NovelToon NovelToon
Gadis Centil Milik CEO Dingin

Gadis Centil Milik CEO Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Pernikahan Kilat / Crazy Rich/Konglomerat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: siti musleha

Di dunia ini, tidak semua kisah cinta berawal dari tatapan pertama yang membuat jantung berdegup kencang. Tidak semua pernikahan lahir dari janji manis yang diucapkan di bawah langit penuh bintang. Ada juga kisah yang dimulai dengan desahan kesal, tatapan sinis, dan sebuah keputusan keluarga yang tidak bisa ditolak.

Itulah yang sedang dialami Alira Putri Ramadhani , gadis berusia delapan belas tahun yang baru saja lulus SMA. Hidupnya selama ini penuh warna, penuh kehebohan, dan penuh canda. Ia dikenal sebagai gadis centil nan bar-bar di lingkungan sekolah maupun keluarganya. Mulutnya nyaris tidak bisa diam, selalu saja ada komentar kocak untuk setiap hal yang ia lihat.

Alira punya rambut hitam panjang bergelombang yang sering ia ikat asal-asalan, kulit putih bersih yang semakin menonjolkan pipinya yang chubby, serta mata bulat besar yang selalu berkilat seperti lampu neon kalau ia sedang punya ide konyol.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siti musleha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB : 6 Istri CEO Masuk Kantor

Pagi itu, Adrian sudah rapi sejak pukul enam. Jas abu-abu gelap, dasi hitam sederhana, dan sepatu kulit mengilap. Ia berjalan keluar kamar dengan ekspresi dingin, membawa laptop case hitam kesayangannya.

Di ruang makan, Alira sedang duduk dengan santai. Rambutnya diikat dua ponytail tinggi, wajahnya ceria. Yang bikin Adrian langsung berhenti melangkah adalah outfitnya—kemeja putih kebesaran yang jelas milik Adrian, dipadukan dengan celana jeans robek dan sandal rumah berbulu pink.

“Alira.” Suara Adrian berat.

“Pagi, Mas CEO,” balas Alira sambil melambai-lambaikan sendok sereal. “Sarapan dulu nggak? Aku udah bikin cornflakes spesial.”

Adrian menatap mangkuk di depannya. Cornflakes yang dimaksud hanyalah sereal instan ditambah potongan marshmallow warna-warni.

“Tidak,” jawab Adrian singkat, melanjutkan langkah.

Namun, baru beberapa detik kemudian ia sadar—Alira juga berdiri, meraih tas selempang kecil, dan… ikut berjalan di belakangnya.

“Kenapa kamu mengikutiku?” tanya Adrian datar.

“Aku mau ikut ke kantor.”

Adrian berhenti. “Tidak.”

“Tapi aku bosan di rumah. Rumahnya gede banget, aku berasa main petak umpet sendirian. Kalau aku ikut ke kantor, kan seru. Aku bisa bantu kamu juga.”

Adrian menoleh, tatapannya tajam. “Kamu tidak tahu apa-apa tentang pekerjaanku.”

Alira tersenyum nakal. “Belajar dong. Lagian… kalau aku nggak ikut, siapa yang bakal jagain kamu dari godaan sekretaris cantikmu?”

Adrian menghela napas panjang. Gadis ini benar-benar…

Setengah jam kemudian, mobil Adrian melaju di jalan utama. Yang bikin Adrian nyaris kehilangan kesabaran adalah fakta bahwa Alira benar-benar duduk di kursi penumpang, bernyanyi kecil sambil menempelkan wajah ke jendela.

“Mas, mobil ini bisa karaokean nggak sih? Kayaknya seru kalau ada layar lirik di sini.”

Adrian tidak menjawab.

“Eh, kalau aku jadi asisten kamu, gajinya berapa ya? Aku mau beli skincare baru.”

Masih tidak ada jawaban.

Alira memiringkan kepala, menatap wajah Adrian yang fokus menyetir. “Kenapa sih kamu dingin banget? Takut senyum bikin wajahmu retak?”

Adrian akhirnya menoleh sebentar dengan ekspresi menusuk. “Alira.”

“Ya?”

“Diam.”

Alira terkekeh. “Siap, Pak Bos.”

Kantor pusat Wijaya Group berdiri megah di tengah kota—gedung tinggi berkilau dengan logo elegan di puncaknya. Saat Adrian turun dari mobil, para karyawan yang sudah menunggu langsung membungkuk memberi salam.

Namun, suasana hening seketika berubah heboh saat Alira keluar dari mobil dengan gaya centilnya. Ia melambaikan tangan seperti artis, tersenyum ceria.

“Halo semua! Aku Alira, istrinya Pak CEO. Salam kenal yaaa~”

Beberapa karyawan hampir terbatuk menahan tawa. Ada yang membelalak, ada yang langsung menunduk pura-pura sibuk.

Adrian menutup mata sebentar. Ini akan jadi hari terpanjang dalam hidupku.

Di lantai eksekutif, suasana lebih gawat. Begitu masuk, Alira langsung berseru, “Woooow, kantornya kayak di drama Korea. Banyak kaca, banyak karpet mewah, aura bos banget!”

