NovelToon NovelToon
Rahasia Sang Menantu Miskin

Rahasia Sang Menantu Miskin

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Cintamanis / Perjodohan / Balas Dendam / Menantu Pria/matrilokal / Tamat
Popularitas:24.2M
Nilai: 4.5
Nama Author: nophie

Season 1.

Kecelakaan mengakibatkan Valendra hilang ingatan membuat ia tidak tahu siapa dirinya maupun keluarganya. Terlunta dijalan dan akhirnya bertemu dengan kakek Arka sebagai sang penolong. Entah ini berita bahagia atau tidak , ketertarikan Valendra pada Anindiya, cucu pertama kakek Arka bersambut. Kakek Arka menjodohkan Valen dengan Anin, walau keluarga yang lain tidak setuju. Sepeninggalnya kakek, hinaan demi hinaan harus ditelan oleh Valen, walau istrinya tetap berusaha menguatkan suaminya itu. Tak dinyana, identitas asli Valen menampar semua orang yang dulu menginjak injak Valen. Bahkan mereka harus bertekuk lutut pada Valen. Siapakah Valen sebenarnya?

Season 2.

Dendam berlanjut? Wilhelmina Chalyondra Weston, anak perempuan satu satunya dari Valendra Weston dan Anindya Bagaskara akan dinikahi oleh Gustav Alexandro Dimitri anak dari Billy Weston dan Tiara Dimitri, apakah karena ingin membalas dendam ? Sesuatu terkuak, silahkan nantikan kelanjutannya!Happy reading!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nophie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

RSMM 7.

Anin berjalan keluar menemui suaminya yang sudah siap di

dalam mobil, Valen akan mengantar Anin menjemput tender kontrak 1 miliar

Mahkota Horeka. Valen yang sudah memberitahu ibu Susan untuk memenangkan tender

kontrak milik istrinya itu. Valen berharap supaya kontrak kerjasama itu akan

membuat istrinya itu tidak dianggap remeh oleh keluarganya. Bahkan Valen juga

sudah menyuruh ibu Susan untuk mengundang media agar saat penandatanganan

kontrak disaksikan oleh semua media termasuk media cetak dan media online.

Valen tampak bahagia, selama ini Anin sudah banyak susah dan diremehkan karena

menikah dengannya. Ini saatnya membuat istrinya dipandang oleh keluarganya.

Tapi berbeda dengan Anindiya, ia tampak cemas dan tidak percaya diri. Ia merasa

benar juga apa yang dikatakan oleh keluarganya, tanpa campur tangan dan koneksi

dari orang yang mengenal Mahkota Horeka apakah ia bisa mendapatkan kontrak

miliaran rupiah milik Mahkota Horeka. Ia menghela nafasnya dengan kasar,

membuat Valen yang sedang konsen menyupir jadi memperhatikan Anin yang dalam

kondisi resah.

“Kenapa wajah kamu kok kelihatan sedih?” tanya Valen

sambil mengulurkan tangannya menyentuh lengan istrinya, karena istrinya tampak

sedih dan sedang melamun, entah apa yang sedang ia pikirkan.

“Ehm sebenernya aku agak kurang yakin bisa mendapatkan

tender ini mas! Kan aku sama sekali tidak mengenal orang orang di Mahkota

Horeka loh mas!” jelas Anin dengan terbuka.

“Kamu tidak usah cemas, pasti semuanya akan ada jalan

keluarnya, dan mas sangat yakin kalau kamu pasti bisa mendapatkan tender

kontrak itu. Bahkan tidak akan perlu menunggu lama, kamu pasti langsung dapat

hasilnya hari ini juga.” Kata Valen dengan yakin.

“Kamu bisa yakin gitu ya sama aku, padahal aku aja gak

yakin sama diriku sendiri!” kata Anin sambil tersenyum.

“Pasti, kamu pasti bisa, jadi kamu yang semangat dong!”

kata Valen menyemangati istrinya, ia tahu kalau Anin pasti down karena

perkataan kedua orang tuanya  tadi

sewaktu mereka di meja makan,mereka selalu membuat anaknya menjadi rendah diri.

“Iya, iya aku sudah semangat nih! Makasih ya, ini semua

gara gara kamu mas! Nanti pas aku datang enaknya aku kemana ya? Nemuin siapa

gitu!” tanya Anin kepada Valen.

