NovelToon NovelToon
​ Dendam Sang Mantan Istri Miliarder

​ Dendam Sang Mantan Istri Miliarder

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam / Pelakor / Pelakor jahat / Tukar Pasangan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Selingkuh
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Adrina salsabila Alkhadafi

​💔 Dikhianati & Dibangkitkan: Balas Dendam Sang Ibu
​Natalie Ainsworth selalu percaya pada cinta. Keyakinan itu membuatnya buta, sampai suaminya, Aaron Whitmore, menusuknya dari belakang.
​Bukan hanya selingkuh. Aaron dan seluruh keluarganya bersekongkol menghancurkannya, merampas rumah, nama baik, dan harga dirinya. Dalam semalam, Natalie kehilangan segalanya.
​Dan tak seorang pun tahu... ia sedang mengandung.
​Hancur, sendirian, dan nyaris mati — Natalie membawa rahasia terbesar itu pergi. Luka yang mereka torehkan menjadi bara api yang menumbuhkan kekuatan.
​Bertahun-tahun kemudian, ia kembali.
​Bukan sebagai perempuan lemah yang mereka kenal, melainkan sebagai sosok yang kuat, berani, dan siap menuntut keadilan.
​Mampukah ia melindungi buah hatinya dari bayangan masa lalu?
​Apakah cinta yang baru bisa menyembuhkan hati yang remuk?
​Atau... akankah Natalie memilih untuk menghancurkan mereka, satu per satu, seperti mereka menghancurkannya dulu?
​Ini kisah tentang kebangkitan wanit.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adrina salsabila Alkhadafi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

​ BAB 6: Kelahiran Sang Pangeran Kecil

​Jeritan-jeritan dari ruangan lain menembus dinding, bercampur dengan suara derit ranjang besi dan aroma antiseptik murahan. Inilah realitas persalinan Natalie, jauh dari ruang VIP marmer dan bidan pribadi yang seharusnya ia miliki. Rasa sakit itu datang bergelombang, menelannya. Setiap kontraksi terasa seperti hukuman, setiap desakan adalah pengingat atas kehancuran yang ditimbulkan Aaron.

​Natalie mencengkeram tangan Maya sekuat tenaga. Jemarinya memutih, kukunya menusuk kulit Maya, namun Maya tidak peduli. Ia hanya memegang erat, membiarkan Natalie menyalurkan rasa sakit yang bukan hanya fisik.

​"Tarik napas, Nat! Ingat semua yang mereka lakukan padamu!" bisik Maya, mencoba menyalurkan amarah sebagai energi.

​"Aku... aku tidak kuat, Maya! Ini sakit sekali!" lirih Natalie, kepalanya bersandar di bantal yang tipis, rambutnya basah oleh keringat. Ia bisa merasakan air mata mengalir dari sudut matanya, bercampur dengan keringat. Dalam kepedihan ini, ia merasakan dirinya kembali menjadi Natalie yang rapuh, yang menangis di tepi jalan.

​"Kau harus kuat, Natalie! Lima tahun kau berjuang! Semua ini demi dia! Demi Kenzo! Jangan menyerah!" bentak Maya, sengaja meninggikan suara.

​Teriakan nama 'Kenzo' menyentak kesadaran Natalie. Bukan, dia tidak boleh rapuh. Dia adalah perisai bagi anaknya. Dia adalah calon pembalas dendam.

​Dengan kekuatan terakhir, yang ia kumpulkan dari sisa-sisa amarah dan dendamnya, Natalie mendorong. Ia berteriak, bukan lagi karena rasa sakit, tapi karena ledakan tekad yang dingin dan mematikan.

​Tiba-tiba, sunyi. Kemudian, tangisan yang nyaring dan kuat memecah keheningan. Tangisan seorang bayi.

​Tangisan itu, suara kehidupan baru, seketika menghapus semua rasa sakit fisik yang ia rasakan. Natalie terengah, menatap ke arah bidan.

​Seorang perawat meletakkan bayi itu di dada Natalie. Kehangatan kulit bayi itu melawan dinginnya ruangan. Natalie menunduk. Di sana, terbungkus selimut tipis, adalah seorang bayi laki-laki. Rambutnya hitam legam, dan ia memiliki hidung mancung yang sayangnya... sangat persis seperti Aaron.

​Air mata Natalie tumpah, bukan lagi kepedihan, melainkan kebahagiaan murni yang berpadu dengan kepahitan. Ia mencium kening bayinya lembut.

​"Dia... dia sempurna," bisik Natalie, suaranya tercekat. Ia meraih jari Kenzo yang mungil.

​"Siapa namanya, Nat?" tanya Maya, suaranya bergetar karena haru.

​Natalie menatap mata bayinya, yang kini terbuka dan menatapnya. Mata itu polos, belum tercemar oleh dendam dan pengkhianatan. Ia memutuskan saat itu juga. Nama yang melambangkan kekuatan dan kekuasaan yang ia harapkan kelak, tanpa menyentuh nama keluarga suaminya.

​"Namanya Kenzo. Kenzo Ainsworth," ucap Natalie mantap. "Dia bukan Whitmore. Dia adalah milikku."

​Beberapa jam kemudian, di kamar rawat yang ramai dan bising, Kenzo tertidur lelap di ranjang kecil di sisinya. Maya duduk di kursi, wajahnya memancarkan kelelahan dan kebahagiaan. Natalie tahu, ini adalah waktu yang tepat. Masa depan Kenzo tergantung pada kejujuran ini.

