Mahdi mengunjungi Ishwar tua yang tengah sakit. Ishwar mengenali siapa orang itu. Tamu dari masa lalu.
Tapi ada perlu apa Mahdi kembali menemui Ishwar setelah puluhan tahun berlalu?
Perjalanan Mahdi berkeliling waktu demi mewujudkan kebenaran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bayi Ishwar Mau Diambil
Ibu mertua Ishwar yang sudah beberapa hari ini menginap di rumah Ishwar dan anaknya Zainab lari dengan terburu-buru.
Ibu mertua Ishwar menyusul Ishwar yang tengah berada di kebun kopi. Hari ini suami Zainab itu memang sudah berjanji untuk menemani Mahdi melihat kopi-kopi di desa.
“Ishwar…”,
“Ishwar…”,
Dari kejauhan ibu mertua Ishwar memanggil nama menantunya dengan panik.
“Ishwar…”,
“Ishwar…”,
“Ada apa bu?”,
“Kenapa ibu menyusul aku ke kebun?”, tanya Ishwar.
“Istrimu”, kata ibu mertua Ishwar tersengal-sengal.
“Ada apa dengan Zainab bu?”, tanya Ishwar tampak khawatir.
“Istrimu ada dua”, kata ibu mertua Ishwar ketakutan.
“Maksud ibu?”, Ishwar malah bingung.
“Waktu ibu masuk ke kamar Zainab ada dua”,
“Makanya ibu menyusul mu kemari”, kata ibu mertua Ishwar.
“Kalau begitu ayo kita pulang”,
Ishwar dan ibu mertuanya bergegas pulang ke rumah. Diikuti oleh Mahdi yang mengikuti mereka dari belakang.
Sesampainya di rumah,
Ishwar langsung masuk ke dalam kamar, sedangkan ibu mertua Ishwar enggan masuk ke dalam kamar karena masih merasa ngeri.
“Aku izin masuk ke dalam kamar bu”,
“Siapa tahu aku bisa membantu”, pinta Mahdi menyusul Ishwar.
Apa yang dikatakan oleh ibu mertua Ishwar ternyata benar. Di dalam kamar, istri Ishwar Zainab ada dua.
Zainab sedang tidur terbaring di ranjang. Zainab yang satunya lagi sedang menimang anak Ishwar sambil berdiri.
Wujud dan rupa mereka sama. Baju yang dipakai sama. Dandanannya pun juga sama persis.
Ishwar pun menjadi merinding.
“Kamu siapa?”, tanya Ishwar kepada Zainab yang sedang menggendong bayinya.
Namun sosok itu hanya menatap dan tersenyum kepada Ishwar barang sesaat.
Terlihat sosok itu begitu senang menimang-nimang bayi Ishwar.
“Siapa kamu?”,
“Kamu pasti bukan Zainab”,
Kata Ishwar menyadari sosok yang tengah berdiri itu begitu lain perangainya dibanding dengan istrinya yang asli.
Tapi tiba-tiba suasana berubah ketika Mahdi ikut masuk ke dalam ruangan. Sosok yang menyerupai istri Ishwar itu langsung marah-marah.
“Untuk apa kamu kemari?”,
“Kenapa kamu selalu mengganggu urusan bangsa kami?”,
Sosok itu marah kepada Mahdi.
“Bukannya aku yang mengusik kaum mu”,
“Tapi bangsamu yang selalu mengganggu umat manusia”, balas Mahdi.
“Berikan bayi itu kepada ku”, pinta Mahdi.
“Maafkan aku”,
“Aku hanya disuruh oleh tuanku untuk menjadikan bayi ini sebagai tumbal”, jawab sosok itu.
“Berikan bayi itu kepadaku”, pinta Mahdi.
Mahdi mendekati sosok makhluk jadi-jadian yang menyerupai ibu dari anak itu. Sosok itu kemudian melepaskan bayi Ishwar dengan menyerahkannya kepada Mahdi.
Berada di dekat Mahdi membuat sosok itu berbalik ketakutan.
“Jangan bunuh aku”, sosok itu memohon ampun kepada Mahdi.
Dengan menggendong bayi Ishwar di satu lengan tangan kirinya, Mahdi mencengkeram lengan sosok demit yang sekarang tepat berada di depannya.
“Pergi dari sini”,
“Dan jangan ganggu orang-orang di desa ini lagi”,
Cengkeraman tangan kanan Mahdi sangat kuat, Mahdi melempar sosok jahat itu sampai terpental menabrak dinding kamar. Hingga sosok itu berubah menjadi kepulan asap hitam yang lama-lama memudar dan hilang.
“Ini bayi mu”,
“Anak mu tidak apa-apa”,
Mahdi memberikan bayinya kepada Ishwar.
“Siapa sosok yang menyamar menjadi istriku tadi?”, tanya Ishwar.
“Dia hanyalah jin lemah yang dijadikan sebagai pesuruh oleh tuannya”,
“Dia ditugaskan untuk mengambil anakmu untuk dijadikan tumbal”, jawab Mahdi.
“Lalu bagaimana dengan istriku Zainab yang asli?”, tanya Ishwar.
