Sandra, gadis yang terbangun dari tidur panjangnya selama 2 tahun dan kini terbebas dari pengasingan selama 5 tahun.
Baru saja kemarin ia bertemu dengan teman teman kuliahnya, namun sekarang ia bahkan tidak mengenali tempat yang ia tinggali selama ini. Dunia seakan telah berubah, Alat-alat canggih yang sudah melekat dalam kehidupan sehari-hari, anak kecil yang kini sudah memiliki smartphone masing-masing, dan cahaya gemerlap malam dari lampu-lampu yang memenuhi jalan ditengah kota serta Gedung-gedung yang menjulang tinggi dihadapannya.
Seberapa jauh ia tertinggal selama ini? dari sahabat-sahabat bodohnya, dan dari orang-orang yang selalu ada di keseharian Sandra saat itu. Apakah sandra masih dapat bertemu dengan mereka, apakah mereka masih menerima sandra setelah semua yang sandra lakukan kepada mereka.
Pikirannya berkecamuk memikirkan hal-hal yang telah ia lewati begitu saja.
‘Biarlah semua berlalu, kini ia harus memulai lembaran yang baru, orang-orang baru dan dunia ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adsetian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
05 - Hujan 1
Sandra baru saja tiba dikampus, dilihatnya Nathan sudah sanpai terlebih dahulu dan menunggu di bangku taman. Sandra pun segera menghampiri Nathan dengan berlari kecil.
Melihat kehadiran Sandra membuat hati Nathan berbunga-bunga. Baru saja ia sampai di kampus kini ia di sambut oleh wanita pujaan hatinya.
“Nathan!” panggil sandra
Nathan hanya membalas sapaan Sandra dengan melambaikan kedua tangannya dan tentu saja dengan senyum manis yang merekah.
“lo sendirian aja, yang lain belun ada yang dateng?” tanya Sandra
“belum nih, Rayhan mungkin nggak lama lagi. Kalo Boni jangan lu harep deh” jawab Nathan
“hahah, Boni mah always the last. Tapi kalo masalah makanan dia yang paling cepet. Heran gue” ucap Sandra
“eh, kalo masalah makanan lu sana Boni itu 11 12 ya, nggak jauh beda” balas Nathan menegaskan
“hahaha!” Sandra tertawa lepas
Tak lama datanglah Rayhan dengan motor skopi nya yang tidak cocok dengan image Rayhan yang tinggi dan tampan seperti oppa korea. Dengan cengiran khasnya, Rayhan menghampiri Nathan dan sandra.
“kantin yuk!” ajak Rayhan
“kantin mulu lo. Ayok lah” jawan Sandra mengeluh tapi mengiyakan
“aseekkk” ucap rayhan
Nathan yang melihat kedua orang tersebut bergegas kekantin pun hanya mengikutinya dari belakang.
‘yaelah han… lu ngerusak kebahagiaan gue dah’ batinnya
‘tapi yaudah lah ya…’ tambahnya kini tersenyum melihat Sandra memukul kepala Rayhan. Entah apa yang sedang di perbincangkan oleh kedua orang tersebut.
Setelah mengisi perut di kantin, kini ke-tiga orang tersebut pun menuju kelas. Di lihatnya Boni sudah duduk di kursi paling belakang dan sudah menyisakan tiga kursi kosong untuk ketiga sahabatnya.
“dari mana aja kalian?” tanya Boni
“hahhh…” Rayhan menghela nafasnya tepat dihadapan Boni
“lu makan di kantin nggak ngajak-ngajak gue. Tega kalian!” balas Boni
Hanya dengan mencium bau mulut Rayhan Boni pun paham bahwa mereka baru saja makan di kantin.
“lu mah nggak asik! Hemp” ucap Boni ngambek
“ngajak lu gimana, gue yakin lu juga baru dateng kan” balas Nathan
Boni pun hanya terdiam dan cengengesan
“bego lu!” ucap Sandra
“eh, btw kita jadi kan malem ini” tanya Nathan
“iya Nathan, ber-do’a aja lu biar nggak hujan. Hahahha” balas Boni
“rese lu Bon” balas Nathan.
“kalo nggak ada kendala pasti jadi kok Than” jawab Sandra menenangkan
“kayaknya lu suka banget ya sama nih Band, ngebet banget pingin nontonnya” ucap Rayhan
Nathan tak menjawab pertanyaan Reyhan, namu dapat Rayhan sadari wajah Nathan yang memerah sambil menggigit bibirnya bahkan tangan Nathan yang mengusap-usap lehernya. Rayhan pun Hanya tersenyum melihat tingkah malu- malu Nathan.
Waktu berjalan lancar, kelas pun berakhir. Kini Sandra, Nathan, Rayhan dan Boni sedang berada di Café tongkrongan mereka, apa lagi kalau bukan Café Rengginang. Namun tak ada satupun yang bersemangan terlebih Nathan, hujan turun dengan lebat diluar. Hancur sudah impian Nathan untuk pergi ke sebuah festival musik yang ia dambakan, terlebih acara tersebut akan diisi oleh salah satu Band favorit Nathan.
