Clarissa Atmaja yang baru kembali dari studinya disambut dengan tanggal pernikahan untuk menikahi laki-laki yang sudah menjadi tunangannya, laki-laki pilihan papanya. Namun, saat kembalinya ia dipertemukan dengan laki-laki yang menggetarkan hatinya, dan membuatnya jatuh cinta.
Angga yang dulunya pria yang hangat, berubah jadi dingin dan tak ingin lagi mengenal dengan yang namanya perempuan karena sakit hati dengan perempuan masa lalunya. Sehingga, membuat orang-orang berpikir dan menganggapnya laki-laki yang tidak normal atau tidak menyukai perempuan. Tetapi, Rissa bertekad untuk mengejar cintanya, dan menaklukkan laki-laki yang ia sukai. Tidak peduli dengan statusnya yang sudah bertunangan, dan tentang isu mengenai laki-laki yang ia sukai.
Mampukah Rissa menaklukkan hati Angga Wijaya atau ia akan menikahi laki-laki pilihan papanya yang sudah menjadi tunangannya?
oh ya kak jika berkenan follow Instagram aku mamika759
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Resign
Malam harinya.
"Gimana Ris," tanya Anggun pada Rissa.
"Gimana apanya?" jawab Rissa sambil menautkan alisnya menatap Anggun.
"Hari pertama Lo kerja di sana," ucap Anggun tersenyum sambil menarik-turunkan alisnya.
Rissa menghela nafasnya, dan menghembuskanya perlahan. Kedua sahabatnya memasang telinga mereka untuk mendengar ceritanya.
"Ya begitulah, baru pertama kerja, kerjaan gue udah menumpuk," ucap Rissa lesu.
"Lo, baru masuk udah di kasih banyak kerjaan? Sama siapa? sama Si Homreng," tanya Melli.
Rissa menganggukkan kepalanya, "Sama sekretarisnya," jawab Rissa.
Anggun dan Melly kompak menganggukkan kepalanya.
"Terus gimana Si Homreng?" tanya Melly.
"Gue tadi di antar pulang sama dia," ucap Rissa pada kedua sahabatnya.
"What?" ucap Anggun dan Melly berbarengan. Mereka berdua terkejut mendengar perkataan yang keluar dari mulut sahabatnya itu. Ada rasa tidak percaya dengan ucapan sahabatnya itu. Dari yang mereka tahu, dan dari yang mereka dengar, berdasarkan riset mereka, Angga tidak pernah berjalan dengan perempuan.
"Lo lagi nggak ngehalu kan Ris?" ucap Anggun.
"Betul tu, Lo kebanyakan ngehayal kali Ris!" celetuk Melly.
"Kalian nggak percayaan banget, sih, sama gue! Apa pernah gue bohongi kalian?" ucap Rissa kesal karena kedua sahabatnya tidak mempercayai dirinya.
Kedua sahabatnya kompak menggelengkan kepalanya, karena sejauh mereka bersahabat Rissa tidak pernah berbohong pada mereka.
"Kok bisa?" tanya Melly penasaran.
"Ya bisalah! Clarissa...." jawab Rissa tersenyum.
"Serius Ris! Lo apain dia, sampe dia mau nganter Lo pulang?" tanya Melly.
"Iya, pasti Lo yang minta dianterin sama dia, kan?" timpal Anggun.
"Ya nggak lah," jawab Rissa.
Ups.. kok gue baru sadar yah, kenapa dia nurut banget sama sekretarisnya? Apa hubungan mereka? atau jangan-jangan....
"Cerita Ris, gimana dia bisa ngajakin Lo pulang bareng? Kalian ngobrol apa aja di mobil? Gue penasaran banget!" tanya Melly yang sangat penasaran.
Rissa menghela nafas panjang, dan menghembuskanya perlahan.
"Kalian tadi kan, nggak bisa jemput gue. Jadi dia yang nganterin gue," ucap Rissa tersenyum.
"Bearti, dia yang nawarin Lo duluan, kalo bukan Lo yang minta dianterin?" ucap Anggun.
Rissa menggelengkan kepalanya. Melly dan Anggun mengernyitkan alisnya.
"Dia disuruh sekretarisnya buat nganterin gue pulang," jelas Rissa.
Kedua sahabatnya terkejut.
"Jadi, dia nurutin omongan sekretarisnya buat nganterin, Lo?" tanya Anggun. Rissa menganggukkan kepalanya.
"Berarti bener dugaan kita!" Anggun menjentikkan jarinya.
"Dugaan apa?" tanya Rissa yang tidak paham maksud ucapan Anggun.
"Kalo Angga dan sekretarisnya itu pacaran," jelas Anggun. Rissa membulatkan matanya, ada rasa tidak percaya dengan apa yang diucapkan Anggun. Tapi ia juga ada rasa percaya melihat dari sikap Angga yang menuruti semua ucapan Rafi sekretarisnya.
***
Keesokkan harinya, Rissa sudah bersiap-siap pergi bekerja ke kantornya. Ia kembali berangkat menggunakan taksi, ingin rasanya ia kembali ke rumahnya untuk mengambil mobilnya, tapi niatnya ia urungkan. Bukannya ia bisa membawa mobilnya keluar rumah, melainkan dirinya yang tersangkut di dalam rumah tidak bisa keluar rumahnya. Yah, orang tuanya, dan juga tunangannya beberapa kali menghubunginya, untuk menanyakan kapan dirinya pulang ke Indonesia. Namun, Rissa tak pernah mengangkat sambungin telepon dari mereka.
