NovelToon NovelToon
Beginning And End Season 3

Beginning And End Season 3

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Dark Romance / Time Travel / Balas Dendam / Sci-Fi / Cintapertama
Popularitas:140
Nilai: 5
Nama Author: raffa zahran dio

Lanjutan Beginning And End Season 2.

Setelah mengalahkan Tenka Mutan, Catalina Rombert berdiri sendirian di reruntuhan Tokyo—saksi terakhir dunia yang hancur, penuh kesedihan dan kelelahan. Saat dia terbenam dalam keputusasaan, bayangan anak kecil yang mirip dirinya muncul dan memberinya kesempatan: kembali ke masa lalu.

Tanpa sadar, Catalina terlempar ke masa dia berusia lima tahun—semua memori masa depan hilang, tapi dia tahu dia ada untuk menyelamatkan keluarga dan umat manusia. Setiap malam, mimpi membawakan potongan-potongan memori dan petunjuk misinya. Tanpa gambaran penuh, dia harus menyusun potongan-potongan itu untuk mencegah tragedi dan membangun dunia yang diimpikan.

Apakah potongan-potongan memori dari mimpi cukup untuk membuat Catalina mengubah takdir yang sudah ditentukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon raffa zahran dio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 : Pesta Ulang Tahun Yoru Dan Matsu.

Malam turun seperti kain sutra hitam yang diturunkan perlahan-lahan, meliputi halaman luas rumah Kei dan Reina hingga tidak tersisa secercah cahaya matahari. Lampu-lampu taman yang tergantung di pohon-pohon beringin besar berkelap-kelip lembut, memantulkan cahaya emas ke permukaan kolam kecil yang jernih—di mana ikan koi berwarna merah dan emas berenang dengan lambat, bayangan mereka melengkung seperti lukisan di dasar kolam. Swoosh… swoosh… angin malam berdesir melewati dedaunan, membawa aroma bunga melati malam yang segar dan whiff tanah basah setelah hujan sore yang singkat. Jalan batu yang bersih terasa dingin di bawah kaki, setiap langkah menghasilkan bunyi tap… tap… yang lembut namun terasa di hati.

Di depan gerbang besar yang berlapis besi tempa dengan ukiran bunga mawar yang rumit, Andras, Leon, dan Catalina berdiri tegak. Dua pengawas berpakaian jas hitam menundukkan kepala dengan hormat, matanya tidak berani menatap langsung ke arah “Ratu Iblis Es yang Agung” yang berdiri di tengah.

“Selamat datang, Nona Andras, Tuan Leon, dan Putri Catalina… Silakan masuk ke dalam,” kata salah satu pengawas dengan suara lembut tapi formal, lidahnya sedikit gemetar—terlihat dia takut membuat kesalahan.

Andras menganggukkan kepala dengan sikap yang anggun, rambut ungu gelapnya bergelombang turun ke bahunya, mata merah-birunya memantulkan cahaya lampu taman. Dia menundukkan wajah, melihat Catalina yang berdiri di sebelahnya—rambut putih bergelombang dengan gradasi pink di ujungnya bergerak lembut diterpa angin, matanya pink kecilnya berbinar penuh rasa ingin tahu tapi juga sesuatu yang lebih dalam: ketakutan yang disembunyikan.

“Belum ada tanda Tenka… Bahkan energi musuh pun tidak terasa di sini…” gumam Catalina dalam hati, jari-jarinya menggenggam ujung gaun putih yang dikenakannya sampai memerah. Langkahnya ringan namun penuh kewaspadaan, seolah dia selalu siap melompat jika ada bahaya.

Leon melihat putrinya dengan tatapan hangat tapi waspada, tangannya secara tidak sengaja merapat ke pinggangnya—tempat dia menyembunyikan pedang kecil. “Catalina… Sedang mencari siapa?” katanya dengan suara yang lembut, tapi nada nya menunjukkan dia tahu ada yang tidak beres.

Catalina tersentak, tubuhnya sedikit bergoyang seperti terkena kejutan. Dia mengangkat wajah, membuat senyum kikuk yang tampak paksa—keningnya sedikit mengerut, mata nya berkedip-kedip seolah ingin menyembunyikan apa yang ada di dalam hati. “Tidak ada, Papi! Hanya saja… rumah Paman Kei dihias sangat cantik!” serunya, matanya cepat-cepat memantulkan cahaya lampu taman, membuatnya tampak penuh kekaguman meskipun hatinya sedang berdebar kencang.

Andras tersenyum lembut, tangannya melenturkan untuk memegang tangan Catalina sebentar—sentuhan itu hangat dan menenangkan, seperti sinar matahari di pagi es. “Kamu benar, anakku… Ayok, masuk ke dalam. Yoru dan Matsu menunggu kalian.”

