penjilat terutama pembully yang bisa saja mendekati mereka.
Aneh banget gerak-gerik itu si Ronand dan Rachel,
Apa jangan-jangan mereka udah nikah? Makanya nggak bakalan bisa pisah? Eh... Gimana sih?
Kebanyakan nonton drama kamu, Nicho.
***
Dugh...
Awwww...
"Masuk kelas," seru seorang siswa yang berdiri sambil berkacak pinggang.
Bahkan raut wajahnya sama sekali tak merasa bersalah telah menendang botol minuman hingga mengenai punggung seseorang. Saat jam pelajaran berlangsung, Raffa sebagai ketua OSIS diminta guru BK untuk mengelilingi sekolah. Lebih tepatnya patroli jika ada siswa yang kedapatan membolos.
Tak disangka, di taman belakang sekolah terlihat seorang siswa perempuan tengah duduk membelakanginya sambil makan telur gulung. Entah darimana dia mendapatkan telur gulung itu. Pasalnya kantin sekolah tidak ada yang menjualnya.
"Ketos nyebelin..." seru siswa perempuan yang tak lain adalah Rachel.
"Ngapain sih? Dimana-mana selalu ada kamu," lanjutnya sambil mengerucutkan bibirnya kesal.
"Kalau dihatimu, ada aku nggak?" tanya Raffa sambil menaikturunkan alisnya. Rachel yang mendengar hal itu hanya bisa menganga tak percaya.
"Sumpah... Ini ketos yang katanya dingin bett sama cewek? Bisa ngomong gitu sama pacar sahabatnya?" Rachel menatap tak percaya pada Raffa yang kini langsung menetralkan raut wajahnya. Seakan tertampar sesuatu setelah Rachel berucap.
"Lupakan. Buruan masuk kelas atau hukuman bersihin kandang sapi," ucap Raffa mengalihkan pembicaraan dengan nada tegasnya.
Sapi-sapi apa yang bikin perempuan berbunga-bunga?
Apa?
Sapinang kau dengan bismillah...
Hahahaha...
Telinganya langsung merah,
Baper ya,
Ehemm...
Masuk kelas atau...
Satu... Dua... Ti...
Ketos aneh, menyebalkan, dan nggak tahu diri emang.
Cewek secantik ini masa disuruh bersihin kandang sapi,
Lucunya,