Jayden hampir tidak punya harapan untuk menemukan pacar.
Di sekitarnya ada banyak wanita cantik, tapi tidak ada yang benar-benar tertarik pada pria biasa seperti dia. Mereka bahkan tidak memperdulikan keberadaannya. Tapi segalanya berubah ketika dia diberikan sebuah tongkat. Ya, sebuah tongkat logam. Saat membawa tongkat logam itu, dia baru saja mengambil beberapa langkah ketika disambar petir.
Saat dia kehilangan kesadaran, Jayden ingin memukul habis orang sialan yang memberinya tongkat itu, tapi saat dia bangun, ada kejutan menantinya. Dia mendapatkan sistem yang akan membantunya mendapatkan gadis-gadis dan membuatnya lebih kuat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TRISHA WELLS
“Apa-apaan ini? Berani-beraninya kau menyebutku pecundang?” pikir Jayden. Siapa pun yang berada di balik omong kosong ini, mereka seharusnya tidak memanggilnya seperti itu.
Namun sebelum Dia sempat mengeluh, informasi di layar berubah.
[ Nama: Lyra Miller
Usia: 26 tahun
Pengukur Hasrat: 15/100
Radar Romantis: 00/10 ]
“Tunggu, apa yang sebenarnya terjadi di sini? Apa sebenarnya yang sedang kulihat?” Jayden mengernyitkan dahi dan melambaikan tangannya, mencoba memahami layar biru aneh di hadapannya.
Namun sekeras apa pun ia mencoba, dia hanya melambaikan tangan di udara tanpa hasil.
“Lyra Miller?” gumam Jayden pada dirinya sendiri, tapi cukup keras hingga terdengar oleh Lyra yang sedang memeriksa tanda-tanda vitalnya.
“Iya, itu aku…” jawab Lyra. “Tapi hei… bagaimana kau tahu nama lengkapku?” Lyra menatap Jayden dengan bingung. Dia ketahuan.
“Nama lengkapmu?” Jayden tergagap.
“Iya… Miller itu adalah nama belakangku,” Lyra mengangguk. “Tapi bagaimana kau bisa tahu itu?”
“Bagaimana… aku tahu…” gumam Jayden. “Bukankah tadi kau yang mengatakannya?”
“Apa iya?” Lyra tidak ingat.
“Ya, tadi kau mengatakannya padaku…” Jayden cepat-cepat mengangguk.
“Mungkin…” Lyra tidak terlalu memikirkannya dan kembali melanjutkan pekerjaannya.
‘Apa yang harus aku lakukan sekarang?’ Jayden kebingungan. Bukan hanya diia mendapatkan sistem aneh, tapi juga tidak ada siapa pun yang membimbing atau menjelaskan sistem itu kepadanya. Jayden benar-benar bingung. Namun kemudian dia melihat tanda “?” di samping Pengukur Hasrat dan Radar Romansa.
Dan karena dia tidak bisa menyentuh tampilan itu, Jayden memusatkan pikirannya pada tanda “?” di samping Pengukur Hasrat, dan sebuah jendela pop-up terbuka di hadapannya.
Pengukur Hasrat: Ini adalah pengukuran “Godaan” antara tuan rumah dan target. Seiring meningkatnya godaan antara Tuan Rumah dan target, ketegangan seksual pun meningkat. Ketika godaan mencapai 100, target sepenuhnya terpikat oleh Tuan Rumah. Setelah setiap sesi yang berhasil, Pengukur Hasrat akan menyesuaikan ulang dirinya.
**Godaan meningkat setiap kali misi berhasil diselesaikan atau mengikuti pilihan yang diberikan oleh sistem.
“Ehemm…” Rahang Jayden ternganga. “Apa-apaan ini? Aku bisa bercinta hanya dengan ini?” Pikiran Jayden melayang. Bagi seorang perjaka sepertinya, yang terjebak dalam perangkap cinta sepihak yang menyakitkan, ini benar-benar seperti anugerah dari dewa.
Jayden kemudian mengalihkan perhatiannya ke Radar Romansa. Berbeda dengan Pengukur Hasrat yang sejak awal bernilai 15, Radar Romansa masih kosong. Jadi Jayden melakukan hal yang sama seperti sebelumnya, dan tak lama kemudian pop-up lain muncul.
Radar Romansa: Ini adalah pengukuran “Cinta” antara Tuan Rumah dan target. Seiring meningkatnya cinta antara Tuan Rumah dan target, semakin besar pula peluang target menjadi pasangan Tuan Rumah. Ketika cinta mencapai 10, target telah sepenuhnya jatuh cinta pada Tuan Rumah.