Mereka melangkah masuk, dan pintu besar berderit pelan creeeak…—suaranya seolah meriwayatkan cerita lama rumah itu. Di dalam, ruangan yang luas dan tinggi terbuka di hadapan mereka, dihiasi lentera warna-warni yang tergantung dari langit-langit dan balon emas-merah yang bervariasi ukurannya. Aroma manis dari kue ulang tahun yang baru dipanggang dan hidangan hangat seperti sup jagung dan ayam bakar memenuhi udara, membuat perut Catalina berdebar-debar karena lapar dan hati nya berdebar karena kecemasan. “Nom… nom… dia menelan ludah, matanya membesar melihat semua orang yang hadir—ramai dan meriah, seolah dunia ini penuh dengan kebahagiaan yang abadi.

Di tengah ruangan, Kei dan Reina berdiri dengan wajah yang ceria. Kei dengan rambut coklat tua pendek yang bergelombang dan mata biru tua, tangan nya memegang teh hangat. Reina dengan rambut panjang hitam yang terurai, mata pink nya bersinar penuh cinta saat melihat kedua anak kembar nya: Yoru dan Matsu, yang mengenakan topi ulang tahun berwarna biru dan merah. “Selamat datang, teman-teman!!” teriak Yoru dengan suara yang lantang, tangan nya mengangkat topi nya, ekspresi wajahnya penuh kegembiraan sampai pipinya memerah. Matsu berdiri di sebelahnya, sedikit lebih pendiam, tapi tersenyum lebar—mata nya berkelip-kelip melihat tamu yang datang.

Di sudut lain, Kenzi berdiri dengan hadiah besar yang dibungkus kertas merah emas, sampingnya Hanna dengan rambut pendek bob ungu yang lucu dan mata kuning. Mereka membawa Haken, anak laki-laki mereka yang sangat bersemangat—rambut ikal nya berwarna ungu gradasi merah, mata kuning nya berbinar saat melihat mainan di atas meja. “Ayah! Lihat itu!! Mainan mobil yang besar!!” teriak Haken, tangan nya menunjuk dengan cepat, tubuhnya melompat-lompat dengan antusiasme yang tak tertahankan. Kenzi tersenyum, tangannya menekan bahu Haken agar diam. “Tenang, nak… Nanti kita berikan hadiah ke Yoru dan Matsu ya.”

Di sisi mereka, Alisiya berdiri dengan rambut panjang pelangi yang memukau—warna merah, oranye, kuning, hijau, biru, ungu—yang bergelombang turun ke pinggang. Mata biru muda nya bersinar saat dia berbicara dengan Guri, yang memiliki rambut hijau tua yang rapi dan mata hijau tua. Mereka membawa Dheon, anak laki-laki Guri yang kalem—rambut hijau jade pendek nya rapi, tubuh nya berdiri tegak sambil melihat semua orang dengan tatapan yang waspada. “Dheon, mau main sama Haken?” tanya Alisiya dengan suara yang lembut, tangannya merentangkan untuk memegang tangannya. Dheon mengangguk perlahan, tapi mata nya masih tetap waspada.

Lalu ada Havik dengan rambut panjang yang diikat ke belakang dan mata hijau tua yang tegas, sampingnya Rinne dengan rambut panjang putih dengan gradasi ungu dan biru muda—matanya biru muda nya bersinar penuh kebahagiaan saat membawa anak laki-laki mereka yang tenang. Di sebelahnya, Kasemi berdiri dengan rambut hitam panjang yang diikat, mata ungu gelap nya tenang saat dia berbicara dengan Mayuri—anak perempuan Zerav dan Ryu. Mayuri memiliki rambut panjang kuncir dua berwarna putih dan mata emas nya—dia sedang marah-malu-malu, pipinya memerah saat Kasemi berbicara dengannya. “A-aku tidak mau main sama kamu!!” teriak Mayuri dengan suara yang sedikit meredam, tapi tubuh nya malah mendekat ke Kasemi. Zerav berdiri di samping Ryu—rambut putih panjang nya tergeletak di bahunya, mata emas nya penuh kebanggaan melihat putri nya. Ryu dengan rambut kuncir dua berwarna biru muda dan mata orange nya tersenyum, tangannya memegang tangan Zerav.

Di sudut lain, Emi berdiri dengan rambut panjang di ikat kuda berwarna hijau lemon dan mata kuning lemon yang ceria. Suaminya, Earl, dengan rambut panjang ungu pucat dan mata ungu nya berdiri di sampingnya, membawa Remi—anak perempuan mereka yang cantik dan ceria. Remi dengan rambut panjang di ikat kuda berwarna ungu pucat dan mata hijau muda nya berdiri dengan berdiri tegak, tangan nya memegang bunga mawar merah yang dia ambil dari taman. “Ibu, ini untuk Mbak Reina ya?” tanya Remi dengan suara yang lembut, ekspresi wajahnya penuh kebaikan sampai mata nya berkelip-kelip. Emi tersenyum, tangannya mengelus rambut Remi. “Iya, nak… Kamu yang pintar.”

