NovelToon NovelToon
Cinta Sebening Embun

Cinta Sebening Embun

Status: tamat
Genre:Romantis / Perjodohan / Tamat
Popularitas:18.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Shan Syeera

Perjodohan adalah sebuah hal yang sangat
di benci oleh Abraham, seorang pengusaha
muda penerus kerajaan bisnis keluarga nya.

Dia adalah sosok yang sangat di puja dan di
damba oleh setiap wanita, dia merupakan
calon menantu yang sangat ideal dan di
impikan oleh setiap pengusaha dan para
bangsawan yang memiliki anak gadis, jadi
baginya hanya dengan menjentikkan jari
saja, wanita manapun akan dengan senang
hati memasrahkan dirinya untuk merangkak
di bawah kakinya.

Tapi..justru kakeknya, sang pemilik dan
penguasa serta pemegang kendali penuh
dari semua kekayaan keluarganya malah
memilihkan jodoh untuknya.

Dan sialnya lagi..wanita pilihan kakeknya
bukanlah wanita dengan kriteria dan tife
yang selama ini selalu menjadi standard nya.

Abraham sangat membenci keputusan sang
kakek. Namun demi warisan dan kendali penuh
atas segala kekuasaan yang telah di janjikan
padanya. Dengan terpaksa Aham menerima
semua keputusan kakeknya tersebut..

Dan bagi wanita yang juga terpaksa menerima
perjodohan ini..bagaimana kah dia akan bisa
menjalani hidupnya bersama seorang pria yang
sama sekali tidak menginginkan kehadirannya.?

Takdir seakan menjungkir balikan kehidupan
seorang gadis biasa terpaksa yang harus
masuk ke dalam kehidupan sebuah keluarga
yang di penuhi dengan keangkuhan dan
kesombongan akan dunia yang hanya
tergenggam sementara saja..


**Tetaplah untuk selalu di jalanNya..**

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7. Pulang Malam

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

♥️♥️♥️♥️♥️

Aham tampak kembali pada kesibukannya.

Dia membolak balikan berkas, memeriksa dan

menandatangi berbagai dokumen penting.

Namun walaupun kesibukan hampir menyita

seluruh waktunya, pesona dirinya tetap pada

performa terbaiknya.

Ke dalam ruangan muncul seorang gadis

berwajah sangat cantik, berambut hitam terurai

lurus dan indah.Tubuhnya tinggi semampai

dengan lekuk dan bentuk yang menarik di semua bagian. Sungguh sangat menggiurkan bagi mata laki-laki manapun yang melihat nya.

Senyum manis merekah sudah tersungging dari

bibir seksi gadis itu saat dia masuk ke dalam

ruangan kerja Aham.

"Hai Tuan tampan.."

Dia segera menghampiri Aham di kursi kerjanya

dan merangkul manja serta mencium lembut

pipinya. Aham menghentikan aktifitas nya,

kemudian berdiri dan dalam sekali gerakan dia mengangkat tubuh semampai gadis itu yang

seketika memekik pelan mengalungkan lengan

nya erat di leher Aham.

"Kenapa baru sekarang kamu datang hemm..?"

Aham membawa gadis itu kearah sofa tempat

dia biasa melepas lelah di ruang sebelah.

"Kemarin aku kesini baby..tapi kan kamu harus

menghadiri acara pemakaman kakekmu."

"Apa kau merindukanku.?"

Aham berdiri di dekat sofa, memandang lekat

wajah gadis itu yang tampak sudah memerah.

"Tentu saja..kenapa harus bertanya ? siapa yang

tidak akan merindukan pria sepertimu."

Aham melempar pelan gadis itu diatas sofa empuk dan langsung menindih tubuhnya. Gaun ketatnya

yang hanya sebatas lutut langsung tersingkap

membuat paha putih mulusnya kini terpampang

nyata dan menggoda di depan mata Aham.

Tanpa basa basi lagi Aham langsung *******

rakus bibir merah merekah gadis itu, di sambut

panas oleh gadis tersebut yang dalam sekejap

hasrat nya langsung bangkit saat mencium aroma wangi membuai yang menguar dari tubuh Aham.

Laki-laki ini selalu membuatnya gila dan tidak

bisa mengontrol dirinya saat berdekatan apalagi

seintim seperti sekarang ini. Sungguh harga

dirinya sebagai wanita akan langsung diabaikan

begitu saja karena rasa ingin memiliki lebih mendominasi daripada rasa malunya.