“Kamu ke receptionist, lalu kamu bilang kalau kamu

Anindiya Bagaskara dari hotel Bagaskara yang akan menyerahkan tender kontrak

kerjasana dengan Mahkota Horeka, nanti receptionist yang akan mengarahkan kamu

ketemu sama siapa!” kata Valen mengarahkan. Valen melihat istrinya mengangguk

bersemangat, tentu Valen bisa menjamin 100 persen kalau istrinya bakalan

mendapatkan kontrak, menandatanganinya saat itu juga. Tentunya Mahkota Horeka

melalui media online serta media cetak akan  segera merilisnya hari itu juga.

***

Setelah ia turun dari mobil, Anindiya Bagaskara melangkah

penuh dengan kepercayaan diri, walau awalnya ia ragu, entah kenapa ia jadi agak

sedikit semangat saat mendengar apa yang diucapkan suaminya.

Anin langsung menuju ke meja reception yang ada di tengah

lobby kantor mewah itu.

“Maaf mbak, saya Anindiya Bagaskara, dari Hotel Bagaskara,

saya ingin menyerahkan tender kontrak kerjasama dengan Mahkota Horeka, untuk

itu saya harus menemui siapa ya?” tanya Anin dengan sopan. Receptionis yang

bertugas langsung menelepon ke sekretaris direksi yang tadi sudah memberinya

perintah kalau nanti ada seorang wanita yang bernama Anindiya Bagaskara disuruh

langsung menelepon ke dirinya, karena sekretaris direksi sudah diberi perintah

oleh wakil CEO langsung yaitu ibu Susan selaku kepala pelaksana harian di

Mahkota Horeka.

“Sebentar ya!” kata reception dengan sopan karena

sekretaris direksi belum menjawab panggilan darinya.

“ Oh ya, enggak apa apa, mbak!” sahut Anin dengan sopan.

Tapi sesaat kemudian reception sudah mendapatkan jawaban dari atas untuk

mengantar Anin ke kantor wakil CEO.

“Mari, bu! Biar saya antar ibu ke kantor wakil CEO kami!

Karena kepala CEO kami sedang tidak ada di tempat!” kata receptionist itu

dengan sopan, lalu ia membawa Anin menuju lift direksi khusus untuk pejabat

direksi dan juga tamu tamu agung untuk pejabat direksi termasuk Kepala dan

wakil CEO.

Anin hanya terbengong melihat kemewahan ruang Lift khusus

itu, ia juga sedikit tercengang  bagaimana hal yang ia hadapi ini begitu mudah, seperti seakan dirinya

itu memiliki link orang dalam yang berpengaruh di Mahkota Horeka.

“Silahkan bu, untuk masuk ke dalam, ini adalah ruangan

wakil CEO kami.” kata wanita itu sambil mengetuk ruangan wakil CEO terlebih

dahulu sebelum meninggalkan Anin untuk masuk ke dalam ruangan wakil CEO

sendirian.

“ Selamat pagi. Ada yang bisa dibantu?” tanya wakil CEO,

ibu Susan dengan sopan, ia sudah menerima mandat dari pemilik perusahaan ini

agar dirinya membantu istrinya mendapatkan kontrak kerjasama itu dan jangan

sampai diketahui oleh istrinya kalau sebenarnya Valendra lah CEO dari Mahkota

Horeka.

“Permisi Bu! Saya Anindiya Bagaskara, maaf saya

mengganggu waktu ibu, karena kami dari keluarga Bagaskara hendak mengikuti

tender..”Belum selesai Anin berbicara, ucapannya langsung dipotong oleh wakil

CEO Mahkota Horeka itu.

“Oh ya, CEO kami sudah memberitahukan kepada saya secara

pribadi untuk menerima kontrak yang ditawarkan oleh ibu Anin, dan untuk

langsung melakukan penandatangan kerjasama kita, mari kita pindah ke ruang

meeting karena kita sudah ditunggu oleh para awak media yang akan menyiarkan penandatanganan

kontrak ini.

“ Hah? Berarti tawaran kontrak dari Bagaskara hotel

diterima?”

“Anda nyonya Anindiya Bagaskara kan? “ tanya bu Susan

meyakinkan.

“Iya.” Jawan Anin ragu.

“Kalau begitu kita segra pindah ke ruangan meeting,

karena kita ditunggu oleh pihak legal kami dan juga media massa yang akan

meliput penandatanganan kontrak kerjasama kita.” Kata bu Susan sambil

mmepersilahkan Anin untuk berdiri dan mengikutinya ke ruangan meeting.

Anin merasa belum percaya apakah ini benar benar terjadi.