Zen dengan rambut landak biru tua dan mata kuning nya berdiri di dekat jendela, sampingnya Yuuka dengan rambut panjang kuncir dua berwarna kuning dan mata biru cerah. Mereka membawa Rintaro, anak laki-laki mereka yang ceria—rambut landak nya berwarna kuning gradasi biru, mata biru nya berbinar saat dia berlari-lari di lantai. “Mama! ayah! Ayo main lompat-lompat!!” teriak Rintaro, tubuhnya melompat-lompat dengan cepat, ekspresi wajahnya penuh kegembiraan sampai dia tertawa terbahak-bahak.

Di sudut yang lebih tenang, Yumi berdiri dengan rambut panjang bergelombang pink dan mata aqua yang lembut. Suaminya, Max, dengan badan kekar dan rambut pendek coklat muda membawa Asuna, anak perempuan mereka yang pemalu. Asuna dengan rambut pink pendek gradasi emas dan mata aqua nya berdiri sembunyi di balik badan Max, mata nya berkelip-kelip melihat orang lain dengan rasa cemas. “Asuna, tidak usah takut… Semua orang baik kok,” bisik Max dengan suara yang lembut, tangannya memeluk pundak Asuna.

Di sudut lain, Lynn dengan rambut pendek bergelombang silver dan mata merah nya berdiri bersama suaminya, Mike—rambut pirang gradasi orange dan mata coklat muda. Mereka membawa Rui, gadis berusia lima belas tahun dengan rambut panjang hitam gradasi ungu pucat dan mata ungu—dia memiliki tahilalat di bawah mata yang membuatnya terlihat lebih cantik. Sampingnya, Shinn—anak laki-laki mereka yang berusia lima tahun—berdiri dengan rambut panjang silver gelap gradasi merah tua dan mata merah. Dia melihat Catalina, dan matanya berbinar—dia melambai dengan cepat, ekspresi wajahnya penuh kegembiraan.

Catalina melihat Shinn, dan dada nya terasa lega—seolah ada seseorang yang bisa dia percayai di tengah kecemasan nya. Dia melambai balik, senyum nya sekarang lebih asli, pipinya sedikit memerah. Tapi kemudian, matanya bergerak cepat—dan dia melihat mereka: Chins dan Hiro, berdiri dengan anak perempuan mereka, Kurumi.

Chins dengan rambut panjang abu-abu yang mengalir ke pinggang dan mata abu-abu nya bersinar penuh cinta saat memegang tangan Kurumi. Hiro dengan rambut hijau belah tengah dan kacamata bulat, mata hijau nya penuh perhatian saat melihat putri nya. Kurumi—gadis kecil dengan rambut panjang abu-abu yang lembut dan mata hijau muda yang ceria—mengenakan gaun biru muda dengan motif bunga mawar, tangan nya memegang mainan boneka kucing yang lucu. “Mami, aku mau makan kue ya?” tanya Kurumi dengan suara yang lembut, matanya berkelip-kelip melihat kue yang ada di atas meja besar. Chins tersenyum, tangannya mengelus rambut Kurumi. “Nanti ya, nak… Setelah kita nyanyi lagu ulang tahun.”

Catalina melihat Kurumi, dan hati nya terasa sesak—seolah ada benda berat yang menekannya. “Kurumi masih dengan keluarga nya… Aku harus mengawasinya… Sesuai rencana yang telah ku buat, aku akan mengikuti nya dari belakang…” gumamnya dalam hati, matanya tidak pernah meninggalkan Kurumi, ekspresi wajahnya berubah-ubah: dari kebahagiaan melihatnya hidup, ke kecemasan yang mendalam, sampai ke tekad yang membara. Dia melangkah perlahan, langkah nya sembunyi di antara keramaian, tubuhnya sedikit membungkuk seolah ingin menyembunyikan diri. Tangan nya menggenggam ujung gaun nya lebih erat, jari-jari nya memerah karena tekanan.

Suara tawa anak-anak yang riang “hahaha… hahaha…”, derap kaki di lantai kayu yang keras “tap… tap… tap…”, dan gemericik air dari kolam kecil di luar “bling… bling…” bersatu membentuk simfoni pesta malam itu—tapi bagi Catalina, semuanya terasa jauh dan tidak nyata, seolah dia hidup di dunia yang berbeda dari mereka. Dia melangkah lebih jauh, mengikuti Kurumi yang mulai berjalan ke arah taman bersama beberapa anak lain.

“Jangan sampai Tenka mendekati Kurumi… Jangan sampai satu pun orang yang aku cintai terluka,” bisiknya pelan, suara nya hampir tenggelam di antara keramaian—namun penuh kekerasan dan tekad, matanya pink nya menyala dengan cahaya yang tidak terlihat oleh orang lain.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!