NovelToon NovelToon
Ikatan Dua Jiwa

Ikatan Dua Jiwa

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Balas Dendam / Cinta Terlarang / Cinta pada Pandangan Pertama / Iblis / Fantasi Wanita
Popularitas:566
Nilai: 5
Nama Author: Velika Sastra

Lin Yi Yue hanya punya satu keinginan, terbang bebas. Dia tidak ingin lagi terikat atau pun terkurung dalam sangkar lagi.
Bertemu Bai Ruyi membuat perasaannya campur aduk, harusnya ada rasa benci tapi mengapa juga ada harapan. Pria itu memberikannya janji yang indah, berkata akan mengubah sangkar menjadi rumahnya dan akan menemaninya terbang kemana pun.
Lin Yi Yue menginginkannya, tapi apakah itu mungkin? Beban yang dia tanggung sangat besar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Velika Sastra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DEKAT

''Ruyi... Apa kau bisa bermain kartu?'' memasuki kamar Li Yue menggenggam kartu di tangannya.

''Dari mana kamu mendapatkan ini?'' Bai Ruyi duduk, di atas meja sudah dipenuhi tumpukan kartu.

''Mendapatkannya dari pelayan, katakan kau bisa memainkannya kan?''

''Bisa, apa ini pertama kalinya kamu bermain?''

''Ya, kau harus mengajariku.''

''Boleh, biar ku kocok kartunya dulu.''

''Ruyi apa kau sering bermain.'' menerima kartu yang dibagikan.

''Tidak, hanya sesekali aku akan bermain dengan Chen Lai dan guruku... Lihat aku menang.''

''Begitu cepat kau menang, bukankah kau akan mengajariku.''

''Ya tentu saja, ayo tempelkan kertas di wajahmu.''

''Chen Lai, apa dia teman kecilmu?'' Lin Yi Yue mengambil kartu.

''Tidak, kami baru kenal beberapa tahun.''

''Beberapa tahun? Siapa guru yang dia maksud?''

''Berhenti melamun, lihat aku menang lagi.''

''Ruyi bukankah kau akan mengajariku, kenapa malah mengalahkan ku?''

''Tentu saja mengajarimu, ini namanya belajar dari kekalahan.''

''Belajar dari kekalahan, kurasa kau hanya ingin mempermainkanku saja.''

''Aku tidak ingin bermain lagi,'' wajah Lin Yi Yue penuh dengan tempelan kertas, dia melemparkan kartunya.

''Kau berani tertawa!'' melihat Bai Ruyi tertawa menatap wajah Lin Yi Yue yang penuh kertas.

''Bukankah ini karena mu, apanya yang mengajariku.'' Lin Yi Yue memukul.

Bai Ruyi melangkah mundur, menghindari pukulan yang datang. Namun seakan belum puas, dia tetap tertawa.

''Masih tertawa!''

Lin Yi Yue melompat dari kursi, Bai Ruyi segera menangkapnya.

''Hati-hati!''

''Hati-hati bagaimana jika kau terjatuh.''

''Tidak masalah, sudah biasa.''

Meski bicara pelan, Bai Ruyi tetap mendengarnya. Membuat pria itu diam-diam merasa kasihan.

''Nona Li sangat menyedihkan, bahkan sudah tidak memiliki semangat hidup.''

''Aku bahkan bisa jatuh saat berjalan, jatuh dari kursi, sudah puluhan kali aku melakukannya.''

''Apa yang kau lakukan?'' Lin Yi Yue memundurkan kepalanya.

''Hmm itu.. Biar kubantu membersihkan wajahmu.''

Jari-jari itu dengan lembut mengambil potongan kertas. Dua pasang mata bertabrakan, benang merah berkedip samar di kedua tangan mereka.

Bai Ruyi menatap mata kelam itu, semakin tenggelam ke dalam. Bagai pusaran sihir yang memikatnya, memberi semacam ilusi aneh, membuat hati berdesir hebat.

Bai Ruyi memalingkan wajahnya, ''Hmm, sudah kamu... Istirahat lah.''

''Kau akan pergi?''

''Ya, aku akan kembali nanti,'' Bai Ruyi dengan cepat menghilang dari sana.

''Tunggu... Kau melupakan barangmu.''

Gantungan giok tergeletak di atas meja, berada di antara tumpukan kartu. Bunga teratai terukir, tali rumbai Mengandung di bawahnya.

''Sepertinya aku perlu berkunjung ketika kembali.''

****************

Di tengah hiruk-pikuk kota, penjual tidak hentinya berteriak menjual dagangan mereka. Aroma masakan bercampur aduk, menyengat memenuhi udara.

''Ruyi di sini!''

Teriakan terdengar, tepat di depan sana Chen Lai melambaikan tangannya.

''Kenapa menyuruhku datang?''

''Kenapa kau tidak tega meninggalkan istrimu?''

Bai Ruyi memutar bola matanya, ''Katakan saja ada apa.''

''Telinga sudah memerah masih saja menyangkal.''

''Begini kemarin malam saat aku pulang dari pernikahanmu, aku menyadari sesuatu yang aneh itu-''

''Langsung katakan masalah nya.''

''Kenapa kau sangat tidak sabaran.''

''Bukan tidak sabar, kau saja yang cerewet.''

