Sudah jatuh tertimpa tangga, itulah sebuah ungkapan yang tepat untuk seorang Gadis cantik bernama Safira Navia, Beasiswa yang tiba tiba di cabut oleh pihak kampus setelah kepergian Ibunya membuat Safira langsung melemas seketika.
Pekerjaannya yang hanya sebagai pelayan Cafe pun tidak mencukupi biaya kuliah nya, mundur dari bangku perkuliahan nya pun tidak mungkin karena hanya tinggal sedikit menuju gelar Sarjana nya.
yuk ikuti ceritanya, bagaimana Safira menjalani semua kehidupannya, selamat membaca semoga suka dengan ceritanya.
.
.
.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jeny chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 Tempat tinggal baru
Safira langsung menuju rumahnya karena waktunya tinggal beberapa menit lagi sisanya, dia harus mengepak pakaian juga berkas berkas pentingnya.
"Ibu..... maafin Fira, rumah ini akan tetap aman selama Fira gak tempati. "
gumam Safira saat tiba di depan rumah nya.
Rumah peninggalan orang tuanya walaupun tidak terlalu besar tapi rumah ini sangat memberikan kenyamanan saat kedua orang tua nya masih lengkap tapi semua terasa sepi saat Ibu nya Safira meninggal dunia minggu lalu.
Hanya satu tas besar yang Safira gunakan untuk membawa barangnya, hanya ada peralatan kuliah dan beberapa setel pakaian.
"Mungkin Pak Al sudah menyiapkan pakaian, dia kan yang meminta jangan membawa banyak pakaian, hanya yang penting saja. "
gumam Safira saat mengangkat tas nya dan membawa nya menuju teras.
Tas selendang yang Safira bawa berisi leptop dan juga beberapa buku untuk keperluan kampusnya, dia masih menunggu Al menghubungi dan memilih duduk di kursi yang ada di teras rumahnya.
Safira memainkan handphone nya dan ternyata ada pesan dari Maya.
💬 Firaa..... seriusan kamu mengundurkan diri dari cafe?? kamu baik baik saja kan??
Satu pesan dari Maya dan membuat Safira menghela nafasnya karena Pak Al pasti sudah mengurus semuanya.
"Biarkan saja lah jangan di balas sekarang, mendingan aku ke depan sebelum dia ngamuk karena menunggu. "
gumam Safira sambil membawa tas besarnya dan segera berjalan menuju jalan raya dimana Al sudah menunggunya.
"Buka bagasi dan simpan tas besar nya di dalam bagasi. "
titah Al saat membuka pintu kaca mobilnya dan Safira mengangguk lalu berjalan menuju belakang mobil.
Safira kembali masuk kedalam saat urusan bagasinya selesai, dia tidak banyak bicara karena memang malas memulai pembicaraan.
"Kamu bawa barang segitu banyak nya?? saya bilang seperlunya kan?? "
ucap Al yang memecahkan keheningan.
"Itu isinya beberapa setel pakaian sama peralatan kuliah saya Pak Al. "
ucap Safira dan Al hanya menghembuskan nafasnya.
"Terserah kamu saja Safira tapi kalau menurut saya itu kebanyakan, saya sudah siapkan semua kebutuhan kamu loh dan maaf saya membawa kamu ke Apartment karena rumah yang kemarin itu khusus untuk istri saya kelak. "
ucap Al dan Safira hanya menganggukkan kepalanya karena dia kembali sakit mendengar ucapan Al.
Perjalanan tiga puluh menit akhirnya tiba di sebuah gedung begitu megah dan tinggi, Al meminta Safira memperhatikan dia saat mengakses masuk menuju unit nya dan Safira terus memperhatikan nya sampai tiba di sebuah pintu dan terbuka.
Apartment mirip rumah, begitu mewah dan berlantai dua, Safira terus berdecak kagum melihatnya dan dia yakin pasti sangat mahal.
"Kalau penampakan nya seperti ini maa lebih bagus dari pada rumah yang untuk istrinya katanya. "
gumam Safira saat memasuki unit apartment dengan kekaguman yang begitu terlihat oleh Al.
"Ini kunci aksesnya dan harus selalu kamu bawa karena hanya memiliki dua, satu di tangan kamu dan satu ada di saya, kamu mengerti kan jalur aksesnya Safira?? "
ucap Al dan Safira menganggukkan kepalanya kembali.
"Saya mengerti Pak dan maaf kalau kamar saya yang mana yaa. "
ucap Safira dan Al langsung mengerutkan keningnya.
