NovelToon NovelToon
RAHASIA MASA LALU SUAMI DAN SANG IPAR

RAHASIA MASA LALU SUAMI DAN SANG IPAR

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam / Selingkuh / Cintapertama
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Barra Ayazzio

Bagaimana rasanya menjadi istri yang selalu kalah oleh masa lalu suami sendiri?
Raisha tak pernah menyangka, perempuan yang dulu diceritakan Rezky sebagai "teman lama”itu ternyata cinta pertamanya.

Awalnya, ia mencoba percaya. Tapi rasa percaya itu mulai rapuh saat Rezky mulai sering diam setiap kali nama Nadia disebut.
Lalu tatapan itu—hangat tapi salah arah—muncul lagi di antara mereka. Parahnya, ibu mertua malah mendukung.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Barra Ayazzio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6. Rizal

Jakarta sangat panas sore itu, Rizal segera masuk mobil dan menyalakan AC-nya. Dia langsung melajukan mobilnya menuju apartemen di daerah Setiabudi. Hari itu dia sangat bersemangat karena ada chat dari kekasih hatinya yang nun jauh di Canada sana, bahwa dia akan memberikan jawaban pkl. 20.00 nanti tentang lamaran yang dia ajukan beberapa hari terakhir ini.

Rizal merupakan adik bungsu Rezky, usia keduanya hanya terpaut dua tahun. Rizal melanjutkan kuliahnya di Canada, baru pulang setahun yang lalu. Sementara kekasihnya_Nadia, baru akan kembali ke Jakarta seminggu ke depan.

Rizal dan Nadia memiliki usia selisih 2 bulan. Dia dipertemukan di pesawat saat Rizal akan kembali lagi setelah perpulangannya ke tanah air. Saat itu Rizal sedang sedih karena perpulangan kali ini bukan untuk liburan, tetapi untuk mengantar ayahnya ke peristirahatan terakhir.

Waktu itu Nadia ke Canada justru baru akan mulai masuk S2 di Toronto University. Pembawaan Nadia yang supel dan sedikit ceriwis, membuat hati Rizal yang sedang sedih sedikit terhibur. Sejak saat itu, keduanya lengket bak perangko, di mana ada Rizal, di situ pasti ada Nadia.

Sejak mereka dekat, Rizal langsung memperlihatkan keseriusannya. Dia tidak memacari Nadia untuk main-main, tapi untuk dijadikan pendamping hidupnya. Namun di sisi lain, Nadia sebaliknya, dia belum mau serius diajak ke jenjang pernikahan, tapi masih mau menjajaki terlebih dahulu. Oleh karena itu, saat tadi Rizal menerima chat dari Nadia, yang bilang mau diajak serius, Rizal senang banget, wajahnya cerah dan ceria bak rembulan di saat purnama.

Sesampainya di apartemen, Rizal langsung mandi untuk membersihkan diri, setelah itu dia semangat menyiapkan makan malamnya, agar nanti pas Nadia telpon dia sudah dalam keadaan kenyang.

Waktu seakan merayap, Rizal tak henti melirik jam dinding yang menempel di kamar apartemennya. Dia sudah makan malam sejak pukul 18.30 tadi. Sekarang tinggal menunggu kekasih hatinya menghubunginya.

Saat akhirnya gawainya bunyi, gak sabar Rizal menyambarnya.

"Hallo Sayang, gimana-gimana, adakah kabar baik untukku?"

"Weeeuyyyy, gue abangmu, pakai sayang-sayangan segala?"

"Eh Bang Rezky, duh nelpon saat yang tidak tepat sih? Aku lagi nungguin telepon dari seseorang."

"Pacarmu yang di Canada sana itu? Ya ampuuunnn, Zal Zal, segitunya."

"Soalnya dia bilang mau diajak ke pelaminan, siapa yang gak senang? Sudah ah, Abang mau apa nelpon?"

"Ceileee yang lagi nungguin cem-ceman. Nggak, ini mau nanya, kata ibu minggu depan jadi pulang ke Jakarta?"

"Jadi jadi, malah akan aku bawa calon istriku. Akan aku kenalkan ke keluarga. Pokoknya tanggal pastinya nanti aku kabari lagi, khawatir berubah. Udah dulu ya Bang." Klik Rizal menutup teleponnya.

"Rizzaaaaaallll, gak sopan kamu. Siapa yang telepon siapa yang mengakhiri." Rezky mencak-mencak.

Sementara itu Rizal langsung menggenggam gawainya, khawatir pas kekasihnya nelepon, tidak terdengar jelas. Makin mendekati pukul 08.00, hatinya makin tak tenang. Dia bak sedang menunggu putusan hakim yang akan memvonisnya bersalah atau tidak.

Akhirnya gawai itu berbunyi lagi, pukul. 20.03 waktu Indonesia. Rizal menatap dulu layarnya, khawatir seperti tadi, salah orang. Setelah pasti yang memanggil memang Nadia, tidak ragu dia mengusap layarnya ke atas.

"Hallo Nad, pa kabar?"

