Clara seorang gadis cantik yang terpupuler dikampusnya, hidupnya bagaikan seorang pemeran sinetron yang mempunyai lika-liku dan masalah kehidupan yang tidak ada habisnya, pacarnya menghiantinya dan akhirnya dia harus rela menikahi orang yang tidak dia cintai demi bertahan hidup. Bagaimana kisah selanjutnya..? Selamat membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elvani Rosita Dewi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6 Suamiku Bossku
Clara berjalan di trotoar, kali ini air matanya kembali jatuh di tengah kesunyian malam. Apa yang terjadi hari ini menambah kesedihannya. Kakinya terus berjalan entah kemana akan membawanya, pikirannya yang begitu kacau menatap lingkungan sekitarnya dengan pandangan kosong.
"Pip.. Pip... Pip" Suara klakson mobil mengagetkannya. Clara memalingkan wajahnya melihat mobil mewah sedang mengikutinya dari belakang. Jantungnya berdegup kencang rasa takutnya mulai muncul dan melihat jam di tangannya sudah menunjukkan jam 2 pagi. Clara mempercepat langkah kakinya tapi mobil tersebut tetap mengikutinya.
"Hei, naiklah! Tak baik wanita cantik berjalan sendiri di malam hari." Seru pria itu dari dalam mobil dan telah membuka kaca mobilnya.
Clara memberanikan diri untuk menatap laki-laki yang sedang berbicara dengannya. "Kamu...?" Jari telunjuknya kembali menunjuk pria itu. "Mengapa dia ada disini apa dia memang mengikutiku.." Perasaan Clara semakin takut ini ketiga kalinya dia bertemu tanpa sengaja dengan pria ini.
Pria itu turun dari mobil dan menghampiri Clara yang sedang berdiri di depan mobilnya. Clara mau berlari tapi tangannya sudah di tarik olehnya sehingga tubuhnya terjatuh ke dalam pelukan pria itu.
"Lepaskan." Clara berusaha melepaskan badannya dari pelukan pria itu.
"Baiklah, namaku Cakra. Bukannya tadi aku sudah memberi tahumu. Aku akan mengantarkanmu pulang." Cakra menyodorkan tangannya tapi clara tidak menyalaminya. Clara masih dengan perasaan was-wasnya mana mungkin pria yang belum di kenalnya bisa begitu baik dengannya..
"Tidak perlu aku bisa.." Belum selesai dia berbicara Cakra sudah menarik tangannya masuk kedalam mobil.
Clara sudah berada di dalam mobil mewah Cakra. Dia duduk di kursi depan berdampingan dengan Cakra. Mobil sudah sudah melaju meninggalkan kesunyian malam.
"Siapa namamu dan berapa umurmu?" Cakra bertanya kepada Clara yang masih menundukkan kepalanya. Clara hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan darinya.
"Sepertinya kamu masih remaja dan sangat labil. Tidak seharusnya kamu berjalan sendiri tengah malam seperti ini, jika ada yang pria jahat di jalan yang melukaimu bagaimana bisa kamu melawannya." Clara masih terdiam, pikirannya masih sangat kacau, dia tidak tahu akan pergi kemana malam ini. Dia juga tidak ingin pulang kerumahnya karena hanya menambah beban pikirannya jika mendengar orang tuanya bertengkar.
"Mas, turunkan aku di sini." Clara yang bingung memanggil siapa pria di sampingnya akhirnya dia memanggilnya dengan sebutan Mas. Dari penampilannya Cakra tidak terlihat seperti remaja lagi bisa di bilang dia sudah dewasa dan Clara tidak mungkin memanggilnya dengan menyebutkan namanya.
"Kamu akan pulang denganku malam ini, besok pagi aku akan mencari rumahmu!"
"Tidak mas, mana bisa seperti itu." Clara berusaha menolak ajakan Cakra.
Cakra melajukan mobilnya ditengah jalanan yang sudah mulai sepi. "Melompat saja dari mobil jika kau tidak mau pulang bersamaku. Aku sudah malas untuk berhenti!" Cakra hanya menjawab santai.
Apa dia sudah gila, sama saja dia sedang membunuhku secara perlahan. Mana mungkin aku melompat sedangkan mobil tengah melaju. Clara membatin dan sangat kesal dengan pria disampingnya itu.
Karena terlalu lelah akhirnya Clara tertidur di dalam mobil. Cakra hanya tersenyum melihat gadis cantik itu. Mata Cakra kemudian tertuju pada pakaian Clara yang begitu minim dan secepat mungkin dia memalingkan wajahnya melihat ke arah depan. Setibanya di apartemen Cakra menggendong Clara menaiki lift menuju lantai 10. Pandangannya belum bisa move on dari tubuh indah Clara dengan dua bukit kembar yang terlihat jelas dilapisi baju tipisnya. Gairahnya memuncak dan akhirnya dia sampai depan pintu apartemennya. Setelah masuk Cakra membaringkan tubuh clara di atas tempat tidur dengan menutup tubuhnya dengan selimut tebal miliknya.
"Bagaimana bisa dia berjalan dengan pakaian minimnya di tengah malam seperti ini. Jika orang lain yang menemukannya aku tidak tau apa yang akan terjadi." Cakra langsung merebahkan tubuhnya di atas sofa panjang yang ada di dalam kamarnya.