Ayunda Maharani seorang Siswi yang baru saja lulus sekolah SMU, telah di jebak oleh Ibu dan juga kakak tirinya, dan Ayunda di paksa menyerahkan malam pertamanya dengan seorang Duda kaya.
Demi membiayai Ayahnya yang terbaring lemah di Rumah Sakit, kini Ayunda terpaksa dan rela melakukan semua itu
Seorang duda yang telah di vonis mandul ini akhirnya nekat mengikuti rencana dari Neneknya. Dengan meminum ramuan dari sahabatnya sang Nenek, akhirnya Leon mencobanya dengan seorang wanita bayaran yang sudah dipersiapkan oleh Neneknya.
Akan kah ramuan tersebut berhasil membuat cucu satu-satunya dari generasi terakhir keluarga Argantara memiliki seorang keturunan? Padahal sebelumnya Leon pernah menikah dengan wanita yang dicintainya selama lima tahun lamanya dan pernikahannya harus kandas karena sang istri telah berselingkuh di belakangnya.
Mampukah Ayunda menjadi obat penawar luka hatinya Leon, dan memberikan kebahagiaan untuknya dan juga keluarga Argantara?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tanda-tanda
Ayunda langsung terperanjat saat ia melihat pria yang telah menolongnya.
"M maafkan s saya Tuan!" Ayunda sampai terbata dan juga gugup.
"Kau tak perlu meminta maaf, emmhhh... sepertinya kau karyawan baru di sini ya?" tanya pria tersebut yang terus menatap ke arahnya.
"B betul sekali T tuan!" jawabnya tanpa enggan menatap.
"Kau jangan panggil aku Tuan, namaku Daniel Gustavo, cukup panggil Daniel saja, bagaimana?"
"Saya panggil Pak Daniel saja ya pak, rasanya kurang etis saja kalau saya memanggil anda hanya dengan nama saja, karena anda adalah atasan saya!" jawabnya sambil mendongak.
'Ck, cantik juga si anak baru ini! Sepertinya seru juga bermain-main dengan seorang pegawai Cleaning Service, dan juga wanita ini terlihat sangat polos, aih...kau jangan gila Daniel, kenapa seleramu berubah jadi rendahan begini sih?' ungkapnya dalam hati.
Kemudian Daniel melihat dan membaca name tag yang tertera di seragam milik Ayu.
"Ayunda Maharani! Nama yang bagus, baiklah Ayu, mulai besok kau jangan lupa membersihkan ruanganku, ok!" perintahnya sambil mengedipkan sebelah matanya.
Ayunda pun sempat dibuat kesal atas kelakuan Daniel yang ia anggap genit.
'Apakah hampir semua pria berdasi itu adalah seorang pria hidung belang yang hobby nya menggoda dan tebar pesona terhadap wanita? Cih... sangat memuakkan!' batinnya mulai kesal.
Satu bulan berlalu begitu cepat, Ayunda sendiri sudah mulai terbiasa dengan pekerjaannya, sedangkan Ayahnya kini telah tinggal di salah satu rumah petak di kawasan padat penduduk kota Jakarta.
Dari hasil gaji pertamanya, Akhirnya Ayunda bisa menyewa rumah yang ukurannya kecil dan juga sempit.
"Nduk, maafkan Ayah karena belum bisa membantumu!" ucap sang Ayah merasa tidak enak dengan putrinya.
"Sudahlah Ayah, jangan pernah berpikiran kesitu terus, sudah saatnya sekarang ini Ayu membalas semua kebaikan Ayah, yang terpenting Ayah bisa segera sembuh, oh iya Yah, lusa adalah terakhir Ayah kontrol ke Rumah Sakit, Ayah jaga selalu kondisi tubuh Ayah, jangan sampai drop!" ucapnya sembari merapikan meja makan, dimana Ayunda sudah memasak untuk Ayahnya.
"Iya Nduk, kamu tenang saja! Ayah pasti akan menuruti semua nasihat mu, Ayah tidak mau menyusahkan kamu lagi!"
Akhirnya Ayunda segera berpamitan kepada Ayahnya.