''Bagaimana kau bisa mengataiku demikian, sungguh sakit men-''

''Tolong katakan saja apa masalahnya,'' Bai Ruyi menghembuskan nafas, tidak berdaya.''

''Oh benar aku hampir lupa.''

''Kau lihat pria di kios samping... Eh jangan lihat,'' Chen Lai menahan kepala Bai Ruyi.

''Lalu bagaimana aku bisa melihatnya?''

''Tada! Gunakan ini,'' Chen Lai mengeluarkan cermin kecil.

''Apa harus menggunakaan ini?''

''Gunakan saja.''

''Oh.. Hanya pria biasa, apa yang aneh,'' melalui cermin Bai Ruyi memperhatikan pria di belakangnya.

''Coba lihat lebih jelas.''

''Hmm, ini... Kultivator tahap Jiwa?''

''Benar, bukankah ini aneh.''

''Apa yang aneh, kita berdua juga kultivator tahap jiwa.''

''Karena bukan hanya dia sendiri.''

''Maksudmu?''

''Benar ada lebih dari dia seorang. Pria di arah jam satu, lalu di ujung jalan dan pria yang berada di atas penginapan. Mereka semua seperti sedang mengawasi sesuatu.''

''Begitu banyak kultivator tahap jiwa, sebenarnya apa yang sedang terjadi?'' melalui cermin kecil, Bai Ruyi melihat para pria yang Chen Lai sebutkan.

''Aku juga tidak tahu, tapi sepertinya mereka sedang mencari seseorang.''

''Mencari orang.''

Chen Lai memajukan tubuhnya, ''Ya, ku dengar mereka bertanya pada penduduk setempat...''

''Bertanya apa, berhenti bersikap misterius.''

''Ck kau ini tidak bisa diajak bercanda.''

''Berhenti bercanda, katakan.''

''Mereka bertanya apakah ada seorang wanita yang mendadak bangkit dari kematian.''

''Bangkit dari kematian? Di dunia ini mana ada hal seperti itu.''

''Siapa tahu memang ada, bisa dibilang kita masih muda. Belum tahu apa pun.''

''Sebaiknya kita tidak ikut campur, perbuatan mereka... Tidak tahu baik atau buruk.''

''Kau benar, eh bagaimana tadi malam apa kau bersenang-senang?''

''Bersenang-senang apa, jangan mengatakan omong kosong.'' Bai Ruyi beranjak pergi.

''Ruyi tunggu aku, bos terima kasih atas makanan nya.''

Uang perak diletakan di atas meja, Chen Lai berlari menyusul Bai Ruyi.

''Hei katakan saja, aku sungguh penasaran.''

''Tidak terjadi apa pun.''

''Berhenti menyangkal, kau harus menceritakan pengalamanmu tadi malam.''

''Sudah kubilang tidak terjadi apa-apa.''

''Ayo lah ceritakan padaku.''

****************

Pada saat yang sama, di antara tiga alam, di langit tertinggi. Sebuah pulau kecil mengapung, sekelilingnya ditutupi kabut hitam.

Pohon-pohon menjulang tinggi, tanpa adanya satu helai daun yang hidup. Bebatuan memenuhi tanah gersang disana.

Satu kicauan burung pun tidak terdengar. Seolah disana bukan tempat yang layak dihuni makhluk hidup.

Satu kediaman besar hampir memenuhi pulau itu. Kediaman itu tampak suram dengan banyaknya kabut yang menutupi. Dua pria bayangan berjaga di samping gerbang.

Memasuki aula utama sebuah patung besar berdiri di depan. Patung sangkar dengan seekor burung kecil di dalamnya.

Burung kecil dalam sangkar mengepakkan sayapnya, tapi bahkan dalam sangkar pun kaki mungilnya terikat. Patung itu seolah mengatakan sebesar apa pun burung itu mengepakkan sayapnya, sangkar dan rantai yang mengikatnya tidak akan terlepas.

Tepat di bawah patung jalan rahasia terbuka, sepasang langkah kaki menuruni tangga. Tiba di ruang bawah tanah, hawa dingin menyelimuti.

Baik permukaan tanah, dinding dan langit-langit dipenuhi lapisan es. Yang begitu memukau ruangan itu memiliki kondisi yang amat berbeda dengan di luar.

Ribuan bunga kecil hampir memenuhi ruangan, begitu segar seolah hawa dingin tidak bisa membekukan mereka. Warna putihnya memancarkan kemilau, daunnya yang kecil menyembunyikan duri-duri halus.

Di antara ribuan bunga itu, balok es besar menempati sisi lain ruangan. Setiap saat balok besar itu akan mengeluarkan hawa dingin.

Meski demikian, seolah ingin merasakannya, puluhan bunga merayap di sekelilingnya. Menarik nya di atasnya seorang wanita berbaring, tak ada nafas yang keluar hanya raga kosong tanpa jiwa.

Sepasang kaki itu mendekat, jemari lentiknya menyusuri sudut-sudut tempat tidur dari balok es itu. Setiap kali ada bunga yang naik ke atas, jemarinya bergerak mematahkannya.

''Jika lima hari lagi kau belum kembali, tubuhmu akan mati.''

''Yi Yue... Jelas sekali kau bisa melarikan diri.''

''Tapi... Kau malah mengambil resiko... Memancing musuh keluar.''

''Kau harus segera kembali... Aku lelah mengurus tubuhmu.''

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!