Ia sampai mencubit lengannya  dan

merasakan sakit, jadi mestinya ini bukan mimpi.

***

Penandatanganan kontrak pun usai, Anin masih merasa

gamang, keluar dari kantor Mahkota Horeka dengan wajah yang pias karena belum

mempercayai apa yang terjadi. Untungnya ia percaya dengan Valen, suaminya.

Karena emang semudah itu mendapatkan kontraknya.

Valen yang menunggu didalam mobil merasa keheranan

melihat wajah pucat istrinya, setahunya penandatanganan berjalan dengan lancar

karena bu Susan juga sudah mengabarinya lewat telepon baru saja. Tapi kenapa

wajah istrinya tampak pias?

“Ada masalah dengan kontraknya?” tanya Valen tidak

yakin.Anin hanya menggeleng lemah.

“Antar aku ke Bagaskara hotel, aku harus memberi tahukan

kepada nenek kalau kita berhasil!!” teriak Anin yang sudha masuk ke dalam

mobil.

“Wah selamat ya, istriku!! Kamu emang hebat.” Kata Valen

sambil mengacungkan kedua jempolnya untuk mengapresiasi Anin.

Sesampainya di Bagaskara, mimpi disanjung oleh nenek arka

hanyalah tinggal mimpi, karena hasutan There, nenek tidak percaya dengan apa

yang disampaikan oleh Anin.

“Anin! Kamu ga usah bohong sama nenek. Kamu hanya

memanipulasi kertas surat perjanjian kontrak kerjasama ini kan supaya kamu

tidak kami usir?”  tuduh There, yang

membuat nenek malah percaya dengan There.

“ Tapi, Anin benar mendapatkan kontrak itu, kalau tidak

percaya kalian bisa cek di web resmi Mahkota Horeka.” Jelas Valen membela

istrinya yang sudah menangis karena dituduh  berbohong.

“Pergi deh kamu, mulai detik ini kamu bukan lagi bagian

dari Bagaskara!” bentak nenek dengan nada dingin. Ia kecewa dengan Anin yang

tidak bisa mendapatkan kontrak itu, padahal itu hanya perkataan There saja.

“Lagian gak mau dinikahkan sama Andrew yang jelas jelas

bisa bantu ya nek!” kata There mengompori nenek untuk marah dengan Anin. Membuat

Anin berlari keluar diikuti oleh Valen yang khawatir dengan kondisi istrinya.

Tiba tiba Allan, suaminya menelepon There yang membuat

There berteriak lantang.

“Apa??”

.

.

.

TBC

Kira kira apa yang membuat There teriak teriak???

Spam komen dan like yang banyak biar thor semangat yaa.

Happy Reading!!

1
Agus Soejono
penasaran ah
Agus Soejono
jadi gak lancar urusannya
Agus Soejono
gas gas
Agus Soejono
ramai seru mulai naik alur ceritanya
Agus Soejono
jadi dong namanya juga taruhan yg kalah hrs suportif
Agus Soejono
bangkrutin dikit dikit
Agus Soejono
Tampar tampar Three = BUZZER MULYONO
Agus Soejono
up up up apa isinya penasaran
Agus Soejono
jangan dibuka dulu ben sport jantung si nenek dan three kena parkinson
Agus Soejono
setan = buzzer itu tdk pernah berhenti menggoda
Agus Soejono
menegangkan akan ada perampasan hak disini
Agus Soejono
makin seru dah mau ketauan
Agus Soejono
menghibur dimasa gelap ini
Agus Soejono
semangat selalu membawa berkah
Agus Soejono
permata itu blm diasah
Agus Soejono
keren makin ramai
Agus Soejono
tks you
Agus Soejono
oke keren
Yusup Rahman
opening yang bagus
Wisnu Mahendra
setiap nyebut kontrak, pasti nyebut 1 milyar, bukankah lebih baik kalo disebutkan kontrak kerjasama? lagian 1 milyar kok kayaknya wahhh banget? bagi perusahaan besar, uang segitu mah seiprit
💘Emerald💘: Walaupun komentar kamu enggak enak dibaca, aku setuju sama pendapat kamu.

Kontrak kerja sama antar perusahaan besar itu bisa sampai puluhan atau ratusan miliar bahkan bisa sampai triliunan.

Apalagi kalau perusahaan itu perusahaan internasional, nilai kontraknya bisa lebih tinggi lagi.

Nilai kontrak satu miliar itu rata-rata cuma untuk perusahaan kelas menengah kebawah🙏🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!