Hari ini Ayunda mendapatkan tugas membersihkan ruangan Bos besarnya.
'Beruntungnya Bos menyebalkan itu sudah dua minggu ini pergi ke luar Negeri! Jadi aku tidak harus melihat tampangnya yang begitu memuakan!' ucapnya dalam hati.
Setibanya di kantor, Ayunda sudah bersiap-siap dengan pekerjaannya, namum kali ini ia merasakan sesuatu yang aneh pada tubuhnya, ketika ia menuangkan chemical untuk membersihkan lantai kantor, tiba-tiba ia merasakan mual yang sangat hebat, ia pun bergegas pergi menuju Toilet lantai dua belas
"Hoek... Hoek!" Ayunda terus saja memuntahkan seluruh isi perutnya, sehingga dirinya terjatuh lemas.
"Ada apa dengan diriku ini? Apakah mungkin asam lambungku kumat? Sangat merepotkan!" Ayu berusaha mengatur napasnya agar jauh lebih relaks. Dan pada akhirnya ia memiliki inisiatif untuk menggunakan masker di wajahnya agar ia tidak lagi mencium bau chemical yang cukup menyengat.
Dengan telatennya, Ayunda merapihkan ruangan Bos besarnya yang selalu terlihat sepi.
Bandara Soetta
Setelah pesawat pribadinya tiba di bandara, Leon bergegas mencari toilet, entah kenapa tiba-tiba saja ia merasakan pusing dan juga mual.
Roy sempat khawatir akan kondisi Tuannya, karena yang ia tahu selama perjalanannya ke Eropa karena urusan bisnis, sehingga Tuan Leonard kurang mendapatkan waktu untuk beristirahat, mengingat banyaknya masalah yang telah ia hadapi saat perjalanan bisnisnya.
"Tuan, apakah anda baik-baik saja?" tanya Roy terlihat khawatir.
"Sepertinya saya kurang enak badan Roy, bisakah kau memanggilkan Dokter pribadiku setelah aku tiba di perusahaan?" pintanya sambil mengelap sisa muntahnya dengan air di wastafel.
Roy sempat keheranan."Kenapa harus di kantor, Tuan? Seharusnya anda pulang ke rumah anda atau apartemen? Beristirahat lah Tuan!"
"Tidak bisa Roy, besok masih ada pertemuan penting dengan Tuan Endo dari jepang dan aku tidak mau mengecewakan klien terbaikku! Sudahlah cepat bawa aku ke perusahaan." perintahnya tidak mau tahu.
Sambil menghela napasnya akhirnya Roy terpaksa membawa Tuannya pergi ke Perusahaan.
Ayunda yang pada saat itu masih sibuk merapikan dan membersihkan ruangan Bos besarnya, tiba-tiba ia di kejutkan dengan kehadiran Bos besarnya secara tiba-tiba bersama dengan Asistennya.
"Hey Nona, tolong kau jaga sebentar Tuan Leon, saya ada perlu sebentar." perintahnya dengan seenaknya.
Ayu pun sempat tercengang atas perintah dari Pak Roy.
"Tuan, saya permisi sebentar! Ada hal penting yang tidak bisa saya tunda, oh iya masalah Dokter Arthur, beliau sedang dalam perjalanan menuju ke sini, apakah Tuan bisa menunggunya?" Roy tampak khawatir karena wajah Tuannya yang terlihat pucat.
"Sudahlah pergi saja kau sana, siapa tahu Jerry ingin memberikan informasi penting mengenai wanita itu, jangan pernah kau mengatakan keadaan ku saat ini kepada nya, faham kamu, Roy!" perintahnya dengan tegas.
"Baik Tuan!" jawabnya sambil membungkuk.
Setelah kepergian Roy, Ayunda masih berdiri mematung dan enggan menatap pria yang saat ini duduk di kursi sofa dan menyandarkan kepalanya, sepertinya kondisinya sedang tidak baik-baik saja
Kemudian Leon menoleh sejenak." bisakah kau membawakan aku segelas air putih hangat?" perintahnya dengan nada suaranya yang lembut.