Napas mereka seketika langsung memburu

saat ciuman nya semakin panas dan membara.

Desahan demi desahan keluar dari mulut gadis

itu saat tangan Aham mulai nakal menyentuh

bagian-bagian penting dan area sensitif nya.

"Aakhh..baby..aku tak tahan lagi.."

Tangan gadis itu bergerak liar membuka

kancing kemeja yang di pakai Aham. Keduanya

kini bergumul panas di atas sofa dengan

napas dan hasrat yang semakin membara.

Gadis itu sudah terlihat tidak tahan ingin segera

menuntaskan hasrat nya, dia membalikan posisi

dan naik keatas tubuh Aham, keduanya saling

pandang lekat dengan mata yang sudah berkabut.

Tubuh bagian atas gadis itu kini sudah dalam

keadaan polos hingga pemandangan indah dan menggoda kini tersuguh di depan mata Aham.

"Apa kau ingin melakukannya sekarang.?

bagaimana kalau kita pindah ke kamar ?"

Suara gadis itu terdengar parau terdesak oleh

hasrat yang sudah menguasai seluruh tubuhnya.

Aham terdiam menatap lekat wajah cantik gadis

itu tanpa berkedip.

"Ayolah baby..aku sudah lama menantikan hal

ini, aku akan memberikan semuanya padamu."

Gadis itu merengek manja melihat Aham masih

terdiam tak bereaksi. Sudah lama sekali dia ingin

memiliki seluruh jiwa raga laki-laki jelmaan dewa

ini, tapi selama itu pula Aham tidak pernah

melampaui batas nya hingga membuat gadis ini

frustasi sendiri. Aham seperti punya benteng

sendiri untuk tidak menyerahkan raga nya yang

berharga kepada sembarang wanita.

"Aku masih banyak pekerjaan Cath.."

Kilah Aham sambil kemudian melepaskan tubuh

gadis itu yang kini hanya bisa menggeram kesal

menahan luapan hasrat yang tidak tertuntaskan.

Aham berdiri kemudian berjalan menuju kedalam

kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

"Aarrghh.."

Gadis yang bernama Catherine itu menjambak

rambutnya meluapkan kekesalan. Dia menatap

nanar kepergian Aham dengan menggertakan

giginya menahan serbuan hasrat yang masih saja

membakar seluruh aliran darahnya.

"Harus dengan cara apalagi agar aku bisa

memiliki dirimu seutuhnya Aham..Aku sangat mencintaimu. Aku sangat menginginkan dirimu.!

Aku bisa gila kalau seperti ini terus.."

Geram gadis itu. Dia mencoba mengatur

napasnya dan menenangkan diri agar

hasratnya bisa kembali menguap.

Catherine adalah teman kencan Aham beberapa

bulan ini. Tapi seperti biasa Aham enggan

menyebut hubungan mereka sebagai hubungan sepasang kekasih. Dia membutuhkan Catherine

hanya untuk menemaninya saat Aham lelah dan kesepian. Namun meski begitu Catherine sudah menganggap bahwa hubungannya dengan Aham adalah serius, dia juga sudah mengenal dekat keluarga Aham, apalagi dengan Nyonya Elen.

Catherine adalah putri salah seorang pengusaha

terkenal yang menjadi rekanan perusahaan Aham.

Dan mereka bertemu pertama kali saat acara

makan malam ketika Ayah nya mengadakan kerjasama dengan Aham. Hubungan spesialnya

mendapat dukungan penuh dari kedua belah

pihak keluarga, karena mereka merasa bahwa Catherine adalah sosok gadis yang paling

memenuhi kriteria untuk mendampingi seorang Abraham yang sangat istimewa.

Namun hingga hubungan mereka berjalan

sekitar 6 bulan ini, Tuan Adiyaksa sebagai

penguasa hakiki atas hidup Aham tidak pernah memberi lampu hijau pada kedekatan mereka.

Dan sekarang setelah penghalang itu pergi,

Catherine merasa tidak ada lagi yang bisa

menjadi batu sandungan untuk hubungannya

dengan Aham. Dia hanya tinggal meyakinkan

Aham untuk membawa hubungan mereka ke

jenjang yang lebih serius.

