NovelToon NovelToon
Mengasuh Putra Pewaris Sang CEO

Mengasuh Putra Pewaris Sang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Pengasuh / Menikah Karena Anak / Ibu susu
Popularitas:88.7k
Nilai: 5
Nama Author: Mommy Ghina

Dua minggu yang lalu, Rumi Nayara baru saja kehilangan bayi laki-lakinya setelah melahirkan. Lalu, seminggu kemudian suaminya meninggal karena kecelakaan. Musibah itu menjadi pukulan berat bagi Rumi. Hingga suatu ketika ia bertemu dengan bayi laki-laki yang alergi susu botol di rumah sakit, dan butuh ASI. Rumi pun menawarkan diri, dan entah mengapa ia langsung jatuh cinta dengan bayi itu, begitu juga dengan bayi yang bernama Kenzo itu, terlihat nyaman dengan ibu susunya.

Tapi, sayangnya, Rumi harus menghadapi Julian Aryasatya, Papa-nya baby Kenzo, yang begitu banyak aturan padanya dalam mengurus baby Kenzo. Apalagi rupanya Julian adalah CEO tempat almarhum suaminya bekerja. Dan ternyata selama ini almarhum suaminya telah korupsi, akhirnya Rumi kena dampaknya. Belum lagi, ketika Tisya— istri Julian siuman dari koma. Hari-hari Rumi semakin penuh masalah.

“Berani kamu keluar dari mansion, jangan salahkan aku mengurungmu! Ingat! Kenzo itu adalah anak—?”

Siapakah baby Kenzo?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6. Siapa Yang Ajak Ribut?

Suasana mendadak hening, Rumi yang sejak tadi memejamkan mata merasa sedikit takut untuk membuka matanya. Namun, ia merasa tubuhnya tidak sakit sama sekali, bahkan ia bisa merasakan degup jantung di telinganya.

“Loh, ini jantung siapa?” gumamnya pelan.

Suhu tubuhnya terasa hangat, sehangat pelukan almarhum suami. Pelukan yang sangat ia rindukan.  Refleks tangan Rumi meraba-raba.

“Kok, lantainya berasa empuk ya?” Lagi-lagi Rumi berkata tanpa ada pergerakan sama sekali untuk bangun. Masalahnya, Rumi memang tidak bisa bangun begitu saja, perut bagian bawahnya baru dioperasi, salah bergerak saja nyerinya minta ampun.

“Mau berapa lama kamu meraba-raba tubuh saya!” Akhirnya suara Julian terdengar.

“HAH!” Mata Rumi terbuka, dan langsung mendongak dengan menelan susah payah ludahnya. Jadi, ia terjatuh di atas tubuhnya Julian. Sementara, Julian yang jadi bantalannya.

“Saya nggak sengaja, nggak maksud meraba kok. Hanya memastikan saja jatuhnya di mana. Itu aja kok.”

“Terus, kenapa masih diam begini, bukannya bangun. Mau mencoba menggoda saya? Saya nggak bakal tergoda.”

“Lah, siapa juga yang mau goda Bapak! Saya juga nggak berminat sama Bapak walau kaya dan ganteng. Masalahnya, saya tuh nggak bisa bangun sendiri! Perut saya ini habis dioperasi, harus dibantu. Lagian siapa suruh tas saya diambil!” cerocos Rumi.

“Loh, kok jadi kamu yang marah sama saya.”

“Yang marah sama Bapak itu siapa? Saya cuma mau menjelaskan saja,” sahut Rumi tambah jengkel.

Julian menarik napasnya dalam-dalam, ia tidak percaya bisa-bisanya ia ribut sama wanita yang menindihnya. Tapi, bukannya ia mencoba bangkit terlebih dahulu, justru tanpa ia sadari menikmati moments tersebut dan merasakan dejavu.

“Ya udah sekarang kamu diam, jangan makin tambah cerewet. Badanmu aja terlihat mungil ternyata cukup berat.” Suara Julian terdengar ketus, dan perlahan-lahan tubuhnya bergerak miring, agar tubuh Rumi bisa direbahkan di sampingnya. Setelah itu, barulah Julian duduk, dan menyelipkan tangannya ke punggung untuk membantu Rumi duduk.

Sesaat, wajahnya mereka berdua bertemu, satu napas tanpa ada jarak. Julian menyadarinya langsung memalingkan wajahnya.

“Lain kali jangan ceroboh,” gumamnya pelan. “Cepetan pegang leher saya biar kamu bisa berdiri,” perintahnya.

“Mmm.” Dengan memalingkan wajahnya dan terpaksa karena keadaan, tangan kanan Rumi merangkul leher Papa-nya Kenzo, sementara Julian yang tampak dingin sebenarnya sedang menahan napasnya sampai akhirnya Rumi kembali berdiri.

