⚠️Warning! MC badboy garis keras!
Lelah dengan sulitnya hidup, Yofan memutuskan melakukan pesugihan mbah jenggot. Mencari tumbal perawan, itulah yang harus dilakukan oleh Yofan.
Dengan wajah tampan dan kekayaan, Yofan menjebak banyak gadis untuk dijadikan tumbal. Gadis itu akan ditiduri olehnya, lalu meregang nyawa. Yofan sudah terbiasa dengan sesi penumbalan setiap bulan purnama. Namun semuanya berubah saat Yofan bertemu Amel dan Rona, kedua gadis itu berbeda dari wanita yang pernah dia temui.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 6 - Pulang
Yofan bangkit dari tempat duduknya. Ia segera meregangkan badan karena agak lelah dan penat. Saat itulah Mbah Karso melihat ada batu ruby berwarna merah di lokasi Yofan duduk. Mbah Karso segera mengambil batu itu.
Sementara Jamal, dia tampak memeluk Yofan. Namun langsung berhenti karena bau badan Yofan, terlebih terakhir kali tubuhnya disiram dengan darah ayam.
"Kau harus mandi, Fan. Bau badanmu lebih parah dari pada pas jadi pemulung," tukas Jamal.
"Aku pikir kau mencemaskanku. Dasar!" balas Yofan.
"Tentu aja cemas. Makanya aku meluk kamu. Aku lega kau baik-baik saja. Apa ritualnya berhasil?" tanggap Jamal.
"Aku rasa begitu," sahut Yofan.
Yofan membersihkan dirinya di sungai atas suruhan dari Mbah Karso. Selanjutnya barulah mereka kembali ke rumah Mbah Karso. Di sana Yofan mengenakan kembali pakaiannya. Mbah Karso menyuruh Yofan dan Jamal duduk.
"Ini! Aku menemukannya di tempat kau duduk," ujar Mbah Karso seraya memberikan batu ruby yang ditemukannya di goa tadi.
"Apa ini, Mbah?" Yofan menyambut batu pemberian Mbah Karso.
"Batu itu jadi bukti kalau ritualmu berhasil. Kau harus membawa batu itu kemana-mana kalau kau memang mau semua keinginanmu terwujud," jelas Mbah Karso.
"Tentu saja, Mbah." Yofan mengangguk mengerti.
"Aku yakin kau sudah tahu apa saja hal yang harus dilakukan. Jika ingin semuanya lancar, jangan pernah melanggar dan lakukan dengan baik," saran Mbah Karso.
Yofan kembali mengangguk sambil mengiyakan. Dia dan Jamal lantas dipersilahkan pulang. Namun sebelum pulang, Mbah Karso memberikan kardus kosong pada Yofan.
"Jamal sudah menceritakan bagaimana kehidupanmu padaku. Bawalah ini, nanti kalau sudah ada isinya kalian bisa mendapatkan tempat tinggal yang layak," ucap Mbah Karso.
Yofan dan Jamal bertukar pandang heran. Tetapi Yofan tetap menerima kardus kosong itu meski merasa bingung.
...***...
Kini Yofan dan Jamal dalam perjalanan kembali ke kota. Keduanya berniat ingin tinggal di lokasi yang tak jauh dari tempat dimana mereka mengubur Pak Arman.
"Apa ini semua akan berhasil, Fan? Mbah Karso aneh banget. Ngapain kasih kardus kosong begini. Dia ngejek kita atau apa coba," imbuh Jamal sambil menendang kardus yang kebetulan diletakkan di bawah kursinya duduk.
"Udah! Kita turuti saja dulu semuanya. Kalau nggak ada perkembangan, baru kau bisa protes. Aku juga akan memberikan apa yang diinginkan Mbah Jenggot," sahut Yofan.
"Gimana, Fan pas kau sendirian di goa? Hiii... Pasti seram banget ya," ujar Jamal.
"Pokoknya kalau kau yang ada di posisiku, aku jamin kau pasti pingsan!"
"Itulah alasan aku nggak mau ikut. Ngomong-ngomong, kau disuruh memberikan apa ke Mbah Jenggot?"
Yofan tak langsung menjawab. Dia menoleh ke sekeliling terlebih dahulu. Memastikan tak ada orang yang mendengar. Untungnya bus saat itu tak punya banyak penumpang, yang ada pun terlihat sedang pada tidur.
Yofan lantas berbisik, "Dia menyuruhku memberikan gadis perawan setiap bulan purnama..."
"Apa?!" Jamal kaget sambil menutup bibirnya. "Jadi apa yang aku dengar pas di warung itu benar. Sepertinya ritual bersetubuh itu benar," lanjutnya.
"Entahlah. Kita lihat nanti," tanggap Yofan.
"Kau kok santai banget. Nggak takut apa?" timpal Jamal.
"Aku sendiri sekarang, Mal. Aku bahkan nggak takut mati. Makanya sebelum mati, aku ingin menggunakan waktuku untuk membalas semua orang yang sudah menyakitiku. Aku juga ingin menikmati hidup," ungkap Yofan. Membuat Jamal tak berani lagi memperpanjang pembicaraan. Memang dia sadar kalau terkadang Yofan punya sisi yang menyeramkan.
Bus terus melaju. Yofan dan Jamal sempat tertidur dalam perjalanan. Mereka tiba di tempat tujuan saat waktu menunjukkan jam tujuh malam lewat.
"Fan! Bangun, Fan! Kita udah sampai." Jamal menepuk pundak Yofan.
Yofan segera bangun dari tidur. Ia melihat Jamal berjalan keluar bus lebih dulu.
"Aku mau kencing dulu!" pekik Jamal.
Yofan bangkit dari tempat duduk. Atensinya tertuju ke arah kardus pemberian Mbah Karso. Ia lantas mencoba mengangkat kardus tersebut. Namun betapa kagetnya Yofan saat bisa merasakan berat kardus itu.
"Kok berat? Padahal kan kosong. Apa Jamal menaruh sesuatu di dalamnya?" Karena penasaran, Yofan memeriksa isi kardus itu.
Mulut Yofan menganga, dan matanya terbelalak tak percaya saat menyaksikan isi kardusnya.
"Anjir!" umpat Yofan reflek.
Ibarat pepatah "menyelam sambil minum air".
Biasanya yg sering terjadi pelaku pesugihan akan hidup dalam ketakutan konstan karena mereka selalu dibayangi oleh arwah korbannya dan seringkali berakhir dengan kesengsaraan dan ketidakbahagiaan bagi pelakunya.
Selain itu, kesialan dan musibah akan menghantui hidup mereka, seolah-olah harga yang harus dibayar untuk mencapai tujuan dengan cara yang sangat gelap.
🤔🤔🤔