Fiona Amartha Dawson, hidup berdua dengan kakak perempuan seibu di sebuah kota provinsi pulau Sumatera yaitu kota Jambi.
Jemima Amelia Putri sang kakak adalah seorang ibu tunggal yang bercerai dengan suaminya yang tukang judi dan suka melakukan kekerasan jika sedang marah.
Fiona terpaksa menikah dengan seorang laki-laki yang tidak ia kenal secara mendadak karena suatu insiden guna menyelamatkan harga dirinya sebagai seorang perempuan lajang.
AKBP Laksamana Zion Nugraha tidak menyangka akan menikahi gadis gemoy yang tidak ia kenal karena ketidakadilan yang dialami gadis itu. Niatnya untuk liburan dikampung kakak iparnya menjadi melenceng dengan menjadi seorang suami dalam sekejap.
Bagaimana reaksi Fiona saat mengetahui jika suami yang ia kira laki-laki biasa ternyata adalah seorang kapolres muda di kota Medan?
Akankah ia bisa berbaur pada kehidupan baru dikalangan ibu-ibu anggota bhayangkari bawahan suaminya dengan tubuhnya yang gemoy itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurhikmah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Percakapan suami istri
Fiona yang mendengar suara lembut suaminya tanpa sadar meneteskan airmata dengan pikiran buruk yang menari-nari dalam otak kecilnya itu. Perempuan gemoy bermata biru itu sudah suudzon duluan dengan suami yang baru menikahinya itu.
"Mas, jika Mas mau menceraikan aku karena sudah punya istri dan anak, aku rela! Aku tahu pernikahan ini karena kamu ingin menyelamatkan aku dan kakak dari hinaan orang-orang itu tentang kami!" ucap Fiona yang duluan bersuara karena sudah pesimis duluan sebelum Zion berbicara.
Zion yang melihat istri gemoynya bicara sambil menangis terisak dengan kata-kata yang aneh menjadi heran dan bingung. Namun karena otaknya yang cerdas langsung nyambung mendengar keluhan itu tidak kuasa menahan tawa karena sang istri sudah berpikiran negatif terhadap apa yang ingin ia sampaikan.
Ctak!
"Aduh," keluh Fiona langsung mendongak karena keningnya disentil sedikit kencang oleh tangan Zion saking gemes nya hingga menimbulkan bekas kemerahan.
"Kamu ini! Terlalu banyak nonton drama ya jadi seperti ini! Kata siapa aku akan menceraikan mu! Kata siapa juga aku sudah punya istri! Pantang bagiku mempermainkan pernikahan yang suci meskipun kita belum mengenal lebih dekat!" omel Zion dengan menatap tajam istri gemoynya ini.
Otak kecil Fiona yang cerdas langsung terhubung menelaah perkataan suaminya barusan.
Gadis itu langsung menunduk malu karena sudah salah sangka duluan pada suaminya. Rona merah dikedua pipi tidak bisa ia sembunyikan dan itu membuat Zion menjadi bertambah gemes dan ingin menggigit pipi chubby kemerahan itu.
"Ya mangap, eh maaf!" cicit Fiona dengan memajukan bibirnya.
Cup
Karena tidak tahan Zion langsung mengecup singkat bibir seksi sang istri yang maju beberapa senti itu. Tubuh Fiona mematung sempurna begitu bibirnya disentuh oleh bibir dingin sang suami tanpa ia duga.
Sesaat ia merasa nyawanya pergi melayang entah kemana saking syok nya.
"Ciuman pertama aku!" desis Fiona lirih sembari menyentuh bibirnya dengan ujung jarinya yang terdengar jelas oleh telinga tajam Pak Kapolres.
Senyum lebar mengembang di wajah Zion hingga hampir mendekati telinganya saking lebarnya senyuman itu.
"Itu bukan ciuman, sayang! Ini yang namanya baru ciuman!" bisik Zion dengan memegang tengkuk Fiona yang masih mematung dan melu mat lembut bibir seksi itu atas bawah secara bergantian.
Fiona yang baru mendapatkan perlakuan tersebut hanya diam kaku kayak patung karena bingung mau melakukan apa dan terlebih lagi ia masih belum sadar antara mimpi dan kenyataan.
Jiah, Pak Kapolres bisa aja modusnya ama perempuan polos kayak Mbak Fiona.
Ciuman lembut dan manis semanis gulali membuat Fiona terbuai meskipun hanya menikmati saja karena tidak tahu cara membalasnya sehingga tanpa sadar satu leng u han keluar dari bibir manis dan seksi itu.
Oksigennya menipis membuat gadis yang sudah tidak per awan lagi bibirnya menepuk-nepuk dada Zion karena hampir kehabisan napas.
"Bernapas, sayang! Kamu bisa kehabisan napas jika menahan napas ketika ciuman!" ucap Zion lembut dengan kedua kening masih menempel.
