Tiga orang remaja yang merupakan kembar tiga bersekolah di Smith internasional school. Mereka bukan manusia biasa tapi tiga kembar yang memiliki Indra keenam dan mampu melawan para makluk halus dengan kemampuan mereka.
Bisakah mereka menolong banyak orang dengan kemampuan mereka itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Denting piano
Vandra dengan terburu buru mengantar Yudhistira ke rumah Ferdinand terlebih dahulu, setelah itu dia mengantar mereka ke Smith internasional school dan berangkat ke kantor.
Gedung sekolah Arjuna, Niandra dan Yudhistira ada di tempat berbeda, tapi saat pulang biasanya Niandra akan menunggu Yudhistira jika waktu pulang mereka bersamaan.
"Juna, kamu jangan nakal lagi ya, nanti Andromeda akan jaga Kalian" ucap Yudhistira
"Iya bang, Abang tenang saja, Juna akan ikuti Andromeda kemanapun" jawab Arjuna
"Ke toilet nggak usah ya" ledek Niandra
"Ikut juga, soalnya Juna takut di keroyok geng Marco" jawab Arjuna
"Ya sudah, kamu masuk sana" ucap Yudhistira
"Tunggu Cinta dulu!" Teriak Cinta, putri dari Chiko dan almarhumah Tari
Dia berlari dengan terburu buru bersama Riko kakaknya sambil membawa tas Cinta
"Nggak bosen kesiangan terus?" Ledek Arjuna
"Udah diam, ayo masuk, Enab sama Arsela udah nunggu kita" balas Cinta mencium tangan Yudhistira, Riko dan Niandra, lalu menarik tangan Arjuna untuk masuk
"Kamu sudah selesaikan tugas kamu?" Tanya Riko
"Sudah, tapi kayaknya kelompok Yudhis sudah masuk duluan, papa tadi mampir dulu ke toko buah, beli buah buat mama" jawab Yudhistira yang juga masuk bersama Riko dan Niandra
"Nia juga masuk kelas ya bang, om" pamit Niandra pergi ke gedung sekolahnya yang ada di samping gedung sekolah Yudhistira.
"Iya, kamu hati hati, dan kalau Michiko belum datang, kamu diam saja di kelas" jawab Yudhistira.
"Iya"
"Yudhistira.. kamu sudah dengar belum, cerita di kelas musik kemarin?" Tanya Riko
"Belum, memangnya ada apa?" Tanya Yudhistira
"Katanya setiap malam sering ada suara orang yang main piano, tapi pas pak satpam buka kelas itu, nggak ada siapapun dan suara itu tiba tiba hilang" jawab Riko
"Ih.. ko sekarang sekolah ini jadi sering banyak penampakan ya" ucap Yudhistira merinding
"Kalau kata info yang aku dengar, itu karena dulunya tanah yang di bangun gedung sekolah ini tuh, tanah bekas pembantaian dan juga bekas pabrik terbengkalai" ucap Riko
"Bohong banget, ini kan tanah bekas kontrakan yang tak di huni lagi" cibir Yudhistira tertawa
"Iya sebelum jadi kontrakan, tanah ini tuh banyak tragedi terjadi, bahkan mungkin di bawah sana masih ada mayat mayat terkubur" sahut Riko serius tapi tidak di tanggapi Yudhistira.
Sampai di kelas, Yudhistira langsung menggeplak kepala dua Angkasa dan juga William.
"Tega Lo bertiga, bikin gue jadi kesiangan dan ngerjain gue!" Umpat Yudhistira
"Hahaha... Sorry bang, kita tadi rencananya mau telepon Lo, suruh nyusul ke tempat William, eh handphone Khalid ketinggalan di rumah" jawab Khalid
"Kan bisa pakai handphone Ola atau Gafi" gerutu Yudhistira
"Nggak kepikiran kesana" jawab Khalid terkekeh
"Jangan marah bang, kan Abang masih tetap nyusul kesana" bujuk Aurora
"Iya cantik, Abang nggak akan marah sama Ola" jawab Yudhistira tersenyum manis
"Cieee.."
"Apa!" Sinis Yudhistira
"Nggak" jawab semua laki laki disana
"Tante bulan, kita nanti ke kantin beli roti cokelat yang di buat di kafe om Leo, katanya akan masuk ke kantin ini juga" bisik Aurora
Kenapa Bulan di panggil Tante oleh Khalid, Gafi dan Aurora, itu karena Bulan adalah adik bungsu dari Sagara ayah mereka.
