Rumah pojok yang selalu bersuara desahan nikmat setiap malam nya selama beberapa tahun terakhir ini, seorang gadis belia yang menjadi primadona sehingga tidak pernah istirahat dapat tamu.
namun ada pula kabar mengatakan bahwa diri nya memiliki susuk, karena setiap pelanggan yang usai berhubungan dengan nya selalu meninggal dunia dengan cara bermacam macam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6. Bertemu Lula
Arka duduk di cafe tempat para anak anak muda duduk nongkrong, walau ia jarang pulang tapi Arya tidak pernah telat mengirim anak nya ini uang agar dia berkecukupan dan tidak sampai kurang. di tambah selama tinggal di kota ini, Arka kost di tempat Om nya sendiri yang bernama Zidan sehingga lebih banyak irit nya.
Sebagai anak yang sudah tidak punya Ibu, Arka kadang kala juga butuh perhatian yang besar, di tambah lagi kematian sang Ibu adalah kesalahan dia sendiri. jadi kadang kala ia merasa amat menyesal saat melihat anak seusia nya masih di jenguk oleh sang Ibu, bermanja manja dan ada juga yang di suap.
Kalau melihat hal itu kadang kala Arka menangis sendirian karena ia merasakan hal yang sama, namun tidak bisa karena sudah tidak punya Ibu lagi. Kakak nya Ayah Arka ada dan dia juga sangat dekat, bahkan Arka memanggil nya dengan sebutan Mama, karena Purnama juga tidak punya anak sehingga sangat sayang pada keponakan.
Walau kadang kesal nya Purnama ini sangat keras dan tidak bisa untuk di bantah, tapi dia sangat sayang sekali pada sang anak. mau apa saja akan ia turuti sebisa mungkin, cuma larangan dia harus di turuti juga karena dia ingin timbal balik apa bila sudah menyayangi seseorang dan Arka kan termasuk anak nya juga.
"Tidak lah, Mama tidak akan tau." batin Arka berusaha untuk menenangkan diri.
"Dulu Ayah mu sampai mau mati di hajar nya saat dia tidak mendengarkan omongan Purnama." bisik suara hati Arka sendiri karena sangking takut nya juga.
"Itu kan karena ketahuan saja bahwa Sari memang wanita yang tidak benar, lagi pula saat itu Ayah menikahi nya." sangkal Arya pula agar hati nya mau diam.
"Kau akan habis bila sampai dia tau, entah apa yang akan di lakukan pada mu saat Purnama tau kalau kau tetap mendekati Lula." bisik suara itu lagi.
Arka menarik nafas berat dan tangan nya ia pegang erat sendiri karena gemetaran kencang, ini karena rasa cemas dan takut nya apa bila nanti sampai ketahuan oleh Purnama atau pun Arya. dapat di bayangkan bagai mana nanti nasib diri nya, maka pasti akan sangat menderita dan bahkan bisa jadi mati di tempat.
"Ma tolong jangan langsung marah saat tau nanti, kan aku tidak menikahi nya seperti Ayah." gumam Arka mulai cemas.
Tapi rasa cemas itu di kalahkan oleh rasa cinta nya yang sangat besar sehingga tetap saja di lawan perasaan itu, coba saja dia tidak melawan rasa takut dan cemas nya maka tidak akan dia duduk di sini untuk menunggu Lula yang masih entah di mana.
"Hai." seorang gadis cantik menyapa Arka dengan senyum merekah.
"Lula!" Arka masih melongo melihat gadis yang sejak lama ia taksir ini.
"Maaf ya nunggu lama, aku tadi masih izin dulu sama majikan ku." Lula segera duduk di samping Arka.
"Enggak apa apa kok, lama ya kita tidak bertemu." Arya tidak berkedip menatap Lula.
"Iya, aku pergi tanpa pamit karena aku tidak tahan dengan omongan orang orang kampung saat itu." Lula menunduk malu dan sedih.