Bahkan hembusan napas mereka saling berhembus tanpa menjauhkan jarak keduanya. Wajah Fiona yang memerah karena malu membuat Zion semakin gemes dengan istri gemoy nya itu.
"Ish, aku kan gak tahu bakal dicium kayak gitu!" rengek Fiona menahan malu di hadapan suaminya.
Zion terkekeh kecil mendengar rengekan sang istri dan mengusap sisa-sisa saliva yang masih tertinggal dibibir bawah Fiona dengan jempolnya yang besar secara lembut.
Sentuhan itu kembali membuat Fiona tertegun, menatap lekat wajah sang suami dari dekat yang terlihat sangat tampan dan menggoda iman dan imun jiwa raga Fiona yang mudah meleyot jika berhadapan dengan pria tampan seperti Dylan Wang yang menjadi suami halu nya selama ini.
Zion semakin besar kepala melihat wajah sang istri yang menatapnya dengan penuh pujaan. Ia beranjak dari meja kecil yang tadi ia duduki dan pindah ke samping sang istri dipinggir tempat tidur.
"Sayang, aku pria lajang saat menikahi mu beberapa jam lalu! Aku bukan suami orang, tunangan orang atau pacar seseorang. Aku hanya belum jujur mengatakan apa profesi ku dan pekerjaanku padamu! Hanya itu rahasia yang aku sembunyikan padamu, Fiona!" ucap Zion dengan menarik tangan lembut Fiona ke pipinya.
Pipi Fiona bersemu malu melihat sikap Zion yang sangat berbeda dengan dirinya beberapa jam lalu saat pertama kali bertatapan mata hingga sah menjadi suami istri tadi.
"Sayang, aku adalah seorang aparat kepolisian yang bekerja di Kota Medan dengan jabatan Kapolrestabes. Aku baru dilantik beberapa bulan lalu menggantikan pimpinanku yang meninggal secara mendadak karena sakit. Jadi, suamimu ini bukan pria biasa yang waktunya paling banyak di kesatuan daripada di rumah. Namun, sebagai seorang suami, aku akan berusaha membagi waktu antara dirimu dan pekerjaanku agar kamu tidak merasa diduakan dengan pekerjaanku sebagai pelayan masyarakat," sambung Zion lagi dengan perasaan was-was karena takut Fiona menolak profesi nya itu.
Mulut Fiona melongo mendengar kejujuran tentang siapa sang suami dari mulut pria itu sendiri. Ia sungguh tidak menyangka sama sekali menjadi istri seorang petinggi kepolisian yang baginya itu posisi yang paling bergengsi.
Fiona menelan ludah membayangkan bagaimana kehidupan mereka nanti, apalagi bayangannya menjadi Ibu Bhayangkari dengan baju warna pink berkumpul dengan istri polisi-polisi lainnya yang menjadi bawahan sang suami.
Terbesit rasa insecure dihatinya karena dirinya hanya perempuan biasa yang tidak punya apa-apa yang bisa dibanggakan untuk mendukung karir sang suami.
Fiona tanpa sadar menggigit bibir bawahnya karena gelisah dan takut secara bersamaan.
"Hei, sayang! Jangan gigit bibirmu! Biarkan itu menjadi tugas Mas dengan menggigit bibirmu!" tegur Zion dengan melemparkan candaan berselimut modus pada sang istri.
"Ish, itu mah maunya Mas!" sungut Fiona dengan muka cemberut.
"Hehehehe, kamu tahu aja!" kekeh Zion dengan memeluk bahu Fiona yang masih gelisah.
Zion peka dengan wajah muram sang istri setelah ia mengatakan apa pekerjaaan nya. Makanya ia memberikan candaan meskipun berkedok modus operasional seorang Pak Kapolres yang baru memulai dunia rumah tangga.
"Sayang, kita ini suami istri baru yang belum mengenal satu sama lainnya lebih dekat. Jadi, mulai sekarang kita berdua harus saling membuka hati masing-masing untuk mendekatkan diri agar tidak ada rasa canggung atau tidak enakan antara suami istri. Meskipun belum ada cinta tercetus diantara kita berdua, bagi Mas sendiri yang sudah menghalalkan kamu di hadapan Allah, sudah menjadi kewajiban Mas untuk mencintaimu yang sudah halal apapun keadaannya. Jadi, mulai sekarang apapun yang kamu rasakan sama Mas, katakan saja terus terang dan ungkapin apa yang ada didalam benakmu karena Mas bukan dukun yang bisa baca pikiran mu tanpa bertanya," ungkap Zion panjang lebar.
Bersambung...
Notes!
Jangan dicari nama Zion sebagai Kapolrestabes Medan ya Guys? Karena semuanya goib alias halu nya otor yang hobi menghalu sambil rebahan makan ciki.
biasalah tebak2 gak berhadiah 😀