***** *****

Waktu sudah menunjukan pukul 10 malam saat

Naya keluar dari dalam taksi yang mengantar

nya langsung dari tempat dia mengisi acara di

sebuah pesantren yang berada di pinggiran kota.

Semula Yara dan Amar ngotot ingin mengantar

Naya pulang, tapi Naya belum menemukan alasan

apa yang akan di lontarkan apabila mereka tahu

dirinya pulang bukan ke panti. Itu akan sangat

merepotkan baginya.

Taksi yang ditumpanginya ternyata tidak bisa

masuk kedalam komplek perumahan tempat

mansion keluarga Mahendra berada karena

sudah malam serta tidak memiliki surat izin,

hingga terpaksa berhenti sampai di gerbang

masuk perumahan.

Naya berdiri tertegun, jarak dari tempat ini ke

istana Mahendra masih sangat jauh, butuh waktu sekitar setengah jam untuk sampai ke Mansion. Dengan menarik napas panjang akhir nya Naya

mulai melangkahkan kaki berjalan menuju ke

tempat tinggal nya sekarang.

Suasana jalan hanya remang-remang saja

tersinar lampu jalanan yang tidak terlalu terang.

Naya berjalan cepat berusaha untuk melupakan

rasa takutnya karena suasana di sekitar yang

terasa sangat sunyi dan sedikit menyeramkan.

Dan lebih sialnya lagi tiba-tiba saja ada suara petir

yang menyambar membuat Naya terpekik kaget,

dia seketika menghentikan langkah dan menutup

kepalanya memakai tas saat hujan turun dengan

deras seakan ditumpahkan langsung dari langit.

"Ya Allah..sungguh lengkap Engkau memberiku

ujian hari ini."

Naya bergumam lirih sambil kembali berjalan

dengan mendekap dada nya dan kepalanya

masih terus berusaha di lindungi oleh tas.

Tapi kini perlahan tubuhnya mulai terasa dingin,

pakaian yang di kenakannya sudah basah kuyup

membuat lekuk tubuhnya sedikit terlihat.

Saat dia menekuni langkahnya dan terlarut

dalam doa di lubuk hatinya, tiba-tiba sebuah

lampu mobil menyorotnya dengan bunyi klakson

yang terus saja berdenging. Naya menghentikan langkah dan menoleh kearah mobil yang kini

berhenti di pinggir jalan tepat di sebelah nya.

Pintu mobil tiba-tiba terbuka, terlihat sosok laki-

laki muda berwajah tidak kalah tampan dari

Aham duduk dibalik kemudi.

"Apa kau butuh tumpangan.?"

Naya terdiam, menatap penuh curiga pada pria tampan itu yang tampak mengurai senyum

menawan seraya menatap lembut kearah Naya.

"Masuklah..kau bisa kedinginan kalau harus

berjalan kehujanan seperti ini, lagi pula ini

sudah sangat malam."

Naya menggeleng pelan dan hanya membungkuk

sedikit kearah laki-laki itu, lalu kemudian dia

berjalan kembali dengan cepat. Laki-laki tadi

berdecak dan menggeleng gemas, dia melajukan mobilnya pelan berusaha mengiringi langkah Naya dengan kembali membunyikan klakson mobilnya.

"Hei..aku hanya ingin membantumu.! Aku tidak

punya niat jahat."

Pria itu berucap sedikit keras dari balik kemudi

mencoba menghalau suara air hujan yang

semakin deras turun mengguyur tubuh Naya.

Naya tidak merespon, dia tetap berjalan dengan

setengah berlari membuat pria itu kembali

berdecak sedikit kesal karena kelihatannya gadis berhijab itu tidak mempercayainya.

"Aku bukan orang jahat Nona..aku hanya ingin

memberimu tumpangan..!"

Teriak pria itu dengan seringai senyum manis

yang tiada henti dia tebar kearah Naya yang

hanya menolehnya sesaat.

"Terimakasih Tuan, tapi saya tidak butuh

tumpangan, silahkan anda lanjutkan

perjalanan anda."

"Hei..hei..kau sudah menempatkan ku seperti

seorang penjahat kalau begini."

Naya semakin mempercepat langkah nya

hingga kini napasnya terasa sedikit tersengal.

"Ayolah nona..jangan keras kepala, aku tahu

siapa kamu..!!"