"Aku lama mencari kabar tentang kamu, akhir nya setelah hampir tiga tahun kita baru bertemu." Arka tersenyum tidak ada sudah nya sejak tadi.
Sekian lama memendam rasa rindu yang tidak bisa mau di ungkap kan dengan kata kata, baru lah hari ini akhir nya dia bisa bertemu dengan gadis pujaan hati ini. bukan hal yang mudah untuk menemukan nya, karena Arka memang harus berjuang keras agar bisa dapat bertemu dengan Lula.
"Kamu semakin cantik saja sekarang." puji Arka jujur.
"Ah kamu bisa saja." Lula tersipu malu di puji begitu.
"Benar kok, sekarang kamu udah tambah putih dan semua nya nampak cantik." puji Arka bersungguh sungguh.
"Kamu juga banyak berubah." Lula menatap sekilas dan menunduk lagi karena malu.
Arka tersenyum bahagia, Lula memang banyak sekali perubahan nya, Arka merasa ada yang berbeda namun dia tidak tau apa itu perbedaan nya. senyum nya tidak bisa di lupakan, serta postur tubuh pun begitu menawan sekali sehingga membuat gemas dan ingin memegang nya.
"Astagfirullah!" Arka mengucap dalam hati atas pikiran nya itu.
"Kabar Bintari gimana, Ka?" tanya Lula ingat sahabat nya.
"Dia kuliah juga di sini, tapi beda kampus sama aku." jawab Arka.
"Ada nomor nya enggak? aku pengen ketemu sama dia." pinta Lula dengan senyum yang sangat teduh bagi Arka.
"Bahkan saat duduk begini pun dia masih memikirkan pekerjaan nya." batin Arka setelah sempat sekilas membaca pikiran Lula.
"Mau makan atau mau jalan jalan?" tawar Lula yang lebih agresif gestur nya.
Arka terlihat lebih kalem dan memperhatikan gerakan tubuh gadis cantik berambut pirang ini, satu yang sangat mencolok itu dari style dan juga gaya bicara nya Lula. dulu mungkin masih di kampung dan tidak punya uang mau bergaya, beda dengan sekarang yang sudah punya kerjaan walau kata nya hanya jadi pembantu saja
"Ayo kita cari teman makan lain atau mau pesan di sini saja?" tawar Arka pula.
"Gimana kalau jalan jalan saja dulu, nanti kalau udah capek baru kita makan." usul Lula.
"Boleh juga, nonton lebih asik seperti nya." ajak Arka sambil tersenyum.
Lula mengangguk setuju dan mengeluarkan masker dari tas nya, Arka tidak banyak tanya kenapa pakai masker karena mungkin saja di kota kan banyak polusi sehingga lebih baik pakai masker saja. toh wajah Lula juga sangat cling, mungkin takut kena debu dan kotoran lain.
"Tapi tidak apa apa lah, nama nya juga mungkin di kota sehingga dia mengikuti cara berpakaian orang sini." batin Arka ketika otak nya menolak cara berpakaian nya Lula.
"Kok bengong sih, kamu ada yang enggak suka?" tanya Lula menatap Arka.
"Ah enggak kok, aku cuma kagum saja sekarang kamu tambah cantik gini." Arka tersenyum manis.
"Bisa saja sih kamu, ayo buruan kita jalan." Lula sudah menunggu dan Arka segera naik motor nya.
"Untung aku pakai celana ya, agak susah kalau pakai rok naik motor." ujar Lula saat sudah naik.
"Celana mu terlalu pendek enggak sih, panas kena matahari." ujar Arka pelan.
Lula hanya diam saja tidak menanggapi ucapan nya Arka, entah tersinggung atau dia memang bodo amat karena Arka juga tidak melihat bagai mana ekspresi nya, tapi yang jelas cuma diam dan mereka mencari mall untuk nonton film bersama.
Jangan lupa like dan komen nya ya guys, ini adalah tahap penasaran kalian.
yaealah arka udh jelas kmu t sukanya sma bintari...🤦🏻♀️🤦🏻♀️🤦🏻♀️