**Cinta meningkat setiap kali misi berhasil diselesaikan atau mengikuti pilihan yang diberikan oleh sistem.
“Sial!” Jayden mengumpat, mencoba mencerna semuanya. “Apakah aku sedang berada di novel romansa gila? Apakah ada seseorang yang sedang mempermainkanku? Ini tidak mungkin nyata!”
Memiliki sistem yang membantunya bercinta dan mendapatkan pasangan? Hal seperti itu hanya terjadi dalam cerita-cerita liar yang sering dia baca di internet. Tidak mungkin Dia bisa seberuntung ini hingga benar-benar mendapatkan sesuatu yang luar biasa seperti ini.
Tepat saat Jayden mengumpat, seorang dokter masuk ke dalam ruangan. Dia memiliki ekspresi tegas di wajahnya, dan jelas terlihat bahwa dia tidak menyukai pilihan kata Jayden.
“Tuan Jayden, tolong jaga ucapanmu. Ini adalah rumah sakit, bukan bar pelaut,” kata dokter itu sambil mengernyit. Tapi apakah Jayden peduli? Seolah bintang-bintangnya sedang sejajar, dokter itu juga adalah seorang wanita cantik dan rahang Jayden langsung terjatuh.
Dokter itu tampak seperti baru keluar dari majalah model, memancarkan kepercayaan diri dengan senyum yang mampu memikat siapa pun. Rambut merah kecokelatannya yang lebat menjuntai anggun di bahunya, membingkai wajah yang memadukan kecerdasan dan kecantikan. Mata berbentuk almond yang dihiasi bulu mata panjang itu begitu memesona, dan tahi lalat kecil tepat di bawah mata kirinya hampir menarik Jayden mendekatinya. Ia mengenakan jas putih pas ditubuhnya, yang menonjolkan lekuk-lekuk yang tepat.
Lyra yang melihat Jayden bertingkah seperti orang bodoh terkikik, lalu dengan papan catatan di tangannya, Dia perlahan menutup mulut Jayden. “Dokternya sedang berbicara. Jawablah dia,” kata Lyra, memecah lamunan Jayden.
“Ah, maaf Dok. Hanya saja… yah, Kau tahu, rasanya agak berlebihan mengetahui aku tersambar petir. Aku masih tidak bisa mempercayainya,” kata Jayden sambil tersenyum canggung.
“Ya, aku tahu soal sambaran petir itu. Tapi itu bukan alasan untuk berkata seperti itu,” kata dokter itu sambil memutar matanya.
“Maaf, Dok… Aku akan ingat itu. Mulai sekarang bahasaku akan ramah keluarga.”
“Bagus kalau begitu…”
Tepat saat dokter itu berkata demikian, tampilan biru pucat itu muncul lagi.
[ Nama: Trisha Wells
Usia: 34 tahun
Pengukur Hasrat: 00/100
Radar Romansa: 00/10 ]
Jayden menatap informasi di hadapannya, lalu menoleh ke arah dokter yang sedang memeriksa catatannya. Jayden tidak bisa menahan senyum pahit. Sepertinya kesan pertamanya pada dokter itu memang tidak bagus. Dia sama sekali tidak tertarik padanya. Yah, setidaknya menurut layar misterius di hadapannya yang asal-usulnya meragukan.
“Baik. Sekarang mari kita kembali ke urusan utama. Bagaimana perasaanmu?” Trisha, dokter Jayden, mengangkat pandangannya dari catatan dan bertanya.
“Yah, selain fakta bahwa aku sempat mengira akan bertemu utusan kematian tadi, aku merasa baik-baik saja,” kata Jayden sambil menyeringai ke arah Lyra.
Mengangkat alisnya, Trisha menatap Jayden. “Utusan kematian?”
Jayden tertawa gugup. “Iya, ceritanya panjang. Ternyata dia hanya perawat cantik biasa. Syukurlah!”
Trisha akhirnya memahami situasinya ketika dia melihat Jayden dan Lyra saling melirik dengan makna tersembunyi. “Yah, aku senang bisa meluruskan itu untukmu. Tapi mari kita fokus pada sambaran petirnya, ya?”
“Tentu saja... Apapun yang dokter katakan, aku ikuti,”,” Jayden duduk tegak.
“Jangan sok manis, Tuan Jayden,”
“Aku tidak akan berani,”
“Dan jangan menggoda juga… Bahkan dengan para perawat,”
“Seharusnya kau pikirkan itu sebelum mempekerjakan perawat-perawat cantik,”
“…”
“Dan dokter-dokter cantik…”
“…”
“Seperti dirimu…”
“Baik, sudah diputuskan… Aku akan mengganti doktermu… Dr. Rey!”
---
PENTING
Berikut adalah pilihan untuk para pembaca. Pilihan yang mendapat komentar terbanyak akan kita lanjutkan:
1. Apakah ceritanya harus berjalan cepat.
2. Tidak… Biarkan perkembangannya lebih lambat.