Tin Tin Tiin....!!!

Suara klakson yang lebih nyaring kini terdengar

dari arah belakang membuat Naya menghentikan

langkah, pria tadi tampak melirik kearah mobil

yang ada di belakang nya, dia mendengus kesal

memukul setir nya.

"Baiklah..! lain kali aku pastikan kau tidak akan

menolak kebaikanku Nona..!

Pria tadi kembali berteriak seraya mengibaskan

jari di dekat keningnya dan berkedip nakal kearah Naya yang hanya menatap nya datar, setelah itu dia melesatkan mobil sport nya dengan cukup kencang.

Mobil yang tadi datang belakangan kini sudah

mendekat dan berhenti di samping Naya yang

tengah berdiri kaku di tempat.

Pintu mobil tiba-tiba terbuka menampilkan sosok

laki-laki angkuh dan dingin tengah duduk dengan tenang dibalik kemudi dengan wajah datar nya.

"Masuk !"

Titah Aham dengan tatapan tetap lurus ke depan.

Naya terdiam membeku di tempat, dia menatap

ragu ke dalam mobil. Aham kembali membunyikan

klakson karena kesal. Tubuh Naya terlihat mulai

menggigil kedinginan.

Naya masih bergeming dalam diam dan keraguan, Aham menoleh membuat mata mereka kini beradu pandang. Keduanya terdiam saling menatap dan

tidak sadar seakan telah masuk ke kedalaman

mata indah masing-masing. Namun tidak lama

Aham segera memutus arus pandangan yang

seakan memiliki magnet tersebut.

"Cepat masuk.!"

"Tapi saya basah. Silahkan anda duluan saja."

"Kau membantahku.!"

Suara Aham naik satu oktaf membuat Naya

terlonjak kaget, tapi dia tidak mungkin menaiki

mobil Aham dalam keadaan tubuh yang basah

seperti ini. Naya tetap berdiri di tempat nya.

Aham hilang kesabaran, dia akhirnya melajukan

kembali mobilnya dengan kecepatan penuh di

iringi tatapan hampa Naya.

Dia kembali melanjutkan langkahnya dengan

tubuh yang semakin menggigil. Dengan sisa kekuatannya dia mencoba mempercepat

langkahnya.

Namun tidak lama langkahnya terhenti dengan

wajah bengong saat melihat mobil Aham mundur kembali dengan cepat dan berhenti di dekatnya.

Aham keluar dari mobil, melangkah kearah Naya

yang membeku di tempat. Tanpa kata, dengan

gerakan cepat dia menyeret tangan Naya di bawa

ke dekat mobil, kemudian dengan kasar mendorong tubuh mungil nan rapuh itu masuk kedalam mobil.

Setelah itu dia membanting pintu mobil dan

berjalan berputar masuk kembali kebalik kemudi

dengan keadaan dirinya yang juga ikut basah

kuyup. Tidak lama dia sudah melajukan mobilnya kembali dengan kecepatan sedang. Penghangat dalam mobil otomatis menyala membuat suasana berubah sedikit hangat.

Keduanya terdiam dalam keheningan, Naya

mencoba mengatur ritme napasnya yang tadi

sempat berlarian seperti tidak terkendali. Dirinya sedikit syok mendapat perlakuan mendadak dari

Aham barusan.

Walau suasana di dalam mobil sudah mulai

menghangat namun tubuh Naya sudah sangat

basah membuat dia kembali menggigil dan

hanya bisa mendekap dadanya mencoba melawan hawa dingin yang kini semakin menusuk tulang

nya.

Bukan hanya karena kehujanan yang membuat

tubuh Naya kini merasakan panas dingin, namun

karena semerbak aroma wangi yang keluar dari

tubuh Aham memenuhi indra penciumannya

membuat jantung nya berdebar kencang seakan

sulit di kendalikan. Ada apa dengannya? kenapa

hanya dengan mencium aroma tubuhnya saja

bisa membuat dia seakan kehilangan kontrol

pada dirinya.

Naya memejamkan matanya, berusaha untuk

menguasai diri dan menenangkan perasaannya.

"Maaf kalau saya tidak bisa lebih awal bersiap

menyambut anda pulang."

Akhirnya Naya bersuara dengan sedikit bergetar.

Aham bergeming, dia terdiam masih dengan wajah

datar nya. Naya menundukan kepalanya resah.

