NovelToon NovelToon
Melarikan Diri Dari CEO Posesif

Melarikan Diri Dari CEO Posesif

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti Konglomerat
Popularitas:177.5k
Nilai: 4.9
Nama Author: LaSheira

Awalnya aku merasa melayang dan jatuh cinta, tapi setelah tahu alasannya memilihku hanya karena aku mirip cinta pertamanya, membuat hatiku terluka.

Bisakah aku, kabur dari obsesi cinta suamiku🎶

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7. Nanas Oh Nanas

Sejauh mata memandang, hamparan pohon nanas terbentang. Pohon nanas yang sebagian sudah sampai pada usia panen.

Para penduduk di desa ini memang kebanyakan adalah petani nanas, walaupun ada juga yang menanam tanaman lain, seperti cabe dan ubi. Namun komoditas pertanian yang paling terkenal dari daerah ini adalah nanas.

Dan diantara para tukang panen, ada seorang laki-laki yang terpaksa mengikuti arus, demi bertahan hidup. Dia adalah Venus, kakak laki-laki Viola. Seorang desain grafis yang harus pulang kampung sejak gagal ikut kompetisi di kota.

Tapi, bukan hanya itu alasannya, orangtuanya yang kecelakaan pada kecelakaan beruntun kala itu, telah merengut nyawa ayahnya. Ibu memang selamat, namun kesehatan fisiknya turun drastis. Beliau sudah tidak bisa melakukan pekerjaan berat, bahkan sekedar berfikir hal-hal berat bisa membuatnya kejang.

Belum lagi trauma ibu pada kecelakaan dan keramaian, membuatnya pulang kampung adalah pilihan yang terbaik. Dan menjadi buruh petik nanas, bukanlah pilihan. Karena memang hanya pekerjaan ini yang ada.

"Nanas sialan! kenapa tidak ada habisnya si!" Dibawah terik matahari laki-laki itu memaki sekumpulan pohon nanas yang sudah siap panen. "Kenapa orang-orang suka makan buah asam dan gatal begini! ahhh, nanas sialan!"

Pemilik kebun yang sedang kipas-kipas di pondokan sambil menimbang hasil panen para pekerja, tentu saja mendengar makian Venus.

Baju motif bunga-bunga yang dipakai wanita itu langsung menyala.

"Heh! bocah gila! beraninya kau memaki nanas-nanas ku yang berharga. Dasar bocah sialan!"

Venus meletakkan keranjang penuh nanas dari punggungnya ke timbangan.

"Bibi, kenapa panennya banyak sekali hari ini!"

Plak! Kardus yang dipakai bibi pemilik kebun untuk kipas-kipas dia pukulkan ke kepala Venus. Plak! Dua kali.

"Dasar bocah gila! mengeluh saja kau kerjaannya. Semakin banyak yang kau petik, semakin banyak uangmu!"

"Aaaa! aku muak sama nanas dan kampung ini!"

Venus langsung ambruk di tanah, dan bersandar pada boks besar, nanas yang sudah disortir berdasarkan besar kecilnya buah.

Kalau sudah mengeluh dengan getir begitu, bibi pemilik kebun pun menjadi iba. Bibi pemilik kebun adalah teman kecil ibu Venus, jadi wanita itu tahu, betapa malangnya anak laki-laki lulusan universitas di kota itu, harus mengurus ibunya yang sakit-sakitan dan gagal bekerja di bidang yang dia sukai.

"Kamu masih mimpi ingin tinggal di kota dan masuk perusahaan sebesar Hexan Group?"

"Jelaslah Bi, memang aku mau membusuk bareng nanas-nanas bibi disini."

Plak! Kardus yang dipakai bibi buat kipasan dia pukulkan lagi ke kepala Venus.

"Bocah kurang ajar!"

"Hehe, aku sudah dapat berapa keranjang Bi hari ini, 10 ya?"

"Ngayal, makanya jangan ngeluh aja, baru juga dapet 3 keranjang kamu itu. Kebanyakan ngoceh dari tadi."

"Hah! 3 keranjang! Dasar nanas sialan!"

Plak!