Ayunda tampak gugup karena ini pertama kalinya ia berinteraksi langsung dengan Bos besarnya sekaligus pria yang sangat di bencinya.
"B baik Tuan!" Ayunda bergegas menuju pantry yang berada di lantai dua belas.
Rasa gugup dan kesal telah berkecamuk menjadi satu, ia sampai mengusap dadanya.
'Pokoknya jangan sampai pria brengsek itu mengenaliku, karena aku sudah tak ingin mengingat peristiwa paling pahit dalam hidupku! Ayo Ayunda, kau harus semangat."gumamnya pelan.
Setibanya di dalam ruangan Tuan Leon, Ayunda bergegas memberikan segelas air putih hangat padanya. Ketika Leon meraih gelas tersebut, ia sempat menyentuh tangan Ayunda.
Deg!
Ayu buru-buru menghindar agar tidak terjadi kontak fisik.
"Kau kenapa? memangnya aku begitu menakutkan hah?" bentaknya tidak terima atas sikap Ayu yang seperti itu
"T tidak Tuan, maafkan saya!" jawabnya sampai terbata.
Akhirnya Leon meminum air tersebut sampai tandas, dan kemudian ia menatap dalam Ayu yang saat ini berdiri tepat di hadapannya.
Beruntungnya saat ini Ayunda menggunakan masker di wajahnya, sehingga Leon tidak bisa melihat wajahnya secara keseluruhan.
"Hey pegawai baru, kenapa kau bekerja sampai memakai masker seperti itu hah?" tanyanya dengan nada ketus.
"M maf Tuan, saat ini kondisi saya sedang kurang vit, jadi saya menggunakan ini karena takut menularkan virus." jawabnya mencoba mencari alasan.
Mendengar kata Virus, Leon langsung beranjak dari tempat duduknya.
"Apa kau bilang barusan hah, Virus? Kenapa kau tidak bilang sedari tadi hah? Aku kan tidak usah memintamu untuk membuatkan air minum untukku, kau sengaja ingin membuat aku terserang virus penyakitmu itu hah?" sungutnya dengan nada membentak.
Kali ini Leon terlihat geram terhadap Ayunda.
sampai akhirnya ia mencoba melangkah mendekati Ayunda yang kedapatan sedang berdiri mematung dengan kepala masih tertunduk.
Leon yang merasa kesal, ingin rasanya ia mencekik wanita di hadapannya.
Menyadari Leon semakin mendekat ke arahnya, Ayunda mencoba mundur ke arah belakang.
Dari sorot matanya, ia benar-benar terlihat marah terhadap Ayunda.
"Kau sepertinya memang sengaja ingin mencelakai ku, cepat katakan sebenarnya siapa dirimu itu? Apakah kau seorang mata-mata yang diutus seseorang untuk mengintai sekaligus mencelakai diriku hah?"Leon malah mencurigai Ayunda sebagai mata-mata dari musuhnya.
Seketika Ayunda berkali-kali menelan ludahnya.
"Tidak T tuan! Saya bukanlah seorang mata-mata! Anda jangan sembarangan menuduh saya tanpa adanya barang bukti." Ayunda berupaya membela dirinya.
Kini tubuhnya tertahan oleh tembok dan ia sudah tak bisa mundur lagi, tiba-tiba tubuhnya menjadi gemetar saat Leon semakin mendekat ke arahnya. Ayunda kembali teringat akan peristiwa pada malam itu.
Ketika Leon berada dalam posisi yang begitu dekat dengan Ayunda, seketika ia terdiam sejenak, dan mencium suatu aroma tubuh yang telah membuatnya menjadi candu, ya tubuh seorang wanita yang pernah ia sentuh dan ia renggut kesuciannya satu bulan yang lalu.
'Mengapa bau tubuh wanita ini sangat mirip dengan wanita itu? ' batinnya tidak menyangka.
Bersambung...
🌹🌹🌹🌹🌹
ta patut ta patut
aihhhh i don't like you lah
mereka kan ga jadian kn Thor kenapa kaya di hianati sekali tuh cowok