Ganhia Wijaya, seorang gadis cantik yang penurut dan pekerja keras, hidup dengan tenang di bawah naungan keluarganya yang sederhana. Namun, kedamaian itu hancur ketika ayahnya terjerat utang besar kepada Tuan Danendra Mahendra, seorang pengusaha muda yang kaya raya namun terkenal dengan sifatnya yang dingin dan sombong. Demi menyelamatkan bisnis keluarganya yang hampir bangkrut, ayah Ganhia memaksa putrinya untuk menikah dengan Danendra, meski hatinya menolak.
Akankah mereka menemukan kebahagiaan di tengah pernikahan yang dilandasi oleh sebuah kontrak yang penuh tekanan?
yuk mampir yuk di karya pertama aku🙏😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Merlin.K, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hasil penyelidikan Latar Belakang Ganhia
Pagi itu, Ganhia terbangun karena alarm yang sudah disetel sejak malam sebelumnya. Bunyi alarm yang keras memecah kesunyian pagi, membuatnya segera terbangun dan bergerak cepat. Sebelum mengambil langkah lebih jauh, dia memeriksa jam di ponselnya: pukul 6 pagi. Ganhia menoleh ke arah ranjang "untuk Tuan iblis itu belum bangun."gumamnya. Ganhia bergegas ke arah kamar mandi dan menyiapkan keperluan mandi Danendra.
setelah selesai dengan keperluan mandi Ganhia keluar dari kamar mandi dan melangka ke ruang ganti untuk menyiapkan pakaian kantor Danendra.
Saat Ganhia keluar dari ruang ganti Ganhia Masi mendapatkan Danendra yang masih tidur." apa dia tidak pergi bekerja diakan bos, Bos mah bebas."
Sebenarnya Danendra sudah bangun sejak Ganhia melangka ke Kamar mandi hanya saja Danendra ingin menjahili Ganhia saat mendengar Ganhia mengucapkan Taun Iblis.
"apa aku membangunkannya saja ya? tunggu sekertaris komplek itu kan perda berkata Tuan muda Tidak suka di ganggu."
"Ah tunggu ajalah sampai Tuan bangun."
Danendra yang mendengar tersenyum dan Beta pura-pura tidur, masih ingin mendengar Ganhia berbicara.
"Ternyata gadis ini suka berbicara sendri, tadi mengatakan Sekertaris komplek apa itu Dirga hhhh sungguh gadis ini berani dengan Dirga belum tau aja dia Dirga lebih kejam dari aku bagai mana kalau Dirga tau ya hhhh."
Tidak mendengarkan lagi Ganhia berbicara Danendra bangun dan langsun berjalan ke arah kamar mandi, sedangkan Ganhia yang melihat Danendra bangun langsun berdiri dan menunggu Danendra di depan pintu untuk mendengar perintah selanjutnya.
Beberapa menit kemudian Danendra keluar dan melangka ke arah ruang ganti sedangkan Ganhia tetap di tempatnya takut jika Ganhia ikut akan mendapatkan pemandangan yang akan merusak mata sucinya lagi.
Saat Danendra keluar dari ruang ganti Ganhia terheran dengan sifat Danendra pagi ini.
"tumben tidak iblis ini tidak memerintah dan membuang handuk basah ke depan ku"
sedangkan di bawah ruang makan semua pelayan terheran tumben sekali Tuan Danendra terlambat bangun, dan biasanya suda ada RI ruang makan sebelum Dirga datang dan Pak Haris sudah beberapa kali ke kamar untuk membangunkan penghuni kamar itu tapi selalu tidak ada respon.
Sekalii lagi pak Haris naik ke atas untuk memberitahukan kepada Tuan dan Nona mudanya bahwa sarapan sudah siap.
Tok..tok..
Ganhia membuka pintu dan pak Haris melihat Danendra yang baru selesai mandi dan sementara memasang dasi.
"Apa ini Tuan muda baru selesai mandi jam apa Tuan muda baru bangun tumben" dalam kebingungan pak Haris di kagetkan oleh suara Ganhia.
Pak Haris...
Eh maaf Nona Tuan sarapan sudah siap..
Ganhia melirik sedikit ke arah Danendra dan hanya mendapatkan deheman seperti biasa.
dan Danendra melangkah keluar kamar di ikuti oleh Ganhia dan Pak Haris.
Selamat pagi Tuan..... Sapa Dirga
Hmmm
Danendra melangkah ke arah meja makan dan pak Haris menarik kursi dan Danendra mendudukkan bokongnya,setela Danendra duduk Ganhia ikut duduk di sampingnya dan mulai menuangkan sarapan ke piring Danendra, Seperti biasa, suasana sarapan dipenuhi dengan keheningan, hanya sesekali terdengar suara sendok atau gelas yang diletakkan. Pak Haris, yang sudah terbiasa dengan kebisuan Tuan Muda, hanya bisa memberikan senyuman kecil saat melayani.