"Aaaa! Kenapa memukulku terus si Bi, nanti aku jadi bodoh dan nggak bisa desain lagi!"

"Biarin, biar membusuk kamu sama nanas-nanas ku!"

"Aaaa! Bibi!"

"Sudah sana! kerja lagi sana!"

Walaupun menggerutu, Venus menyambar topi dan keranjangnya. Berangkat lagi ke tengah kebun.

"Ah, sialan panas sekali!"

Baru saja menunduk dan memetik satu buah nanas, tiba-tiba ada yang lewat dan menubruknya sampai dia terjerembab mencium tanah. Terdengar suara tawa bibi dari pondokan, pasti dia melihat, gumam Venus.

"Heh! kurang ajar! sudah menabrak orang bukannya minta maaf! sini kau sialan! aku memang sedang kesal. Eh, perempuan?"

Rambut panjang dibawah topi terlihat oleh Venus, walaupun wajahnya tidak, tapi laki-laki itu yakin, tubuh kecil mungil di depannya pasti perempuan.

"Heh, siapa kau? aku tidak pernah melihatmu! angkat topimu!"

Bukannya minta maaf dan mengangkat topi, bocah yang sudah menabrak Venus malah mengangkat tangannya, dan mengacungkan jari tengahnya.

Venus yang sudah emosi, semakin mendidih. Dia membanting topinya, dan maju ke depan.

"Sialan! aku tidak perduli kau perempuan!"

wuzzz...

Venus menepis topi yang menutupi wajah bocah yang menabraknya, sinar matahari langsung menyambar, bersama hembusan angin yang menerbangkan rambut sehitam langit malam itu.

"Hehe, kakakku yang bodoh dan pemarah, apa kabar Kak?"

"Vio? Viola? Hah? Kamu beneran Viola?"

Venus mengguncang bahu adiknya sampai maju mundur, belum yakin, dia mencubit kedua pipi adiknya, dan sampai melihat tanda lahir di belakang telinga adiknya.

"Apa si Kak! ini aku! Viola!"

"Kenapa kau bisa ada di sini? Heh! Vio! sudah aku bilang jangan pulang, disini cuma ada nanas sialan, kau mau apa di sini!"

Mendengar kata-kata itu, pipi Viola langsung memanas.

Ya, Venus melarangnya pulang dan menyuruhnya menetap di kota. Mengejar mimpinya dan jangan menoleh ke belakang, jangan biarkan ibu menjadi beban. Biarkan dia yang menanggung semuanya. Viola tidak boleh hancur dan menyedihkan seperti dirinya.

"Kumpulkan uang yang banyak, lanjutkan kuliahmu dan bekerjalah di perusahaan besar. Jangan pikirkan aku dan ibu, aku masih bisa mencari uang dengan membuat desain dari desa, dan panen nanas-nanas sialan itu. Jadi jangan pulang!"

Dan sekarang, yang ada di depan Venus benar-benar adiknya.

"Dasar bodoh! kenapa kau pulang! Kau mau membusuk dengan nanas-nanas ini!"

Viola mulai menitikkan airmata, sudah lama tidak bertemu, eh langsung dimarahi.

"Kak, apa kau tidak merindukan ku? Aku sangat rindu pada Kakak dan ibu, sampai aku menyusul kemari tahu."

Viola merentangkan tangannya, walaupun menggerutu Venus memeluk tangis adiknya. Mengacak rambutnya. Sambil memejamkan mata dan bergumam dengan getir. Kenapa kau pulang ke tempat menyedihkan ini.

"Dasar bodoh."

"Hehe.. Kakak sudah dapat berapa keranjang?"

"Seratus, ayo pulang. Ngapain juga kamu malah ke sini!"

"Mau bantu panen."

"Bantuin apa, dasar bodoh! ayo pulang."

Venus mendelik marah saat Viola bilang mau membantu panen nanas, amarah Venus membuat Viola menurut dan mengikuti langkah kaki kakaknya. Menuju pondokan bibi pemilik kebun.