“kenapa mesti sekarang coba hujannya, hangus deh tiket kita” ucap Nathan lemah
“ya mau gimana lagi. Emang lu bisa ngatur kapan hujan turun? Nggak kan” balas Boni,
Nathan hanya mengerucutkan mulutnya sedangkan Rayhan sedang mengaduk-aduk kopinya dengan malas. Boni tentu saja dengan makanannya, dan Sandra fokus dengan gamenya.
Dua jam sudah berlalu. Jam sudah menunjukan pukul 10 malam, hujan pun kini sudah mulai meredah.
“gimana? Masih mau lanjut ke festival?” tanya Nathan
“kayaknya nggak deh. Udah ilang mood gue” jawab Boni
“mending tidur aja lah, gue balik dulu ya” kini Rayhan menjawab
“yakin, acaranya kan masih lama selesainya, masih banyak juga waktunya ini” balas Nathan
“acaranya iya, tapi makanannya? Stand Jajanan-nya? Pasti udah pada abis” ucap Boni
“makanan mulu lo Bon” ucap Rayhan sambil menggeplak kepala plontos Boni
“iya, than. Lagian ini baru selesai hjan. Belum tentu disana kita sampai nggak hujan lagi. Bisa jadi malah tuh festival udah nggak berjalan lancar kan. Mungkin lain waktu aja” kini Sandra menengahi
“hemmm… yaudah deh” balas Nathan sedih
“suatu saat lo bisa kok nonton langsung Band kesukaan lu ini Than” tambah Sandra,
Nathan tidak berkata apapun namun dari raut wajahnya teman-temannya pun menyadari bahwa Nathan sangan ingin nenonton koser tersebut.
“geu balik duluan ya, good baiiii!” ucap Rayhan
“iya… kita juga mau balik nih” ucap Sandra lalu mengemasi barangnya
Rayhan pun bergi terlebih dahulu setelah ber toss ria dengan teman-temannya yang lain, tak lama pun ketiga temannya pun ikut pulang meninggalkan Café.
Di rumah, Nathan masih merasakan kecewa.
Rencananya hari ini hancur berantakan, ia memang menyukai Band musik tersebut, namun bukan itu tujuan utama Nathan menonton acara musik tersebut.
Nathan sangan tau bahwa sandra menyukai musik, ia berfikir membawa sandra untuk menonton konser tersebut dan menyatakan cintanya saat di akhir acara. hanya saja rencananya pupus di tangan hujan.
Nathan berfikir keras, bagaimana caranya agar ia dapat menyatakan cintanya kepada Sandra. Dengan menguatkan hatinya, ia pun meraih ponselnya dan menelpon seseorang
Tuttt… tuttttt... tuttttt....
“halo?” jawab seseorang disebrang sana
“halo San” jawab Nathan
“iya, kenapa than?” tanya Sandra
“sorry, gue ganggu lo ya?” Ucap nathan
“nggak kok? Emang kenapa?” tanya Sandra
“emmm… gue mau ngajak lo jalan besok malem.
Bisa?” ucap nathan yang saat ini merasakan debaran jantungnya yang tak karuan
“bisa kok. Gue juga ngggak ada kegiatan apa-apa. Lu udah bilang sama yang lain?” tanya Sandra
“nggak, san. Emm… gue mau kita jalan berdua aja” ucap Nathan
Namun tak ada jawaban dari Sandra, Nathan mulai cemas. Ia taku Sandra akan menolak ajakannya, dengan perasaan gelisah Nathan pun menanyakan lagi
“san? Nggak papa kan?” tanya Nathan harap-harap cemas
“emm… boleh..”jawab sandra pelan
Bagaikan si siram air es, ingin rasanya Nathan berteriak dan melompat-lompat diatas kasurnya. Tentu saja ia tidak benar-benar melakukannya, ia hanya tersenyum lebar dengan memegang dada kirinya berharap bisa menenangkan debaran jantungnya
“oke, jadi kita ketemu besok ya. Lo mau gue jemput?” tanya nathan
“nggak usah, gue pake motor sendiri aja” jawab sandra sekenannya
Mendengar jawaban sandra nathan sedikit kecewa, nathan ingin sekali menjadi seorang gentle man. Namun nathan paham betul bahwa sandra adalah wanita yang tidak suka di manja, sandra adalah tipe wanita yang selalu melakukan segalanya sendiri.
“oke deh, besok kita ketemuan di café biasa ya?” ajak Nathan
”oke siap” jawab sandra
“see you” ucap Nathan dengan nada malu-malu
“hahah, see you too Nathan” balas Sandra dengan tawa renyahnya
Panggilan pun berakhir dengan Sandra yang mematikan panggilannya terlebih dahulu. Nathan merasakan sensasi yang tak dapat di arikan dalam hatinya. Perasaan senang namun juga takut bercampur aduk didalah hatinya, dan kini ia tidak dapat tidur dengan nyenyak menantikan hari esok.