Gabriella Alexia Santoro. Seorang gadis cantik yang begitu dingin dan cuek. Kedatangan nya ke sekolah baru, membuat siapa saja terpesona. Termasuk dengan most wanted yang terkenal sangat cuek dan galak. Samudra Tri Alaska. Ketua geng motor Alaska yang berdarah dingin. Kebiasaan nya mengirim orang-orang ke rumah sakit sudah senter terdengar di seluruh penjuru kota. Namun aksinya itu tidak pernah sampai membuatnya di tangkap oleh polisi. Karena ayahnya yang seorang komandan militer. Namun, kedatangan Gabby si gadis super cuek dan dingin membuat nya berubah. Pesona Gabby mampu meluluhkan hati keras Samudra
Guys!! Ini novel pertama ku disini, bantu support yaaa🤗
Kalo ada kesalahan mohon koreksi, biar aku bisa belajar dari kesalahan dan memperbaiki nya😘
Happy reading guys....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nasella putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perdebatan sebelum pulang
Jam pulang pun tiba. Gabby saat ini sedang membereskan buku-bukunya dan memasukkan nya ke dalam tasnya.
Di sela-sela itu, Gabby tak sengaja menatap ke arah Cleona yang langsung membuang muka dan menyeret Lola pergi.
Gabby tak menghiraukannya. Ia yang sudah selesai pun menggendong tasnya dan hendak melenggang pergi keluar dari dalam kelas.
Namun saat tubuh nya melintas di depan seorang laki-laki yang duduk di meja depan, ia tak sengaja menyenggol siku laki-laki itu dan membuat laki-laki itu pun menjatuhkan buku-buku nya.
Bruk!
“As!taga!” Geram laki-laki itu dengan mata yang melotot tajam.
“LO KALO JALAN LIAT-LIAT PAKE MATA!” Sentak laki-laki tersebut pada Gabby.
Gabby yang di sentak hanya diam dengan menampilkan raut datarnya.
Laki-laki itu pun memungut buku-buku nya dengan kasar.
“Eh! Denger ya! Gue Nicholas Angelo! Dan lo! Harus minta maaf atas perbuatan lo tadi!” Ucap laki-laki yang mengaku sebagai Nicholas.
Gabby masih tidak menjawab. Gadis itu hanya menelisik Nicholas dari atas sampai bawah dengan tatapan sayu nya.
“Eh! Lo denger gue ga sih?! Budeg lo? Atau bisu?” Cecar Nicholas yang dongkol karena sedari tadi tidak mendapatkan balasan apapun.
Dan hal berikutnya membuat Nicholas dan seisi kelas yang masih berada di kelas tercengang. Bagaimana tidak, Gabby melenggang pergi begitu saja dengan begitu santainya.
“Anjai, keren juga tuh cewek” Ujar Aries yang membuat Samudra dan Gama langsung menoleh ke arahnya.
“WOI! MAU KEMANA LO!”
Nicholas pun berlari menyusul Gabby.
.
.
.
“HEH! CEWEK BUDEG! CEWEK BISU!”
Nicholas masih mengejar Gabby yang bahkan Gabby berjalan dengan perlahan. Tapi entah bagaimana ceritanya, Nicholas malah mengejarnya sambil berlari seperti itu.
Nicholas pun sampai di hadapan Gabby yang membuat langkah Gabby berhenti dan kembali menatap laki-laki yang menurutnya menyebalkan.
“Lo mau kabur gitu aja? Jangan harap lo bisa lolos!” Desis Nicholas.
Nicholas yang benar-benar sedang kesal pun berusaha menyeret Gabby dengan menarik tas Gabby.
Namun, bukannya menyeret orangnya, Nicholas malah hanya membawa tas Gabby yang isinya pun sekarang berserakan di lantai.
Hal itu tentu menarik perhatian semua orang. Terlebih lagi Cleona dan Lola yang masih ada di sekolah.
“Cleo, Gabby...” Ucap Lola dengan suara yang pelan dan lirih.
Cleona sendiri saat ini sudah mengepalkan kedua tangannya.
Nicholas mendesis jengah melihat kekacauan di belakangnya. Ia pun melepaskan tas yang sedari ia pegang.
Dan tanpa mengatakan apapun, Gabby berjongkok di lantai dan mulai memunguti buku-buku nya.
“Nicholas ngebuli kah?”
“Kok bisa Nicholas nindas cewek kayak gini?”
“Baru kali ini gue liat, seorang Nicholas, ketua OSIS yang di gadang-gadang tampan dan bijaksana, ternyata seorang penindas!”
Nicholas yang mendengar bisik-bisik itu pun mengepalkan tangannya. Selanjutnya, ia mencengkram dagu Gabby yang membuat gadis itu mendongak.
“Apa maksud lo?! Lo mau bikin gue malu di depan semua orang, huh?!” Desis Nicholas dengan mata yang melotot sempurna.
Bruk!
Tangan Nicholas yang mencengkram dagu Gabby pun terlepas saat tangannya tiba-tiba saja di tendang oleh seseorang.
“Jangan lo sentuh dia!” Geram Cleona yang akhirnya datang untuk membantu Gabby.
Lola juga ikut datang dan membantu Gabby membereskan buku-bukunya.
Nicholas yang mendapat perlakuan seperti itu pun bangkit dari jongkoknya. Ia berdiri menjulang seraya menatap Cleona dengan tajam.
“Gue gaakan ngelakuin ini kalo bukan karena dia yang duluan!” Ujar Nicholas dengan mendesis.
“Lo udah keterlaluan! Gimana bisa lo memperlakukan perempuan yang notabene nya adalah murid di sekolah Graham! Lo itu ketua OSIS, yang seharusnya kasih contoh baik ke murid lain!” Cecar Cleona.
