NovelToon NovelToon
Istri Nakal Gus Altair

Istri Nakal Gus Altair

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Konflik etika / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nonaniiss

Hayi, seorang remaja yang akrabnya di panggil Ay, terpaksa menuruti kemauan ayahnya untuk di kirim ke salah satu pesantren agar dirinya sedikit berubah dari kebiasaan buruknya. dari sanalah sebuah kejadian yang tak pernah terbayangkan dalam hidupnya terjadi, ketika tiba-tiba saja ia di ajak ta'aruf oleh seorang anak pemilik pesantren bernama Altair, yang kerap di panggil Gus Al.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonaniiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27

"Assalamualaikum." ucap Hayi saat sampai di depan ndalem.

Cukup lama ia berdiri di depan ndalem sampai merasa keram semua kakinya. hingga dari kejauhan, terlihat kyai Ilham sedang berjalan menuju Ndalem. Spontan ia langsung berdiri dan memberikan salam. Seolah tahu maksud kedatangan Hayi, kyai Ilham lantas mempersilahkan masuk.

"Duduk dulu, nak." kata Kyai Ilham.

"Kyai, saya di panggil ke Ndalem, emang ada apa? Setahu saya, saya nggak ada buat salah deh." tanya Hayi to the point.

"Ummi, mau ngobrol sama kamu. Tapi nggak tau kok malah belum keliatan sama sekali. Sebentar ya, saya cek dulu di atas." kata Kyai Ilham dengan berlalu pergi meninggalkan Hayi sendirian.

Mata Hayi menatap ke setiap sudut ruangan, melihat berbagai foto dan lukisan arab yang terpajang di dinding. Ada foto keluarga juga yang membuat Hayi penasaran sehingga ia langsung menghampirinya saja. Ia terkekeh ketika melihat foto Gus Altair yang nampak datar saja, berbeda dengan saudara perempuan yang terlihat begitu ceria.

"Assalamualaikum, umi, Abi." kata Gus Altair yang tiba-tiba saja datang membawa Hayi menoleh. Gus Altair terkejut dan nampak bingung kenapa Hayi berada di Ndalem.

"Sedang apa kamu di sini?" tanya Gus Altair.

"Beli galon, Gus." jawab Hayi malas.

"Saya serius, jangan bercanda." kata Gus Altair dengan menggelengkan kepalanya.

"Iya, nyai bilang tadi mau ngobrol sama saya." jawab Hayi membuat Gus Altair langsung berfikir dan tertuju pada sesuatu.

"Lebih baik sekarang kamu pulang saja dulu, ummi dan abi sedang tidak di rumah. Sudah sana pulang, saya juga mau pulang ini." kata Gus Altair membuat Hayi menatapnya dengan aneh.

"Kenapa? Kok gugup gitu?" tanya Hayi dengan menatap curiga Gus Altair.

"Loh, Gus, sudah sampai." kata kyai Ilham di iringi nyai Harsyi di belakangnya.

"Ummi, kenapa ummi memanggil dia ke ndalem?" tanya Gus Altair.

"Sudah, Gus. Duduk dulu, nak. mbak Lia, saya minta tolong bikinin teh manis hangat 4 ya." kata nyai Harsyi.

"Iya, nyai." jawab Liya, santri ndalem yang memang di tugaskan untuk membantu nyai Harsyi

"Saya lihat kamu sering sekali ya di hukum sama Gus Al." kata Nyai Harsyi.

"Iya begitulah nyai." jawab Hayi tersenyum kecil.

"Begini, beberapa hari lalu, Gus Al bilang sama Ummi tentang maksudnya." kata nyai Harsyi yang langsung di potong oleh Gus Altair.

"Jadi bagaimana jawabannya?" kata Gus Altair membuat Hayi terkejut.

"Maaf, nyai, apa saya ke sini hanya untuk masalah ini? Tapi kenapa saya? saya bukan dari kalangan terpandang, jika saya menjadi menantu nyai, bukankah itu akan membuat malu nama pesantren ini. Saya juga bukan anak baik-baik seperti yang kebanyakan orang lihat. Semua juga sudah tahu bagaimana tingkah saya di pesantren ini. Dan jika saya menikah sama Gus Al, itu akan mencoreng nama baiknya. Saya nggak mau itu semua terjadi. Dan juga, saya nggak punya asal usul yang jelas." kata Hayi yang langsung pada intinya karena ia tidak mau membebani siapapun dengan pertanyaan itu.

Ketiga orang itu hanya terdiam saja mendengarkan penuturan Hayi. mereka tentu tidak percaya dengan kata-kata keluar dari mulut Hayi. Hayi yang biasanya mengangkat kepalanya, kini secara tiba-tiba justru menunduk. Entahlah, saat mengatakan itu ia merasa ada sesuatu yang membuat hatinya sakit.