"Hanya ada satu kamar di lantai atas dan itu kamar kita berdua, silahkan kamu lihat dan rapihkan barang barang kamu, saya sudah siapkan tempatnya dan cari sendiri sampai ketemu. "
ucap Al yang menunjuk lantai dua lalu Al memilih menuju dapur untuk menghilangkan dahaganya.
Safira langsung menuju kamar yang di maksud oleh Al, ternyata di lantai dua hanya ada satu pintu saat tiba di tangga teratas dan begitu terbuka, kamarnya begitu mewah, Safira sampai membuka pintu kedua saat menemukan ranjangnya.
"Hmmmmm..... indah sekali kamarnya, pantas saja gak ada kamar lagi hanya ada satu dan ternyata kamarnya begitu luas dan ranjangnya begitu besar juga megah. "
ucap Safira yang mengagumi kamarnya.
Safira langsung kembali ke area depan kamar dan segera merapihkan pakaiannya karena lemari ada di area depan, Safira kembali di buat kagum melihat pakaian wanita yang di siapkan untuknya begitu banyak dan bermacam macam.
"Kenapa Dia sangat mesum sekali, ini kan gaun malam dan jumlahnya sangat banyak. "
ucap Safira saat menemukan beberapa gaun malam di gantung rapih paling ujung di dalam lemarinya.
Safira masa bodo saja karena dia langsung merapihkan pakaian yang dibawanya, Safira bernafas lega karena Al menyediakan rak buku juga meja belajar.
"Setidaknya dia peduli dengan sekolah. "
ucap Safira saat menyimpan buku terakhir di rak buku dekat meja belajarnya.
Saat asik dengan leptop nya ternyata Al masuk kedalam kamar dan Safira tidak menyadarinya, Al melongo melihat leptop milik Safira yang begitu jadul dan ketinggalan zaman.
"Masih ada leptop seperti itu di zaman sekarang, ganti nanti setelah saya memberikan kamu akses uang. "
cibir Al dan membuat Safira mendelik sebal mendengarnya.
"Sini Safira karena ada beberapa hal yang akan saya jelaskan ke kamu. "
ucap Al yang duduk di sofa lalu meminta Safira menghampirinya.
Tanpa membantah Safira langsung duduk di samping Al dan Al langsung mengeluarkan dompetnya lalu memberikan dua buah kartu pada Safira.
"Pakai kartu ini untuk biaya kebutuhan kamu, isi kulkas dengan bahan masakan karena saya akan pulang kesini setiap hari dan saya paling suka makanan rumahan, kamu juga ganti leptopnya dan sediakan uang cash di dompet kamu, nomer pin nya sudah saya kirim di pesan handphone kamu. "
ucap Al sambil memberikan dua kartunya dan Safira langsung menerimanya.
"Pak Al beneran mengurus pengunduran diri kerja saya di cafe?? "
tanya Safira dan Al mengiyakannya.
"Saya hanya menghubungi saja tanpa datang, fokus kuliah karena nilai kamu anjlok sekali Safira dan mengakibatkan beasiswa kamu di copot. "
jawab Al dan Safira menganggukkan kepalanya.
"Kamu tahu kan status kamu apa?? saya yakin kamu mengerti tanpa saya menjelaskan, ini pil penunda kehamilan dan wajib kamu minum sebelum saya menyentuh kamu, ingat Safira kamu adalah wanita saya saat ini sampai batas yang tidak di tentukan, kamu jangan berani dekat dengan laki laki manapun, sebisa mungkin kamu jangan sampai hamil karena saya belum mau memiliki anak. "
jelas Al setelah menyodorkan kotak berisi pil penunda kehamilan.
"Baik Pak Al dan lagian saya juga gak mau hamil, karena fokus saya hanya pada kuliah. "
jawab Safira dengan nada santainya setelah menerima kotak pil nya.
"Kamu masih virgin?? "
tanya Al dan Safira langsung menatap ke arah Al.
"Nanti Pak Al mengetahuinya sendiri, saya gak akan menjawab pertanyaan nya. "
jawab Safira dan Al langsung menatap tajam ke arah Safira.
"Kenapa marah, lagian saya kan hanya jadi simpanan Pak Al jadi gak penting juga kan, saya masih Virgin atau tidak nya. "
ucap Safira kembali dan Al langsung memalingkan wajahnya mendengarnya.
.
.
Bersambung.......