Rissa pun melambaikan tangannya memanggil taksi yang lewat. Taksi pun berhenti tepat di depannya. Rissa segera masuk ke dalam taksi, dan meminta untuk diantarkan ke alamat perusahaannya bekerja.
20 menit kemudian taksi yang ditumpangi Rissa sampai di depan perusahaan tempat dimana ia bekerja. Rissa pun turun dari taksi yang membawanya.
Rissa pun berjalan masuk ke dalam kantor, dan memasuki lift khusus untuk para petinggi. Ia sengaja menggunakan lift khusus, karena ia sungkan untuk menunggu lama, dan berdesakan-desakkan dengan karyawan lain. Rissa memencet tombol angka paling atas.
Ting....
Tak lama lift yang membawa Rissa sampai di lantai ruangannya. Ia pun segera keluar dari lift, dan berjalan menuju ruangannya. Rissa masuk ke dalam ruangan, dan berjalan menuju kursinya. Ia pun duduk di sana, dan menaruh tas yang di tentengnya di atas meja. Rissa pun mengambil agenda, ia memeriksa kegiatan apa yang akan dilakukan Angga hari ini, dan dia akan memberitahukannya pada Rafi.
Rissa membulatkan matanya, saat ia melihat nama klien di dalam agendanya yang akan bertemu dengan Angga.
Rissa menarik nafasnya panjang, dan membuangnya perlahan, untuk menenangkan dirinya.
15 Menit kemudian, Rissa bangkit dari duduknya, ia berjalan ke ruangan Rafi, dengan membawa berkas-berkas untuk di berikan pada Rafi, dan akan dilaporkan pada Angga nantinya.
Tok.. Tok....
Rissa mengetuk pintu ruangan Rafi sebelum ia masuk ke sana. Rissa pun masuk setelah mendengar sahutan dari Rafi. Rissa berjalan ke arah meja Rafi.
"Ini Pak, berkas yang harus segera di tanda tangani Pak Angga, dan agenda Pak Angga hari ini meeting dengan Bapak Kusuma Atmaja, di hotel Xxxx," ucap Rissa menjelaskan pada Rafi, kegiatan Angga hari ini. Yah, hari ini Angga akan meeting dengan papanya. Tapi, ia juga tak merasa khawatir, dan bernafas lega, karena bukan dirinya yang akan mendampingi Angga bertemu papanya, dan juga mereka bertemunya di sebuah hotel, bukan di kantornya.
"Makasih Rissa," ucap Rafi setelah mendengarkan semua perkataan Rissa.
Rissa tersenyum mengangguk, "Saya permisi, Pak," pamit Rissa pada Rafi. Rafi pun mengangguk.
Rissa berbalik, dan berjalan keluar ruangan Rafi menuju ruangannya.
***
Setengah jam kemudian.
Rafi berjalan cepat masuk ke dalam ruangan Angga, tanpa mengetuk pintu.
Angga menautkan alisnya karena kaget melihat sekertaris sekaligus kakak sepupunya itu menyelonong masuk ke ruangannya.
"Ngga.. maaf ngga, gue izin pulang hari ini, Reva kecelakaan," ucap Rafi pada Angga.
Angga menghela nafas.
"Ngga, hari ini jam 2 kamu ada meeting dengan Pak Kusuma, di hotel Xxxx. Hari ini, kamu ditemani Rissa saja dulu. Dia juga sudah paham, apa-apa yang akan disampaikan," ucap Rafi.
"Batalkan saja meeting hari ini, dan ubah ke hari lain," ucap Angga.
"Nggak bisa Ngga, kita sudah 3 kali membatalkan pertemuan kita dengan Pak Kusuma," jelas Rafi.
Angga menarik nafas, dan menghembuskanya perlahan.
"Gini aja Ngga, nanti gue akan balik ke sini lagi, setelah kondisi Reva sedikit membaik," ucap Rafi.
Angga menganggukkan kepalanya.
"Tapi, gue nggak janji. Ya udah, gue permisi dulu, gue juga mau kasih tau Rissa," ucap Rafi. Rafi pun membalikkan badannya, dan berjalan keluar dari ruangan Angga, ia pun berjalan menuju ruangan Rissa yang berada di samping ruangannya.
Rissa terkejut, dan langsung berdiri melihat atasannya tiba-tiba masuk ke dalam ruangannya.
"Ada apa, Pak!" ucap Rissa.
"Ris, nanti Lo temenin Pak Angga meeting dengan Pak Kusuma di hotel Xxxx," ucap Rafi.
"Saya Pak," ucap Rissa terkejut mendengar ucapan atasannya itu.
"Iya, saya ada urusan penting," jawab Angga.
Rissa terdiam, ia tak bisa berkata apa-apa. Sudah di pastikan kali ini dia sendiri yang menceburkan dirinya masuk ke dalam perangkap.
Setelah memberi tahu Rissa, Rafi pun pergi keluar dari ruangan asistennya itu.
Rissa mendudukkan tubuhnya, di kursinya. Ia duduk merenung memikirkan dirinya yang akan bertemu dengan papanya. Setelah hampir dua Minggu ia bersembunyi, akhirnya ia sendiri yang datang dengan sendirinya bertemu dengan papanya.
"Apa gue resign aja, yah?" gumam Rissa. Ia menopang kan kedua tangannya di dahinya.
Bersambung.
Jangan lupa vote like dan komentar 🤗
Visual Clarissa Atmaja dulu ya. Anggap aja rambutnya hitam, kalo nggak suka pirang 🤭