NovelToon NovelToon
Nyai Arum (Pembalasan Di Kehidupan Kedua)

Nyai Arum (Pembalasan Di Kehidupan Kedua)

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Mengubah Takdir / Era Kolonial / Nyai
Popularitas:17k
Nilai: 5
Nama Author: Putri Nilam Sari

Siapa yang menyangka permohonan yang berada di ujung nyawanya terkabulkan. Arum, gadis cantik yang merupakan salah satu gundik gubernur jenderal Belanda kembali ke masa lalu.

"Aku tidak mau mati dalam keadaan mengenaskan! Dicampakkan dan kehilangan anakku! Terlebih, kepada mereka!"

Mampukah Arum merubah masa depan nya? Apakah semuanya berjalan seperti yang diharapkan nya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dansa

Hingga alunan musik dari Arum berhenti pria itu masih belum melepaskan pandangannya. "Waktunya potong kue. Hah, padahal aku menunggu untuk dansa." Jelas Beatrix sambil memainkan gelas di tangannya.

"Bagaimana dengan mu kolonel?"

"Ya. Aku menunggunya." Beatrix tersenyum mendengarnya, dia menatap penuh damba pria disebelahnya.

"Kau sangat menikmati musik dimainkan ya? Sehingga kau tidak mengalihkan pandangan mu dari sana." Beatrix ingin melihat apa yang dilihat oleh pria dambaan nya, tapi instruksi potong kue menghentikan nya.

Arum melihat acara ulang tahun kalangan orang Eropa itu. "Mereka tersenyum dan tertawa, menari-nari dengan gerakan yang indah. Tapi dibalik kemewahan dan kesenangan itu ..... Ada kesulitan dan rasa lapar serta perlakuan tidak adil yang di dapatkan oleh kami para pribumi." Ujar Arum pelan.

"Terimakasih atas kehadirannya semua. Hari ini adalah hari istimewa untuk kami. Kedua putri ku kembar ku telah berusia 15 tahun. Dan tak lupa kepada gubernur Frans, terimakasih atas kehadirannya, dengan nyonya Caroline."

"Baiklah, tanpa menunggu lagi. Acara akan dilanjutkan dengan pesta dansa!" Semuanya bertepuk tangan. Arum dan yang lainnya meninggalkan panggung, waktunya dia selesai bermain musik. Tapi, baru saja dia meninggalkan panggung, seseorang langsung berada di hadapannya.

Arum mengangkat wajahnya, terlihat sosok tinggi dengan kulit putih dan hidung yang mancung. Aura tubuhnya memancarkan ketegasan dan juga tatapan yang dingin serta wajah yang datar. Arum mengindahkannya, dia mengambil sisi lain untuk melanjutkan langkahnya. Tapi ternyata sosok itu mengikuti nya.

"Maaf, saya mau pergi. Bisakah memberikan jalan tuan?" Ucap Arum.

"Silahkan." Jawabnya mempersilahkan. Arum mulai melangkahkan kakinya kembali. Tapi .....

"Tuan?"

"Apa? Kau hampir tersandung, aku hanya membantu." Ucapnya dengan nada datar dan wajah dengan ekspresi biasa.

"Kau mau pergi? Silahkan, tapi..... Sepertinya cukup sulit." Lanjutnya lagi. Arum melihat ke sekeliling, para tamu sudah serentak berdansa, mereka melakukan gerakan yang sama dan serentak.

"Tapi, aku bisa membantu mu. Kalau kau mau." Bisiknya. Diantara orang-orang yang tengah berdansa, Arum dan pria itu masih berdiri berhadapan satu sama lain.

Arum kembali menelisik wajah pria dihadapannya. 'Aku seperti mengenalnya. Wajahnya tidak asing.'

"Jadi, bagaimana? Kalau kau tidak tertarik, aku pergi." Ujarnya yang menyadarkan Arum dari pikirannya.

"Saya merasa tersanjung." Ucap Arum pada akhirnya. Dia menerima uluran tangan pria itu. Tubuh keduanya mulai bergerak mengikuti alunan musik.

"Tuan tampaknya orang penting. Apa tidak masalah berdansa dengan saya? Saya hanya orang pribumi. Bahkan untuk menatap Tuan, rasanya tidak pantas." Ujar Arum merendah.

"Lalu? Kau manusia kan? Kau masuk kesini dan berada disini pastinya kau orang terpilih." Arum mengikuti langkah pria itu.

"Kau bahkan bisa berdansa dengan baik."

"Terimakasih, tapi apakah menuju pintu keluar masih lama?" Sudut bibir pria itu terangkat. Dia mengajak Arum berputar-putar dengan indah.

'Aku tidak punya waktu kalau begini. Aku pikir, para pejabat itu akan membahas hal penting. Tapi ternyata bukan.'

"Namamu?"

"Apalah arti sebuah nama Tuan."

"Kau ......"

"Sampai jumpa tuan, terimakasih!" Arum mengelabui nya dengan berputar ke pintu keluar membuat pria itu tersadar dirinya dikelabui.

"Hei....."

"Kolonel, kau disini? Apa yang kau lakukan? Tidak mungkin pulang kan?" Jelas Beatrix.

"Kebetulan rekan untuk ku berdansa tidak ada. Ini kebetulan sekali bukan?" Tanpa segan, Beatrix mengalungkan tangannya di leher kolonel. Tapi kolonel, masih melihat kepergian Arum yang pergi dan menghilang dari pandangannya.

'Aku akan menemukan mu. kita akan bertemu lagi, harus!'

Bersambung......

Jangan lupa like komen dan ya terimakasih banyak 🥰🙏🙏

1
Lyvia
laras laras km salah musuh 😀
RJ §𝆺𝅥⃝©💜🐑
Arum di lawan, kayak nya Laras mau cari mati
Nana Colen
crazy up doooong thooooor 😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍👍👍👍👍👍👍👍👍❤❤❤❤❤❤❤
Tinta Emas: 🥰🥰🥰🥰🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Nana Colen
waw munculah saingan frans 😂😂😂
Nana Colen
arum memang cerdik 👍👍👍
Lyvia
gila nyi arum nekat juga 😃
Maria Hedwig Roning
berani uga Arum..
Nana Colen
crazy up dongggg thooooor❤❤❤🥰🥰🥰🥰
Maria Hedwig Roning
thnks thor
Lyvia
yg ada besok frans ngajak nyi arum bukan km jamu nyonya menner 😄
Nana Colen
bagus menghadapi orang licik harus dengan cara licik 😁😁😁😁
aku
wkwkwkwkkw ngakak ini sebutannya apa, senjata makan tuan, apa nih 🤣 malah jd gila si nyonya /Facepalm/
aku
wuihh perjuangan arum keren!! 👍
aku
penasaran bgmn si arum ngatasi 3 bajing itu ya 🤔
aku
berasa kyk oven tuh rmh ya nyonya /Facepalm/
aku
wkwkwkwk kejengkang lucynjing 🤣🤣
aku
waow keren
Lyvia
makin seru, semangat thor upmya
Abel Incess
berharap arum juga pny kekuatan biar makin seru main" nya sm Caroline
Maria Hedwig Roning
thnks thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!