“Istrimu baik-baik saja”,
“Ia hanya pingsan karena ketakutan”, jawab Mahdi.
“Terima kasih telah menyelamatkan keluargaku”, ucap Ishwar.
“Lalu, siapa sebenarnya dirimu?”, tanya Ishwar.
Mahdi terlebih dahulu tersenyum mendengar pertanyaan terakhir itu.
“Siapa aku?”,
“Siapa aku yang sebenarnya?”,
“Aku akan memberi tahu siapa aku yang sebenarnya hanya kepadamu”, jawab Mahdi.
*
Ishwar dan Mahdi melanjutkan obrolan empat mata seru mereka di ruang tamu.
Zainab dan bayinya ditemani oleh ibu mertua Ishwar tidur di dalam kamar.
Keluarga itu baru saja mendapatkan ancaman yang sangat serius dari setan yang tidak disangka-sangka akan muncul di tengah hari di cuaca yang sedang terik-teriknya.
Ishwar menceritakan semuanya kepada Mahdi tentang apa-apa yang sedang terjadi di desa ini. Kejadian-kejadian yang janggal. Kematian-kematian yang ganjil.
Siapa itu Pak Kaji Ud, mbah Yuti, mbak Siti, tokoh-tokoh masyarakat dan korban-korban yang sudah dikubur.
Mahdi pun membalas membuka ceritanya kepada Ishwar;
“Aku sebenarnya bukan seorang pebisnis kopi”,
“Aku mencari kopi sampai di tempat ini hanya sebagai dalih saja untuk bisa datang ke desa ini”,
“Pekerjaanku yang sesungguhnya adalah seperti yang barusan kamu lihat di dalam kamar tadi”,
“Aku adalah seorang pembela kebenaran dan penumpas kejahatan”,
“Tugasku adalah menaklukan mahkluk-mahkluk jahat antek-antek para setan dan iblis”,
“Termasuk jin-jin dan juga manusia-manusia yang telah membelot”,
Ishwar pun punya banyak pertanyaan yang mau ia ajukan kepada Mahdi;
“Bagaimana kamu bisa tahu kalau di desa ini sedang dilanda kemalangan?”,
“Tidak perlu semuanya aku beritahu kepadamu”,
“Takdir Allah lah yang telah membawaku datang ke kampung ini dan berkenalan denganmu sebagai seorang teman”, jawab Mahdi.
“Lalu apa yang sebenarnya terjadi dengan desa ini?”,
Dengan menjawab pertanyaan itu, Mahdi membongkar kedok apa yang sejatinya terjadi.
Apakah benar Pak Kaji Ud ada di balik semua ini?
Pak Kaji Ud menikahi Siti bukan karena cinta dan kasih sayang. Tapi karena Pak Kaji Ud butuh wadah manusia baru setelah istri keduanya meninggal. Yang harus Pak Kaji Ud penuhi sebagai syarat untuk melakukan sebuah pesugihan yang selama ini telah berhasil membuatnya menjadi seorang yang sangat kaya raya.
Wadah manusia baru dalam wujud seorang istri yang secara sah harus dinikahi. Siti adalah sasaran yang sempurna karena Siti belum pernah melahirkan anak. Jadi raganya masih sangat kuat.
Tubuh Siti di waktu-waktu tertentu akan dipakai semaunya oleh makhluk dari alam yang lain. Makhluk gaib itu adalah jin setan yang disembah oleh Pak Kaji Ud untuk melakukan pesugihan.
Jin setan yang dipelihara di rumah Pak Kaji Ud mengirim anak-anak buahnya untuk mendiami rumah mbah Yuti di desa ini. Jin-jin setan suruhan itu bertugas untuk mencari tumbal dan membuat teror di desa. Supaya orang-orang di desa ini menjadi lemah iman dan lalai terhadap kewajiban mereka untuk bertakwa.
Dengan kedatangan jin-jin setan anak buah dari jin setan pemimpin yang tinggal di rumah Pak Kaji Ud, berdampak pada jin-jin setan yang sudah menetap sejak lama di kampung ini menjadi ikut sembrono untuk sekedar mengusili warga.
Hanya orang-orang yang benar-benar beriman yang tidak akan mampu dikelabui oleh tipu daya jin dan setan. Seperti Pak Kaji Imam bersama warga desa yang lain yang taat beribadah.
“Sudah sore, aku pulang dulu”,
“Jika butuh pertolongan jangan segan-segan untuk memintaku”,
“Urusanku di desa ini belum sepenuhnya selesai”, pesan Mahdi sebelum meninggalkan rumah Ishwar.
*
Zainab ketiduran karena lelah sembari menyusui bayinya.
Begitu Zainab bangun tahu-tahu ia melihat ada dirinya yang sedang menimang anak bayinya sambil berdiri di samping tempat tidur.
Zainab langsung pingsan karena ketakutan ketika melihat sosok yang menyerupai sebagai dirinya itu menatapnya tajam dengan amarah yang sangat mengerikan.
Begitu lah cerita Zainab kepada Ishwar sebelum istrinya itu tidak sadarkan diri.