"Itu kan rotinya kak Fira, mommy kamu sendiri kenapa harus beli?" Tanya Bulan
"Kan biar mommy cepat kaya dan biar rotinya cepat habis" jawab Aurora polos
"Mommy kita sudah kaya Ola, kaya harta kaya hati juga" ungkap Khalid
"Ngomongin apa?" Tanya Zaidan
"Lagi ngomongin mau beli roti di kantin" jawab Aurora
"Mau aku belikan?" Tanya Zaidan
"Nggak usah, aku di belikan kak Riko" jawab Bulan
"Kalau Ola mau aja, yang penting nanti makan roti" jawab Aurora tersenyum manis
"Nanti aku belikan untuk Ola" jawab Zaidan duduk di bangkunya bersama Yudhistira
Aurora duduk bersama bulan, Irsyad duduk bersama Riko, dan dua Angkasa duduk berdua sedangkan Azka dan Abidzar berbeda kelas dengan mereka.
Bel masuk berbunyi dan para murid yang berisik langsung diam seketika, mereka terus mendengarkan apa yang di sampaikan dari guru pelajaran pertama sampai pelajaran berikutnya.
Bel istirahat
"Ola mau ke toilet dulu, Tante bulan mau ikut nggak?" Tanya Aurora
"Ayo aku juga mau pipis" jawab Bulan
Mereka berjalan bergandengan tangan sambil sesekali bernyanyi
"Ssttt Ola kamu dengar tidak? Ada suara piano" bisik bulan saat mereka melewati kelas musik di koridor menuju toilet
"Iya, itu kan yang sedang ikut kelas musik" jawab Aurora
"Mungkin juga ya, ko belum bubar ini kan sudah jam istirahat" balas bulan kembali berjalan bersama Aurora
Di toilet.
"Tante, nanti temani Ola ya ke UKS" pinta Aurora saat mereka selesai dengan hajatnya
"Kenapa? Kamu pusing?" Tanya Bulan
"Bukan, Ola sepertinya datang bulan dan perut Ola sakit, Ola mau minta pembalut sama Tante Fernita" jawab Aurora
"Ya sudah ayo kalau begitu, tapi nggak sampai nembus kan?" Tanya Bulan
"Nggak ko, baru mau datang tantenya" jawab Aurora meledek
"Dasar kamu, mentang mentang Tante namanya bulan disamakan dengan datang bulan" balas bulan menjewer telinga Aurora.
Mereka kembali berjalan, tapi suara piano itu masih tetap mereka dengar.
Bahkan suara piano itu seperti sedang mengiringi Aurora dan bulan yang sedang menyanyikan soundtrack kartun kesukaan mereka Doraemon.
"Yoga, ko kelas musik belum bubar?" Tanya Aurora
"Kelas musik kosong ko, sudah bubar sejak tadi" jawab teman sekelas Aurora bernama Yoga
"Itu ada yang main piano" ucap Aurora menunjuk seorang perempuan berseragam sekolah yang sedang memainkan piano di ruangan itu
"Ihh.. jangan nakut nakutin aku dong" gerutu Yoga
"Aku nggak nakut nakutin, itu buktinya ada yang main piano di dalam, iya kan Tante?" Tanya Aurora
"Sstt.. nggak ada Ola, tadi Tante cuma dengar suaranya doang, tapi sekarang nggak ada" jawab Bulan berbisik
Aurora mantap sosok itu yang ternyata bukan merupakan murid ataupun manusia, dia sosok qorin yang menyerupai murid disekolah itu
Deg.
Aurora melotot kaget saat sosok itu juga balik menatapnya, biasanya jin akan takut jika bertatapan dengan Aurora karena menurut mereka tatapan Aurora membuat mereka kepanasan, tapi kali ini berbeda, Aurora di tatap balik sosok berpakaian seragam sekolah itu dengan mata yang sepenuhnya hitam, dan juga luka gorok di lehernya, bahkan ketika Aurora terus menatapnya, kepalanya tiba tiba terputus dan menggelinding ke bawah piano tempat dia duduk.
Bruk.
Aurora pingsan dan di tangkap oleh Yoga.
moga karyamu yang ini juga luar biasa ya thorr🤲
semangaat🤭