“Eh! Denger ya! Udah gue bilang! Dia yang duluan! Dia nyenggol gue dan bikin buku-buku gue jatoh! Dan lo tau apa yang dia lakuin? Dia pergi gitu aja tanpa bilang maaf!” Balas Nicholas masih dengan mata melotot tajam.
“Ya... Lo emang haus akan kata maaf. Tapi di saat lo yang salah, lo akan memutar balikkan fakta dan membuat orang lain yang salah. Good job Nicholas! Lo emang manusia terpandai yang pernah gue temuin!”
Perkataan Cleona semakin membuat Nicholas berang. Ia yang hendak memukul Cleona pun terhenti karena tangannya di tahan oleh seseorang, dan orang itu adalah samudra.
Melihat tangan nya di cengkram oleh samudra, Nicholas pun dengan kasar menariknya kembali.
“Pergi lo! Cuma karena nyenggol aja bisa sampe gede!” Ucap samudra mengusir dan menyindir.
Dengan dongkol, Nicholas pun pergi masih dengan wajahnya yang di tekuk.
“Ck! Ngapain sih lo?!”
Cleona menatap samudra dengan kesal.
“Di tolongin bukannya makasih lo!” Balas samudra.
Cleona yang tidak ingin semakin berlarut pun berbalik dan mendapati Lola yang berdiri sendiri. Keningnya mengernyit dalam seraya berjalan menghampiri Lola.
“Gabby dimana?” Tanya Cleona dengan bingung.
Lola menampilkan wajah sedihnya.
.
.
.
“Nah, kalo untuk taekwondo disini” Ujar Maggie.
“Woah!”
Gheazora menatap tempat latihan taekwondo yang super besar dan luas itu dengan takjub.
“Apa yang sedang kalian lakukan disini?”
Tanya seorang pria yang memakai pakaian serba putih yang di pakai untuk latihan taekwondo bernama Dobok.
“Ah, pak, kami sedang melihat-lihat, teman kami ingin mendaftar taekwondo” Ujar Maggie dengan sopan.
“Yang mana?”
Maggie pun menunjuk ke arah Gheazora.
Pria itu pun menelisik Gheazora dari atas sampai bawah.
“Baiklah, saya ambil formulir nya dulu”
Pria itu pun melenggang pergi untuk mengambil formulir pendaftaran.
Kebahagiaan tercetak jelas di wajah Gheazora dan Gevanya.
“Cepat ambil formulir nya. Kak Gani dan kak Gian pasti sudah menunggu di parkiran” Ucap Gevanya yang langsung di angguki oleh Gheazora.
Pria itu pun kembali setelah dua menit.
“Ini, ambillah, pastikan orang tuamu membaca semuanya”
“Baik pak”
Gheazora menerima secarik kertas dengan perasaan senang luar biasa.
“Ayo! Kita pulang!” Ajak Gevanya.
Mereka pun pergi setelah berpamitan dengan pria pelatih taekwondo.
.
.
.
“Asik!! Zora bisa latihan taekwondo!! Hahaha!!!” Seru Gheazora dengan begitu senangnya.
“Kalian ini kembar, tapi kesukaan kalian sangat berbeda” Ujar Scarlett.
“Tidak juga. Kami banyak menyukai segala hal bersama” Jawab Gevanya dengan raut seriusnya.
“Contohnya?” Tanya Scarlett penasaran.
“Kami sama-sama suka strawberry, kami sama-sama suka kue ulang tahun, kami sama-sama suka musik, kami sama-sama suka film kuda pony” Jawab Gevanya.
“Kalian sudah kelas 10 dan masih suka film kuda pony?” Sahut Maggie.
“Emang apa salahnya dengan itu?” Tanya Gheazora.
“Itu tidak salah. Tapi kita sudah SMA sekarang, apa itu masih pantas di lakukan?”
Gheazora dan Gevanya saling menatap satu sama lain dengan raut bingungnya yang menggemaskan.
“Tapi itu kesukaan kami. Dan kami tidak ingin menghilangkan itu” Ujar Gheazora yang langsung di angguki oleh Gevanya.
“Gue ga bilang buat kalian menghilangkan itu. Tapi, kalian bisa menambahkan sesuatu yang lebih dewasa lagi. Mungkin dengan cara mengubah aksen kalian itu. Kalian terlalu baku” Ucap Maggie dengan hati-hati. Ia takut perkataan nya menyinggung kedua teman barunya itu.
“Nah! Iya! Coba ganti aku kamu jadi gue lo. Dan coba dengan minum soda. Bukan susu strawberry yang di sukai anak TK” Timpal Scarlett yang juga berbicara dengan penuh kehati-hatian.
Gheazora dan Gevanya terdiam dengan saling menatap. Entahlah, mereka tidak pernah di ajarkan untuk berbicara seperti itu di keluarga mereka.
“Baiklah, nanti kami coba. Tapi mungkin, itu butuh waktu” Ujar Gheazora.
“Ah, tidak apa-apa. Jangan terburu-buru. Nanti, kita bisa bantu kalian sedikit-sedikit” Balas Maggie yang sekarang merasa tidak enak.
Gheazora dan Gevanya pun mengulas senyum tipisnya.
“Ah! Itu kak Gian dan kak Gani. Ayo Zora!”
“Kalo begitu, kami pamit duluan ya. Dadahh!!”
Gheazora dan Gevanya pun berlari pergi menghampiri kedua kakaknya yang sudah menunggu di mobil.
“Jujur, gue merasa ga enak tadi” Ucap Maggie.
“Gapapalah, apa yang lo bilang bukan sesuatu yang buruk juga. Udah, yuk balik”
Maggie pun mengangguk dan melenggang pergi bersama Scarlett.
.
.
.
.
TBC.