"Gus, anda itu orang yang baik dan sempurna. banyak yang menginginkan Gus. sebelumnya maaf, Gus, nyai, kyai. Ada banyak yang jauh lebih pantas untuk berada di samping Gus Al, dan itu bukan saya." kata Hayi dengan meremas gamisnya.

Hal itu tak luput dari penglihatan Gus Altair. pria itu selalu menatap Hayi yang tengah berbicara, hanya saja gadis itu benar-benar hanya menundukkan kepalanya.

"Kalau sudah tidak ada yang di bicarakan, saya pamit pulang dulu, assalamualaikum." kata Hayi dengan beranjak membuat mereka masih tidak bergeming.

"Gus!! Ngapain bengong? kejar dong!!" seru nyai Harsyi membuat Gus Altair dan kyai Ilham menatapnya.

"Umi, saya sudah di tolak." kata Gus Altair dengan lemasnya.

"Masa baru segitu aja udah nyerah. Kejar dia apa Ummi nikahkan kamu besok!" kata nyai Harsyi dengan mengancam.

"Harsyi, kamu serius?" tanya kyai Ilham.

"Iya mas. Gus!! Malah bengong lagi, cepetan kejar!" kata nyai Harsyi dengan gregetan .

"Assalamualaikum, Ummi, Abi." kata Gus Altair yang pada akhirnya beranjak mengejar Hayi.

Sementara Hayi, sambil berjalan, tak henti-hentinya ia mengusap air matanya yang entah tiba-tiba keluar. Ia juga tidak tahu kenapa dirinya bisa seperti itu. tidak mungkin jika ia sudah jatuh cinta pada Gus Altair. Ia menggelengkan kepalanya dan mengatur nafasnya perlahan untuk menenangkan diri.

"Hayi, tunggu dulu. bisa kita bicara sebentar." kata Gus Altair yang sudah berada di depannya dengan nafas ngos-ngosan.

"Apa, Gus?" tanya Hayi.

"Pikirkan sekali lagi. Saya serius sama kamu, dan saya tidak mempermasalahkan bagaimana masalalu kamu dan asal usul kamu. Bagi saya, kamu tetap Hayi yang biasa saya hukum." kata Gus Altair.

"Benarkah? Bagaimana jika saya sudah tidak perawan? Apakah Gus Altair masih mau menerimanya? Sudahlah Gus...."

"Saya terima apapun itu. Saya bukan mencari yang sempurna, tapi yang bisa menyempurnakan agama saya dan berjalan bersama. saya tidak perduli bagaimana masalalu kamu, jika dengan saya, maka lembarannya berbeda. Saya ingin membangun lagi sesuatu yang mungkin sudah runtuh dalam diri saya ataupun diri kamu, kita bisa bangun sama-sama. Apa kamu mau, Hayi?" kata Gus Altair membuat Hayi hanya terdiam saja sambil menatap Gus Altair dalam

"Aishh sialannn kenapa keluar bodoh!!" maki Hayi di depan Gus Altair sambil mengusap air matanya.

"Apapun yang terjadi, saya pasti akan melindungi kamu, saya berjanji. Kamu mau kan? Setidaknya kamu jangan nangis disini dong, nanti di kirain saya jahatin kamu. Simpan dulu air matanya, karena saya belum bisa mengusapnya walaupun sebenarnya saya sangat ingin." kata Gus Altair membuat Hayi menatap heran

"Dih, manis banget kalimatnya." kata Hayi dengan berdecak kesal.

"cuman sama kamu." kata Gus Altair.

"Iya iya udah ah, gue mau ke masjid, udah adzan." kata Hayi membuat Gus Altair berdecak kesal.

"Jadi kamu mau?" tanya Gus Altair semangat.

"Nggak tau. Assalamualaikum, Gus." kata Hayi dengan berjalan meninggalkan Gus Altair

Pria itu hanya terdiam saja dengan lemasnya karena tidak ada jawaban apapun dari Hayi. Sementara hayi tersenyum manis sambil cekikikan mengingat kata-kata manis yang keluar dari mulut Gus Altair. Entahlah, ada perasaan senang ketika pria itu mengejarnya.

1
Rytha Itha
hahahahahaha hayi bikin heboh lagi dunia pesantren😅😅😅
Riki Novika
😁😂di kirain orang yg lahiran trnyta kambing 😅😅😅
Rytha Itha
biasanya 2😁
Nonaniiss: lg masuk angin ini kak😭1 chptr aja nahan pusing huhuhu doain ya biar cpt sembuh
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!