Jacob hanyalah pria biasa. Tanpa kekuatan. Tanpa keluarga. Tanpa masa depan. Di dunia di mana kekuatan dan status menentukan segalanya, ia berada di posisi terbawah. la bekerja keras hanya untuk bertahan hidup, merawat adik perempuannya setelah orang tua mereka tiada. Namun, sekeras apa pun ia berusaha, hidup tak pernah memberinya kesempatan. Dan setelah kehilangan satu-satunya pekerjaannya, Jacob siap untuk menyerah sepenuhnya. Kemudian sesuatu yang aneh terjadi. Tepat saat ia hendak mengakhiri hidupnya, sebuah suara asing bergema di telinganya. [Selamat datang di Sistem Miliarder Hebat.] Dan untuk pertama kalinya, Jacob punya cara untuk melawan. Dari yang lemah dan bangkrut, ia akan naik ke puncak-satu koin dan satu pekerjaan pada satu waktu. Karena di dunia di mana uang dapat membeli kekuasaan, Jacob akan menjadi orang terkaya dan terkuat di dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SOMBONG
Kaiden Cole.
Itu adalah nama yang sudah lama tidak didengar Jacob. Namun itu juga nama yang tidak akan pernah ia lupakan.
Nathan adalah tuan muda kaya dari salah satu keluarga paling terkenal di kota. Bahkan sejak masih di sekolah, semua orang tahu siapa dia. Dia dikenal karena pakaian mewahnya, mobil-mobil mewah, pelayan-pelayannya, dan reputasinya sebagai orang yang kasar.
Dan dialah yang membuat hidup Jacob menjadi seperti neraka.
Nathan tidak pernah melewatkan kesempatan untuk mengejeknya. Dia memanggil Jacob dengan sebutan-sebutan buruk. Pernah sekali membuang makan siangnya hanya untuk bersenang-senang. Dan sekarang... dia berdiri di depan Jacob lagi dengan senyum sombong yang sama di wajahnya.
"Astaga. Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu di sini," kata Nathan, matanya memandangi Jacob dari ujung kepala sampai kaki. Dia tertawa kecil, menyadari bahwa Jacob tidak banyak berubah selama bertahun-tahun.
"Aku cukup terkejut, sebenarnya. Tempat ini memiliki standar, apakah kau tahu itu."
Di belakangnya, dua orang dari sekolah lama mereka terkekeh. Mereka adalah teman-teman Nathan.
"Dia pasti mengikuti orang kaya ke dalam sini," bisik salah satunya dengan suara cukup keras agar terdengar.
"Mungkin dia sedang mencuci piring di belakang, dan mereka cukup baik hati untuk membiarkannya makan di sini," kata yang lain sambil tertawa.
Tangan Jacob mengepal di bawah meja. Dia ingin berteriak. Dia ingin melawan dan menyuruh mereka diam. Namun, Selena sedang duduk di sampingnya.
Jacob menarik napas dalam-dalam.
Benar.
Dia tidak bisa marah.
Tidak di sini. Dan jelas bukan di depan Selena.
【Pemberitahuan Sistem】
【Ding!】
【Misi: Jangan Biarkan Orang Lain Merendahkanmu.】
【Tujuan: Tuan Rumah, tolong pertahankan harga diri anda dan jangan mundur dari hinaan. Balikkan keadaan dan dapatkan tawa terakhir.】
【Hadiah: +1 Pengaruh | Terbuka: Kepercayaan Diri (Pasif)】
【Kepercayaan Diri (Pasif): Anda tidak akan mudah diguncang oleh hinaan, ejekan, atau tekanan. Sebaliknya, Anda akan menganggapnya lucu seolah-olah hanya lelucon besar.】
'Misi baru?' Mata Jacob sedikit menyipit. Layar itu menghilang dari pandangannya, tapi kata-kata itu tetap terngiang di kepalanya.
'Baiklah,' pikir Jacob. Dia sebenarnya tidak berencana melawan mereka. Namun, jika sistem begitu mendesak, lalu siapa dia untuk tidak mengikutinya?
'Itu benar. Takutlah padaku, kau bodoh.' Nathan kembali tertawa ketika melihat Jacob hanya menatap kosong ke udara.
"Santai saja, Jacob. Kali ini aku akan baik padamu. Aku tahu kau sudah makan, tapi itu terlalu sedikit. Pesan apapun yang kau inginkan di restoran ini. Aku yang bayar. Anggap saja sebagai kebaikan dari seseorang yang sudah sukses dalam hidup dan tidak seperti kau yang masih miskin." Saat Nathan selesai berbicara, dia menyadari ada seorang gadis kecil di samping Jacob.