"Kabar baik, Mas. Maaf agak telat, soalnya tadi kebelet pipis, jadi ke toilet dulu deh. Daripada nanti pas asyik-asyiknya malah aku tinggal ke toilet." Seperti biasa Nadia bicara ceplas ceplos, tanpa sungkan.

"Ya gak pa pa. Untung hanya 3 menit, kalau telatnya 3 jam, sudah senewen nih aku." Rizal tertawa lepas.

"Jadi gimana, adakah kabar baik untuk masmu ini?"

"Ada Mas, setelah aku pikirkan dengan matang, aku mau menerima pinangan Mas. Malah kalau bisa, tidak usah lama-lama, sampai Indonesia langsung lakukan lamaran dan pernikahan."

"Ya ampun, secepat itu? Kamu serius kan, Nad?"

"Ya serius lah, malah dua rius."

"Apa yang membuatmu tiba-tiba berubah? Kemarin-kemarin masih bersikukuh belum mau direpotkan dengan urusan rumah tangga, masih mau berkarier dulu, kok sekarang mau cepat-cepat menikah?"

"Aku sadar sekarang, aku sudah tidak muda lagi. Bentar lagi menjelang kepala 3, ya sudah lah, bismillah. Sudah cukup senang-senangnya."

"Alhamdulillah. Minggu depan, pas kamu ke Indonesia, aku akan ke rumahmu, bilang kalau aku serius pada orangtuamu. Setelah itu kamu akan aku bawa menemui ibuku. Baru deh lamaran secara resmi. Gak apa-apa kan?"

"Ok, aku setuju ada, Mas."

"Nad, tahu gak? Malam ini di bawah langit Jakarta, kayaknya aku yang paling bahagia. Ini sudah aku idam-idamkan sejak kepulanganku ke tanah air. Finally, it's a dream come true."

"Wah segitunya. Tapi bahagia mendengarnya, berarti kamu benar-benar mencintaiku."

"Sudah pasti itu Nad. Kamu sendiri gimana Nad? Bahagia?"

"Bahagia lah, cewek mana sih yang gak bahagia akan bersanding dengan lelaki pujaannya?"

"Alhamdulillah, semoga semuanya dilancarkan ya, Nad."

"Aamiin YRA. Sudah dulu ya Mas, aku juga mau ngabarin mami papiku di Jakarta."

"Ok, Sayang. Aku juga sama, mau ngabarin semuanya, termasuk teman-teman dekatku. Love You, Honey."

"Love You too, baby."

*****

Rezky dan ibunya sedang berbincang-bincang di ruang keluarga sambil makan camilan bakpia pathok, makanan khas Jogja yang dibawa Bi murni,

"Beneran Rizal ngomong gitu, Ky?"

"Iya Bu, dia mau pulang bareng calon istrinya. Jadi penasaran, seperti apa ya calonnya itu? Secara dia cinta mati tuh, setia banget. Padahal anak itu aslinya Jon Duan." Rezky tertawa lepas.

"Hush, kamu itu ya ke adik sendiri ngomongnya gitu."

"Ya habisnya, gak biasanya gitu lho, Bu."

"Perkiraan ibu sih calonnya Rizal cantik, kaya, dan berpendidikan. Dia kan gak sepertimu, menjadikan istri ya modelan si Raisha itu. Haduuuuh apa istimewanya? Yang modelan gitu mah berserakan Ky."

"Lah ibu kok ke situ lagi. Udahlah Bu, kan Icha sudah jadi mantu ibu. Ibu terimalah."

"Berat nerima dia, Ky. Semua kriteria ibu gak ada padanya."

"Sudahlah Bu, gak usah bahas itu lagi. Ibu juga tidak usah banding-bandingin dengan yang lain." Rezky terlihat murung.

"Masalahnya ibu gak ikhlas, Ky. Kamu itu terlalu terburu-buru waktu meminta ibu meminangnya. Seandainya almarhum ayahmu gak mendukung kamu, ibu gak mau merestui pernikahan kamu."

"Terus sekarang maunya ibu gimana?"

"Ya seperti yang tadi pagi kamu dengar, kamu kenalan sama anak teman ibu. Kalau cocok, lanjut ke jenjang pernikahan. Istrimu itu ceraikan aja, toh gak ada gunanya, gak akan ngasih kamu keturunan. Iya kan?"

"Ya gak semudah itu Bu. Ibu kok gak memikirkan perasaanku, perasaan Icha juga."

"Ibu yakin, kamu tidak benar-benar mencintai istrimu, Ky. Kamu terlalu terburu-buru mengambil keputusan. Sudahlah, kamu gak usah mendebat ibu, ikuti aja apa yang ibu minta."

"Tapi Bu, aku mencintai Icha."

"Belum diuji, coba saja dulu kenalan sama anak teman ibu, kalau kamu tidak tertarik, lanjutkan pernikahanmu." Bu Aina berkata enteng.

1
Candela Antunez
Nggak sia-sia baca ini. 💪
Classroom Of The Elite
Sangat kreatif
Barra Ayazzio: Terimakasih 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!