​"Maya," panggil Natalie, suaranya pelan dan berat, tapi penuh kesungguhan. "Kau telah membantuku melewati neraka ini. Kau sudah mengorbankan begitu banyak. Kau berhak tahu kebenaran mutlak sebelum aku memintamu mengorbankan lima tahun hidupmu untuk anakku."

​Maya menatapnya.

kini terlihat jelas. "Ada apa, Nat? Kau bukan sekadar wanita desa yang ditinggal suami, kan?"

​Natalie menghela napas panjang, memejamkan mata sejenak, mengumpulkan semua keberanian. "Nama asliku memang Natalie. Tapi aku... aku adalah Natalie Whitmore."

​Maya terdiam, seluruh tubuhnya menegang. Ia melihat ke sekeliling, takut ada yang mendengar. Nama Whitmore. Itu adalah nama yang setara dengan kekuasaan dan berita utama di setiap media.

​"Whitmore? Kau... kau adalah Natalie Whitmore? Istrinya Aaron Whitmore?" Maya berbisik, tidak percaya. "Wanita yang mereka bilang menggelapkan miliaran dana perusahaan dan melarikan diri?"

​"Itu bohong. Semuanya bohong," jawab Natalie, air mata mengalir lagi, namun kini ia berbicara dengan amarah yang tertahan. "Aku tidak menggelapkan apa pun. Itu adalah konspirasi. Suamiku, Aaron, dan seluruh keluarganya bersekongkol menjebakku. Mereka merampas semua asetku, merusak reputasiku, dan membuangku di malam pesta perayaan kami."

​Natalie meraih tangan Maya, menggenggamnya dengan kekuatan yang mengejutkan. "Mereka tidak hanya menghancurkanku, Maya. Mereka mencabut jiwaku. Mereka merampas seluruh kepercayaanku pada cinta. Dan Kenzo..." Natalie menunjuk Kenzo yang polos. "Kenzo adalah rahasia yang tidak mereka ketahui. Dia adalah putra kandung Aaron Whitmore."

​Maya menjauhkan tubuhnya sedikit, terkejut. Ia menutup mulutnya dengan tangan, matanya melebar tak percaya. "Astaga, Nat... kau menanggung beban sebesar ini sendirian. Ini gila. Jika Aaron tahu..."

​"Tepat! Inilah mengapa aku harus pergi!" potong Natalie tajam. "Jika Keluarga Whitmore tahu Kenzo ada, mereka akan merebutnya. Mereka akan menggunakan dia sebagai alat untuk menghancurkanku. Mereka akan mengklaim dia sebagai pewaris, dan Kenzo akan tumbuh di sarang ular!"

​Natalie kembali menatap Maya dengan permohonan yang menusuk. "Aku tidak memintamu membantuku membalas dendam secara langsung. Aku hanya memintamu menyelamatkan anak ini. Jaga Kenzo selama lima tahun. Ubah nama keluarganya, rahasiakan identitasnya. Aku akan memberimu semua yang kau butuhkan, aku akan mengirimkan uang, jaminan masa depanmu, segalanya. Tapi dia harus aman."

​Natalie mencondongkan tubuh, suaranya berubah menjadi baja yang menusuk. "Aku akan kembali sebagai wanita yang tak terhentikan, Maya. Aku akan membangun perusahaanku sendiri, kekayaan yang jauh lebih besar dari Aaron. Dan saat itu, aku akan menghancurkan Dinasti Whitmore hingga ke akarnya, dan Kenzo akan mendapatkan kembali haknya."

​Maya menatap wajah Natalie. Ia tidak melihat Natalie yang lemah lagi. Ia melihat Natalie yang dingin, penuh perhitungan, didorong oleh cinta seorang ibu dan dendam yang tak tersembuhkan. Maya sadar, ia tidak bisa meninggalkan Natalie sekarang.

​Maya mengangguk pelan, menggenggam tangan Natalie erat-erat. "Aku berjanji, Nat. Aku akan menjaga Kenzo. Aku akan mencintainya seperti anakku sendiri. Rahasia ini mati bersamaku. Sekarang, fokuslah sembuh. Kita harus segera menghubungi Tuan Hadiningrat dan menyiapkan kepergianmu."

​Natalie tersenyum untuk pertama kalinya setelah sekian lama. Senyum yang dingin, namun tulus untuk Maya. Sebuah sumpah tercipta di ruangan yang ramai itu, melibatkan seorang ibu, sahabat setianya, dan seorang pangeran kecil yang kelak akan menuntut takhtanya. ****

​Malam itu, Natalie tidur dengan Kenzo di sisinya, membiarkan kehangatan bayinya meresap ke dalam jiwanya yang hancur. Ia tahu pengorbanan ini sangat besar, tetapi ini adalah satu-satunya cara untuk menang. Lima tahun. Itu adalah batas waktu yang ia berikan pada dirinya sendiri untuk bangkit dan kembali.

1
partini
dari sinopsisnya ngeri " sedap menarik
Himna Mohamad
lanjut thoor
putri lindung bulan: siap akan saya lanjutkan
total 1 replies
Himna Mohamad
good thoor sat set
Himna Mohamad
👍👍👍👍👍
Himna Mohamad
sdh mampir thoor,,lanjut
putri lindung bulan: terimakasih sudah mampir , salam kenal ya
total 1 replies
Himna Mohamad
awal yg bagus thoor👍👍👍👍👍
putri lindung bulan: terimakasih sudah mampir
total 1 replies
putri lindung bulan
untuk sahabat adri selamat datang di dunia nataly.semoga kalian suka novel.jika suka jangan lupa beri like,dan sisipkan komentar.salam kenal semuanya🙏🙏🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!