“Terima kasih, Pak.”

Rumi menarik tangannya, lalu bergerak mundur.

“Mmm.” Sekarang gantian pria itu yang hanya berdeham, lalu bergegas keluar dari kamar baby Kenzo tanpa berkata-kata lagi.

“Huft ... akhirnya,” gumam Rumi bernapas lega.

***

Mama Liora tampak senang mendengar Rumi mau menginap dari mulut Julian. Segala kebutuhan Rumi ia siapkan, bahkan meminta pelayan menyiapkan cemilan di kamar baby Kenzo untuk antisipasi kalau pas tengah malam Rumi lapar usai menyusui baby Kenzo. Dan, tak lupa Nia—baby sitter juga turut tidur di sana bersama Rumi. Mau bagaimana pun Rumi masih dalam masalah pemulihan pasca melahirkan, Mama Liora tidak mau Rumi sampai jatuh sakit.

Baby Kenzo yang dengan baby yang lainnya, setiap dua jam sekali pasti merengek minta susu. Dan, ini perdana buat Rumi mengurus baby pada malam hari. Baru mau pules, baby Kenzo sudah terbangun karena haus.

“Minum air hangat dulu, Mbak Rumi, biar asi-nya  gampang keluar.” Nia menyodorkan segelas air hangat saat Rumi terbangun.

“Makasih ya, Mbak.”

Rumi meneguknya perlahan-lahan, setelah itu barulah ia menyandarkan punggungnya ke kepala ranjang, siap menyusui baby Kenzo.

Selang tak lama kemudian, pintu kamar terketuk dan terbuka. Rumi dan Nia sama-sama menoleh ke arah pintu.

“Buat apa dia ke sini lagi?” Rumi bertanya-tanya.

Penampilan Julian tidak seformal saat pertemuan sebelumnya. Hanya kaos putih dan celana santai, ia duduk santai di sofa panjang. Nia pun mendekatinya.

“Ada yang bisa saya bantu, Tuan?” tanya Nia.

“Kamu bisa beristirahat di paviliun. Saya yang akan bantu Rumi di sini.”

Mata Nia membulat, seakan tidak percaya. “T-tapi Tuan.”

Tangan Julian terangkat ke atas. “Keluarlah, kamu lanjut beristirahat!” tegasnya.

Kalau sudah begini Nia harus mematuhinya, lalu berpamitan dengan Rumi sebelum keluar.

“Mbak Nia, beneran pindah kamar?” tanya Rumi penasaran.

“Iya, Mbak, diminta sama Tuan. Saya permisi dulu.”

Rumi menarik napas, ujung matanya melirik pria yang terlihat sibuk dengan ponselnya.

“Buat apa pula dia di sini, ck.”

Baby Kenzo sudah kembali tidur, hanya saja kali ini ia tidak pindahkan ke boksnya. Sengaja merebahkannya di sampingnya, untuk memudahkan jika baby itu menangis kembali.

“Mau ngemil dulu?” Tiba-tiba ada suara di dekatnya.

“Astagfirullah!” seru Rumi sangat terkejut melihat Julian sudah ada di tepi ranjang.

“Nggak usah terlihat kaget seperti itu,” sindir Julian sembari melirik putranya.

“Gimana nggak kaget, Pak. Barusan itu Bapak duduk di sana ... kok tiba-tiba Bapak ada di sini. Jangan-jangan Bapak ini jin, hanya pejamkan mata langsung pindah tempat,” sahutnya bete.

Gaya Julian masih terlihat cool, tapi tangannya sudah menyodorkan roti isi. “Makan dulu roti ini, biar perut kamu nggak kelaparan. Dan, jangan dibawa perasaan dengan perhatian ini. Ini hanya rasa peduli saya karena kamu habis nyusuin anak saya.”

Rumi tersenyum miring sembari meraih roti itu. “Siapa pula yang baper. Pede sekali bapak satu ini,” gumamnya pelan, tapi masih terdengar oleh Julian.

“Hhmmm, kalau mau ngomel-ngomel di depan orangnya langsung.”

Rumi yang sedang menikmati roti isinya mendongak, matanya yang terlihat mengantuk mengerjap berulang kali.

“Saya paling nggak suka sama orang yang gerutu di belakang. Sebaiknya langsung bicara saja di depan orangnya.”

Wanita itu menghela napas panjang, dan menjauhkan potongan rotinya dari mulutnya.

“Bapak tahu nggak ini jam berapa?”

“Jam 1.”

“Bisa nggak ... nggak usah ajak bertengkar dulu? Apa memang hobi Bapak ngajak ribut ya?” tanya Rumi dengan suara yang sedikit berbisik, takut baby Kenzo terbangun.