Disana bibi membayar tiga keranjang yang sudah dipetik Venus tadi, sebenarnya mau meledek, tapi aura Venus yang sedang tidak bisa diajak bercanda, membuat bibi hanya melambaikan tangan pada Viola.

"Mampir ke rumah nanti ya Vio, bibi masakin makanan kesukaan kamu."

"Ia Bibi, pulang dulu ya."

Viola berjalan cepat mengimbangi langkah besar Venus, saat Viola menubruk tubuh Venus, kakaknya baru memperlambat langkah.

"Kak.."

"Apa!"

"Kenapa marah-marah terus si, aku pulang karena kangen kalian."

Venus tidak menjawab, hanya berjalan sambil mengandeng tangan adiknya.

"Aku bawa oleh-oleh buat Kakak."

"Dih.."

"Ya udah kalau nggak mau."

Venus menoleh, tapi tidak menghentikan langkah. Mereka menuruni jalanan agak terjal, laki-laki itu berbalik dan menunggu Viola berjalan di sampingnya.

"Bawa apa?"

"Hehe..."

"Dasar! memang siapa yang menyuruhmu pulang. Anak bodoh!"

"Aku bawa burger. Hehe, Kakak sudah lama nggak makan burger kan? aku juga bawa kopi enak dari kafe tempatku bekerja."

"Heh, bisa-bisanya, kamu nyolong kopi dari kafe?"

"Siapa yang nyolong, dasar. Kalau nggak mau biar aku minum sendiri. Burgernya aku makan sama ibu saja."

Viola melepaskan tangan kakaknya, lalu berlari duluan, sambil menjulurkan lidah dan jari tengahnya.

"Heh! Dasar bocah! nyontoh siapa kamu kurang ajar begitu."

"Kan kakak yang ngajarin, week."

"Heh! Viola!"

Viola sudah berlari menuju rumahnya. Venus langkahnya terhenti, karena hpnya bergetar. Nama temannya yang sudah beberapa kali memesan desain padanya muncul.

"Hallo.."

Berjalan sambil mendengarkan.

"Gila! Serius, dengan Hexana Group? mau-mau, aku mau join. Gila! Serius kan? sudah menang tender, seriusan!"

Bersambung

1
Nur Lela
selalu keren
n.m
apa hugo udah tau vio ada tabungan sendiri dari hasil ngambil cash ya
❤️ mamah kanay ❤️
lanjut Thor.....🥰🥰🥰🥰
n.m
sekalian bawa lari aja yang jauh kata bastian tuh venus😂
n.m
tuhkan bener emang nanas bisa jadi jalan ketemu jodoh eh ketemu istri orang🤣
n.m
aura² untuk ngerusak rumah tangga adik ipar sendiri 😂
n.m
itu namanya ngerjain orang
udah berani ya venus 😂
n.m
hal yg disembunyikan hugo ternyata peristiwa kecelakaan ini ternyata
Bastian tanpa sadar menikah dengan orang yg ayahnya telah merenggut kekasihnya hanya karena wajahnya yg mirip
kayaknya sih ini
srimusvita
apakah rahasia ttg kecelakaan ayah viona yg disimpan hugo....jangan berharap bisa kabur dari veo gila vio....
ingat saat daniah kabir ke ruko malam itu...😁
Irma
hugo binatang buas & langka 🤣🤣
Irma
jangaaaannn.. ntar si bastian menggilaa 😂😂
Nur Lela
gila keren abis
Irma
masih blm paham aku 🤭
Irma
waahh.. bener2 semua keluarganya udah pada tau yaa klo bastian udah nikah lagi sama vio..
Irma
nah jodohin aja venus sama celine.. biar pada nanem nanas 😂
Ambarwaty Dewi
luar biasa
Mimin Saminah
iya kan Hugo udah tau kalo yg kecelakaan sama pacarnya bas itu bpa nya vio,,,cum
Mimin Saminah
tuh kan Celine calon jodoh nya venus udah ketemu🤭
Ipeh Syaripeh
ada apa ya dngn kematian ayahnya vio
SasSya
eeeeeeee
beneran Celine 🤣🤣🤣
jodoh2,🤲🏻🤲🏻🤲🏻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!