Setelah makan, Danendra dan Dirga segera berangkat ke kantor. dalam perjalanan Danendra membuka suara.
"Apa kamu tau Dirga, gadis bodoh itu ternyata suka berbicara sendiri." Danendra berucap sambil tersenyum. Sedangkan Dirga yang melihat Tuannya tersenyum sedikit mengerutkan keningnya.
"ha Tuan muda tersenyum anda luar biasa nona bisa menjinakkan tuan Muda arogan ini"
"Apa kamu suda menyelidiki Latar belakang gadis itu?"
Sudah Tuan...
Tidak terasa mereka sudah sampai di depan gedung Mahendra Group, Dirga mengentikan mobil dan turun untuk membukakan pintu mobil untuk Danendra, Para karyawan menyambut kedatangan Danendra dengan hormat, masing-masing berusaha menyembunyikan rasa kagum mereka terutama para karyawan wanita.
Danendra memasuki ruang kerjanya dengan langkah mantap, menatap layar komputer dan menyiapkan diri untuk pekerjaan yang menunggu. Namun, tak lama setelah itu, Dirga, rekan mendekat dengan membawa berkas tebal.
Ini Tuan yang anda Minta...
Danendra sedikit menatap berkas yang ada di tangannya, mulai membuka dan membacanya. Laporan itu berisi informasi tentang Ganhia Wijaya, tentang keluarganya, dan bagaimana kehidupannya berjalan hingga saat ini. Ternyata, Ganhia adalah putri sulung Tuan Wijaya dari istri pertama yang telah meninggal, dan setelah ayahnya menikah lagi dengan Maya, hidupnya berubah drastis.
Awalnya, Ganhia merasakan kehangatan dari orang tua keduanya, namun seiring waktu, sifat asli ibu tirinya mulai terungkap. Ibu tirinya mulai memaksa Ganhia untuk mengerjakan pekerjaan rumah dan sering memarahinya tanpa alasan yang jelas. Saat Ganhia menyelesaikan pendidikan dan memutuskan untuk mencari pekerjaan, ia mulai membangun bisnis sendiri bisnis peralatan kecantikan. Namun, semua itu ia lakukan tanpa sepengetahuan orang tuanya dan juga adik tirinya, Marsela.
Suatu ketika, keluarga Ganhia menghadapi krisis finansial yang besar, dan ayahnya, Tuan Wijaya, terpaksa menawarkan kedua putrinya kepada Tuan Muda Danendra untuk menyelesaikan masalah keuangan mereka. Tentu saja, Marsela tidak tahu siapa pria yang dimaksud oleh ayahnya. Ia mengira ayahnya akan menikahkan mereka dengan pria kaya yang bisa menaikkan status sosial mereka.
Marsela menolak dengan keras, merasa bahwa pernikahan tersebut akan menghancurkan karier modelingnya. Namun, ibu tirinya Maya mendukung pendapat Marsela, bahkan berusaha keras meyakinkan ayahnya bahwa Marsela tidak seharusnya menikah demi kariernya. Sementara itu, Ganhia berada dalam posisi yang sulit, dengan ayahnya yang tetap mendesak keputusan tersebut dan berkata bahwa keputusan akhirnya ada di tangan Danendra.
"apa saya terlalu kasar kepadanya Dirga ternyata dia menderita di rumahnya sendri dan masuk kerumahku Masi menderita?"
"apa yang Tuan katakan apakah dia sudah peduli dengan Nona Ganhia?" guman Dirga.
"Seperti yang saya dapatkan Tuan Nona Muda sering mendapatkan perlakuan buruk dari ibu dan adik tirinya."
"Dirga apa saya harus minta maaf kepadanya saya sering melihatnya menangis di balkon."
"Hal gila apa lagi ini Tuan seumur hidupku saya belum perna melihat Anda meminta maaf ke seseorang Tuan, apa hati anda mulai di huni oleh Nona muda aku sangat mendukung Nona muda berada di samping anda Tuan."
Dirga hanya diam memperhatikan tuannya yang sedang melamun dengan pikirannya sendiri.
"Ah Dirga jangan sampai say meminta maaf kepadanya itu sangat memalukan, cega saya saat akan mengatakan kalimat maaf itu."
Baik Tuan..
ternyata hanya untuk di panggil
sayang....
lanjut thor ceritanya
sedikit demi sedikit
telah tumbuh
lama" buanyak
dan bucin...
lanjut thor ceritanya