“Siapa yang ajak ribut. Saya—“

Saking udah kesalnya, Rumi menarik lengan pria itu hingga tubuh Julian condong ke depan dan hampir saja bibirnya mencium pipi Rumi.

“Papa-nya Kenzo, sekarang Kenzo lagi bobo, saya-nya juga udah ngantuk. Kalau mau berdebat atau ajak ribut, mending besok pagi aja ya. Papa-nya Kenzo juga pasti butuh istirahat, kan,” bisik Rumi, suaranya begitu mendayu-dayu dan lembut. Bikin tenggorokan Julian tercekat, bahkan diam-diam tubuh pria itu mendadak panas.

“Sekarang tidur ya, jangan marah-marah terus. Nanti cepat darah tinggi.” Napas hangat Rumi yang bisa dirasakan di telinga Julian, membuatnya semakin panas.

Ujung mata Julian melirik dengan perasaan yang semakin aneh. Pikiran itulah yang sejak tadi mengganggu tidurnya, sehingga ia memilih datang ke kamar Kenzo.

“Siapa kamu sebenarnya, Rumi?”

Bersambung .... ✍️

1
Anonim
Rumi pinginnya menghindar dari Julian tapi nyatanya Julian mengikuti - membutuhkan Rumi untuk menanyai nama suami dan tempat bekerjanya.
Rumi baru tahu kalau Julian atasan suaminya.
Rumi ini tak ada takut-takutnya sama Julian - bisa menjawab apa yang diomongkan Julian 😄
Anonim
ada apa dengan Bos-mu itu Derry...
apa kamu tahu sesuatu tentang Julian dan Rumi ???
Anonim
Julian ini semakin aneh ya Rum - jantungmu masih aman kan Rumi
cha
adik istri tersayang elu itu panJuuul...
cha
Kenzo bayinya Rumi yang ditukar...

tapi Kenzo juga bayi kandungnya Julian...? gimana ceritanta masi misteri...

Bagaimana Rumi terpaksa harus menikah disaat kuliah yg sudah sedikit lagi skripsi.. karena hamil...dan siapa sebenarnya yang menghamili...

Lalu Tisya.. apakah benar wanita yang sangat disayangi dan dicintai Julian?? knp dengan ipar dan mertuanya?
cha
Napa pulaa sama bapaknya juga harus diurus keperluan pribadi..macam apa contohnya keperluan pribadi teh ..yg menjurus jurus ranah pribadikah.😁😁🤭..

Jadi ibu susunya Kenzo aja dah luar biasa mana nyusu langsung lg... walaupun sebenarnya itu anak kandungnya Rumi sih...tp kan kondisinya skrg tidak asa yg tau
cha
Tertekan banget yaa..beban yang ditanggung Rumi..apa tidak bersama secara psikologis, sementara dia ibu menyusui...
nyaks 💜
owww salah satu pelaku ya sus hmmm
ataw tau ttg baby Kenzo?? 🤔🤔
cha
orang baru aja abis pingsan...dah harus nenenin bayik...kasihan kamu Rum... bertubi-tubi di sakiti orang2 gilak... padahal kamu baik banget.
Kasih Bonda
next Thor semangat
sryharty
posesif amat tuan dingin sedingin saljuuuu
Ir
haisss habis sudah wassalam Rum, kamu yg tanda tangan aku yg lemes 🥴
Hafifah Hafifah
kayaknya suster ini tau sesuatu deh.jangan" dia yg udah nuker bayinya rumi dan bersekongkol dengan mertuanya julian
Bunda Aish
gak ada jalan lain Rumi, lumayan masih digaji....licik nya itu plus jadi pelayan pribadi...modus... sudah mulai jatuh cinta sebenarnya 🤨
Nar Sih
begitu berat ujian mu ya rumi,sabar ya rumi ,semoga akan ada pelangi setelah hujan begitu pun dgn mu semoga ada kebahagian setelah kesedihan ,semagat rumi ,dan semagat juga buat momy💪💪🥰
hasatsk
itu perawat bisa jadi kunci rahasia baby Kenzo....
Naufal Affiq
dengar kan rumi omongan julian,nanti dia marah-marah terus tanpa arah
Jeng Ining
dugaan klo Kenzo anak Rumi semakin jelas, dn mulai samar timbul pertanyaan Kenzo jg anak kandung Julian🫣, tp entahlah🤭
Noor hidayati
kamu harus bisa bersikap tegas pada aulia jul,jangan biarkan dia seenaknya berbuat jahat sama rumi
Naufal Affiq
ada udang di balik batu rupanya pak julian,ada maksud terselubung rupanya.hahaha
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!