Sekretaris Adrian, seorang wanita anggun bernama Clara, mendekat dengan wajah bingung. “Selamat pagi, Pak Adrian. Selamat pagi… eh…”

“Pagi, Mbak Cantik,” sambar Alira cepat. “Aku Alira, istrinya Adrian. Senang bertemu denganmu!”

Clara sempat terdiam, lalu tersenyum kaku. “Oh, baik. Senang bertemu dengan Anda juga.”

Alira berbisik ke Adrian sambil melirik Clara. “Aku kan bener, Mas. Cantik banget. Untung aku ikut.”

Adrian menatapnya sekilas dengan wajah dingin, lalu berjalan masuk ke ruangannya tanpa komentar.

Ruang kerja Adrian sangat luas, minimalis, penuh dengan rak buku, lukisan abstrak, dan meja kayu besar yang tertata rapi. Begitu masuk, Alira langsung berlari kecil ke kursi tamu, lalu rebahan dengan santai.

“Mas, ini kursi empuk banget. Cocok buat tidur siang.”

“Alira, keluarlah.”

“Eh, jangan gitu. Aku mau lihat kamu kerja. Nanti kalau ada yang salah, aku bisa bantu komentar. Aku kan istri, harus support suami.”

Adrian menatapnya datar. “Kamu akan mengganggu.”

“Tapi kan hidup kamu emang butuh gangguan biar nggak monoton.” Alira tersenyum lebar. “Tenang aja, Mas. Aku bakal anteng kok.”

Lima menit pertama, Alira benar-benar duduk diam. Adrian mulai fokus pada laptop, mengetik cepat dengan ekspresi serius.

Tapi kemudian…

“Mas, aku boleh pakai komputer sebelahmu nggak? Aku pengen buka YouTube.”

“Tidak.”

“Kalau gitu, aku main HP aja ya. Tapi jangan marah kalau aku ketawa keras.”

Adrian menghentikan ketikan, menatapnya.

Alira menaikkan dua jari seperti prajurit. “Siap, aku diem.”

Beberapa saat kemudian, Clara masuk membawa berkas. “Pak, ini dokumen untuk rapat jam sepuluh.”

Alira langsung bangkit. “Eh, aku bantu!”

Clara sempat bingung, tapi menyerahkan map pada Alira. Gadis itu berjalan ke meja Adrian dengan langkah teatrikal, lalu menjatuhkan map di hadapannya dengan gaya ala sekretaris drama.

“Nih, dokumen penting, Pak Bos. Tolong ditandatangani.”

Adrian menutup mata sebentar. “Alira.”

“Ya?”

“Keluar.”

“Eits, nggak bisa. Aku udah jadi sekretaris dadakan. Gimana rasanya punya asisten cantik kayak aku?”

Clara nyaris tidak bisa menahan tawa, buru-buru keluar ruangan sebelum benar-benar pecah.

Rapat pukul sepuluh pun tiba. Adrian berjalan masuk ke ruang konferensi besar dengan aura serius. Semua direktur, manajer, dan staf tinggi sudah duduk menunggu.

Dan tentu saja, Alira ikut masuk dengan langkah percaya diri.

“Permisi semua, aku duduk di sini aja ya,” katanya sambil menarik kursi di samping Adrian.

Beberapa direktur saling pandang, bingung. Adrian menoleh dengan tatapan tajam. “Alira.”

“Aku diem kok. Aku janji nggak bikin ribut. Aku cuma mau lihat suamiku jadi bos keren.”

Rapat pun dimulai. Adrian berbicara dengan suara tegas, memaparkan laporan, strategi, dan instruksi. Semua orang mendengarkan dengan serius.

Kecuali satu orang.

Alira mencatat sesuatu di buku kecilnya. Setelah beberapa menit, ia menyodorkannya diam-diam ke arah Adrian.

Tulisan di kertas: Mas, suara kamu kalau rapat tuh seksi banget. Beneran. Aku bisa jadi fans nomor satu.

Adrian menahan diri agar tidak merobek kertas itu di depan umum. Ia hanya menatap Alira tajam, sementara gadis itu tersenyum manis pura-pura polos.

Setelah rapat selesai, semua orang keluar dengan wajah lega. Begitu ruangan kosong, Adrian langsung menoleh. “Alira. Apa yang kamu lakukan barusan?”

“Dukung kamu dong. Lihat aja, semua orang makin respect sama kamu karena ada aku.”

“Tidak.”

“Eh, iya loh. Aku bikin suasana nggak terlalu tegang. Kalau semua rapat kayak gitu, otak Orang bisa nge-jam. Aku kayak vitamin hiburan.”

Adrian menghela napas berat, menekan pelipisnya. “Kamu… benar-benar bencana.”

Alira mendekat, menatapnya dengan mata jenaka. “Tapi kamu nggak bisa nyangkal kan, kalau tanpa aku… hidupmu pasti sepi banget?”

Adrian tidak menjawab. Ia menatap Alira lama, lalu memalingkan wajah.

Senyum Alira melebar. Sedikit demi sedikit, kulkas tiga pintu ini bakal cair juga.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!