"Dan siapa ini?" tanyanya dengan suara penuh kepura-puraan terkejut. "Apakah dia adikmu? Hmm... dia cukup manis, tapi gaunnya... wah. Apakah itu barang vintage dari tempat sampah?"
Teman-temannya langsung tertawa terbahak-bahak.
"Mungkin dia meminjamnya dari kotak amal," tambah salah satu dari mereka sambil terkekeh.
Jari-jari Jacob semakin mengepal di bawah meja.
Rahangnya terkatup rapat sejenak.
'Bajingan-bajingan ini...' Napasnya menjadi tidak teratur ketika dia melihat Selena sedikit menciut di sampingnya. Gadis itu terlihat gugup dan ketakutan.
Selena tidak sepenuhnya mengerti apa yang terjadi, tapi bahkan dia tahu dirinya sedang dijadikan bahan ejekan.
Jacob menarik napas perlahan.
Dia tidak bisa membiarkan ini berlanjut.
"Nathan..." Jacob memanggil nama pria itu dengan senyum di wajahnya. Itu bukan senyum bahagia. Itu adalah senyum yang mengatakan, kau baru saja membuat kesalahan.
"Tentu, Nathan," kata Jacob tenang. "Terima kasih atas traktiranmu. Itu sangat sangat baik sekali."
Nathan berkedip tak percaya. Dia mengira Jacob akan marah atau bahkan berdebat. Tapi ternyata Jacob masih sama seperti bocah dulu yang takut padanya.
'Ck. Ck. Aku mengharapkan lebih. Ini tidak menyenangkan.' Nathan menghela napas dan menggelengkan kepala dengan kecewa.
Namun, karena dia sudah mengatakan bahwa akan mentraktir mereka, maka dia tidak memiliki pilihan selain menepati.
"Ya," Nathan mencibir, mencoba mengabaikannya. "Nikmati saja selagi masih bisa." Ucapnya dengan nada mengejek.
Dia tidak keberatan mengeluarkan sedikit uang untuk keduanya. Mereka pasti hanya akan memesan sedikit, karena sudah makan. Jadi itu bukan masalah besar.
"Ayo pergi, teman-teman. Mari tinggalkan dua orang miskin ini sebelum selera makan kita hilang."
Nathan berbalik dan berjalan pergi bersama teman-temannya. Mereka tertawa keras saat duduk di meja sudut ruangan yang terasa lebih intim.
Jacob terdiam sejenak, mengawasi mereka dari sudut matanya. Perlahan, tangannya mulai rileks.
Dia harus memuji dirinya sendiri karena tetap tenang.
Dia tidak berteriak atau berdebat dengan mereka.
Yah, dia memang tidak perlu melakukannya.
Sebaliknya, Jacob bersandar di kursinya dan tersenyum nakal.
Dia menoleh pada pelayan yang kembali mendekat setelah keributan kecil yang ditimbulkan Nathan dan teman-temannya.
"Permisi," panggilnya dengan suara tenang dan sopan. "Kau sudah mendengar mereka tadi, kan?"
"Ya, Tuan." Pelayan itu mengangguk.
"Bagus. Kalau begitu aku ingin memesan sesuatu." Senyum nakal perlahan muncul di wajah Jacob.
Mereka ingin pamer kekayaan, bukan? Kalau begitu, dia mungkin sebaiknya membantu mereka melakukannya.
"Ya, Tuan?"
"Aku akan memesan semua menu yang ada, tolong. Dua porsi masing-masing. Dibungkus semua."
"Hah? S-semua?" Pelayan itu tertegun, tidak percaya dengan apa yang dia dengar.
"Mm-hmm." Jacob mengangguk. "Semuanya. Dan jangan banyak protes atau ketiga orang itu juga akan datang kepadamu. Pokoknya pastikan semuanya dibungkus dengan baik."
"Ba-baik, Tuan." Pelayan itu segera menurut, takut dia juga akan jadi sasaran ejekan.
Jacob melirik Selena, yang kini menatapnya dengan mata lebar penuh rasa penasaran.
"Kita akan memberi makan beberapa orang hari ini, Selena."
"Memberi makan beberapa orang?"
"Ya, Selena." Jacob tertawa kecil. "Kita akan melakukan sesuatu yang baik hari ini."
Hanya dengan memikirkan berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan, Jacob tidak bisa menahan tawanya.
Dia hanya penasaran bagaimana reaksi Nathan jika dia tahu tentang hal ini.