Dengan sudut matanya dia melihat tubuh Aham

juga kini tampak basah kuyup.

Akhirnya mereka sampai di depan pintu utama.

Keduanya masih terdiam di dalam keheningan.

"Saya akan menyiapkan air hangat untuk anda."

"Urus dirimu sendiri ! Jangan coba-coba mencari

perhatian di hadapan ku !"

Naya terdiam. Aham melirik dan melihat keadaan

diri Naya yang kini tampak begitu kacau.

"Apa pantas wanita baik-baik seperti mu malam

malam begini baru kembali ke rumah.! "

Deg !

Jantung Naya seakan di remas dengan kuat

mendengar ucapan Aham membuat dia

seketika merasakan sakit di ulu hatinya.

"Maaf Tuan, saya punya alasan sendiri kenapa

harus pulang larut malam seperti ini."

"Jangan mencari alasan ! lagipula tidak penting

bagiku apapun yang kamu lakukan di luar sana !"

" Lalu kenapa anda seolah menghakimiku.?"

Aham menoleh, keduanya bertatapan panas.

Rahang Aham tampak mengeras dengan sorot

mata yang berkilat penuh emosi.

"Jadi wanita seperti inikah yang telah begitu di

banggakan oleh mendiang kakekku.? Cihh..

benar-benar memalukan.!"

Hati Naya semakin terasa sakit, tangannya

terkepal dengan kuat menahan diri untuk tidak melayangkan tamparan ke wajah laki-laki yang

fakta nya sudah sah menjadi suaminya itu.

Hanya matanya yang kini tampak memerah,

dia berusaha untuk tidak menangis di hadapan laki-laki ini. Dengan cepat Naya berpaling dan membuka pintu mobil kemudian tanpa melirik

lagi kearah Aham dia keluar, menutup keras

pintu mobil.

Aham menatap kepergian Naya dengan emosi

yang masih menguasai dirinya. Entah kenapa

tiba-tiba amarah nya muncul saat melihat Naya

masih berada di luar rumah malam-malam begini, dalam keadaan hujan pula, apalagi dia melihat

Naya sempat berinteraksi dengan pria yang lain.

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

Bersambung....

1
Clorris Azzahra
maaf tor pemenggalan kalimat kurang enak, kalau cerita bagus sekali lagi maaf ya tor makasih
Utamy Utamyy
teman aham wanita jadi"an
Novi Jahan
Luar biasa
Selamet Turipno
Cerita yg tak jelas hanya memuji tampan dan cantik
Selamet Turipno
bagus kayaknya ceritanya cuma satu yg kurang bagus menurut gua apa tidak ada nama lain tokoh utamanya ngapain mesti Abraham Ibrahim lebih bagus
Gadis Puspa Kartika
Luar biasa
tus tiani
aaaah dasar aham arogan
tus tiani
makanya jadi laki jangan banyak tingkah
tus tiani
nah mulai kan, aham siap2 aja loh..
tus tiani
ego aja ditinggikan tuan aham, Tampa sadar sudah kalah secara perlahan tapi pasti
tus tiani
biasanya setelah bahagia baru ketemu dengan keluarganya.
Khairul Azam
novel othor ini yg aku suka cuman yg menikahi wanita tanguh, yg lainya ngak aku suka wanitanya terlalu plinplan lemah semua gak ada harga diri semua
elank yl
ceritanya bagus 👍🏻
Arida Susida
Luar biasa
winda aulia
emang GK salah sih Noah jadi penjaga Kanaya. selalu gercep.
ayi fujiarti
mengulang lagi untuk sekian kalinya... tak pernah bosan baca karya ka shan
Naura Ovo
sayang aham jadi laki,,murahan apa karna dia tampan ya thor 😁🤭🤭🤭
Siti Aminah
thor tng ksh tau apa2 saja karya novel mu thor...aku ingin membacany. atw para reader tlng klo ada yg tau...ksh tau aku yah judul2 novel ny othor .
Khadijah Nafisah: di baca
total 2 replies
Siti Aminah
aku jg ngucapin trm ksh thor...krn sdh menyuguhkan cerita se bagus...se menarik d se seru ini. aku snht suka sepertiny akan aku ulang2 membaca ny
Siti Aminah
Noah sllu jd pahlawan bagi kaum hawa...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!