Luna terjebak dalam pernikahan kakaknya dengan william, pria itu kerap disapa Tuan Liam. Liam adalah suami kakak perempuan Luna, bagaimana ceritanya? bagaimana nasib Luna?
silahkan dibaca....
jangan lupa like, komen dan vote
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momy ji ji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 6
Luna baru saja ingin menuju ke kamar, Ia ingin membersihkan diri karena memang ketika bangun tidur dia belum mandi dan langsung membuat sarapan untuk Tuan Liam.
“Ekhem!” Deheman yang begitu tiba-tiba terdengar jelas, Luna kaget lalu memutar badan.
Tuan Liam berjalan ke arahnya dan Dimitri mengikuti pria itu di belakang.
“Tuan Liam… apa ada yang ketinggalan?” Tanya Luna dengan senyum sebaik mungkin. dia tidak merasa sedang melakukan kesalahan.
Liam tampak percaya diri, sedikit tersenyum di sudut bibir kemudian berusaha bersikap datar supaya Luna tidak menganggapnya aneh.
Namun sebaliknya, Luna yang memerhatikan ekspresi Liam justru menganggap pria itu sedikit ada yang tidak beres dan mencurigakan.
“Aku ingin jujur.”
Luna diam sejenak dan mengangguk iya, dia penasaran apa yang membuat pria itu kembali dan ingin berkata jujur perihal apa padanya.
Mungkin tebakannya benar? persoalan kotak bekal, jika memang seperti itu maka ya sudahlah.
Toh tetap dia mendapat rezeki dari pria itu bukan secara cuma-cuma tapi ada imbalan kerja kerasnya memasak di pagi hari untuk Liam.
“Baiklah katakan.” Balas Luna menyimak.
Tangan dan pinggang rampingnya bersandar di pegangan tangga, celemek masih melekat di tubuhnya yang mungil dan sedari tadi tanpa disadari belum Ia lepas.
“Selama ini kamu yang memberikan kotak bekal padaku, jadi usahakan setiap pagi buatlah seperti itu saja. mengerti!” Tegasnya dengan mimik datar.
Entah kenapa sulit untuk mengeluarkan kalimat manis dan membuat orang lain senang.
Luna melongo, inikah yang disebut jujur? kalimat jujur macam apa ini Tuan Liam, bahkan sebelum berucap pria itu tampak tersenyum walau 1 detik saja.
'Sepertinya ada yang salah dengan kewarasan pria ini. apa dia tidak mengerti tata cara berkata jujur?' Umpat Luna kesal karena Liam lebih menyuruhnya daripada berkata lain.
"Oh... baiklah, itu saja Tuan?"
Luna ingin mengumpat tapi kemudian dia memaksa untuk senyum ramah pada Liam. persetan jadi istri patuh, siapa yang ingin menyandang posisi nyonya di rumah ini.
Luna ingin bebas dan menikmati masa remajanya dengan teman-teman seangkatan, berencana kuliah di kampus negri dengan gajinya sendiri dan masih banyak hal-hal menarik yang mau Ia coba.
Bukan terikat jadi istri kedua atau istri pria manapun dulu.
"Ya itu saja," Liam bingung sendiri.
"Katakan apa yang kamu ingin lakukan hari ini." Tanyanya penasaran dengan kegiatan Luna.
"Saya akan berangkat kerja dan pulang siang hari Tuan, tapi tidak langsung ke mansion. ada beberapa urusan kecil baru saya pulang," Jawab Luna.
Apa dia khawatir dan mencoba berbasa-basi denganku? pikir Luna.
"Tapi Tuan tenang saja dan jangan cemas saya kenapa-napa, saya akan pulang tepat waktu kok, sesuai kontrak nikah."
"Kata siapa aku mencemaskanmu! pede sekali harga dirimu itu Luna."
"Dimitri kita berangkat sekarang." Timpal Liam berbalik dan melangkah pergi dari kediamannya.
Dimitri yang diam sedari tadi sebenarnya dia menebak Tuan nya ini sulit untuk menunjukkan rasa suka, padahal jelas-jelas Tuan Liam sudah tertarik pada Nona Luna sejak lama.
Kalau begini kan semua istri Tuannya bisa pada kabur.
Dimitri kembali geleng-geleng kepala, sebaiknya dia harus memprovokasi otak Tuanya biar pekaan.
"Cihh! dasar Tua bangka kaku." Umpat Luna tidak ingin memikirkan pria itu lagi.
***
"Dea, bisa aku pinjam ponselmu?" Ucap Luna berharap temannya mau meminjamkan ponsel untuk nya.
"Tapi batrai ku habis Luna." Balas Dea, teman Luna.
"Yah.... gak jadi deh kalau gitu."
Padahal Luna ingin mencoba menghubungi kak Lena menggunakan nomor lain, siapa tahu nomornya diblokir dan juga nomor orang tuanya.
"Tadi lupa bawa cas Luna, hari ini kamu pulang bareng dion lagi?" Tanya Dea memastikan.
"Iyaa, sementara pulangnya masih bareng dion." Balas Luna mengangguk.
"Luna, kamu tidak takut dion tahu kalau kamu sudah menikah? kamu akan menyakiti hatinya. kamu tahu sendiri kan sebucin apa dia padamu Lun," Kata Dea merasa dunia percintaan temannya kandas begitu saja.
Selama ini Luna dan dion sudah berpacaran sejak SMA, dan hubungan keduanya begitu manis. sayang banget kalau putus begitu saja, apalagi keduanya yang tampak sangat serasi dan saling mencintai di mata Dea.
Tentu Dea juga sudah tahu hubungan Luna dan Tuan Liam, Luna sudah menceritakan semuanya pada gadis itu.
"Kalau kamu tidak ngadu ke dia, dion gak bakalan tahu hemm. lagipula aku ini cuman istri pengganti, gak lama lagi bakal diceraikan kok kalau kak Lena datang lagi." Kata Luna.
Dia dan Tuan Liam pasti berpisah suatu hari nanti dan dia juga belum siap memberitahukan hal ini pada dion.
Bersambung...