Alea, wanita tangguh berusia 25 tahun, dikenal sebagai bos mafia paling ditakuti di Itali. Dingin, kejam, dan cerdas—tak ada yang bisa menyentuhnya. Namun, sebuah kecelakaan tragis mengubah segalanya. Saat terbangun, Alea menemukan dirinya terjebak dalam tubuh seorang gadis SMA berusia 16 tahun bernama Jasmine—gadis cupu, pendiam, dan selalu menjadi korban perundungan di sekolah.
Jasmine sendiri mengalami kecelakaan yang sama... namun jiwanya menghilang entah ke mana. Kini, tubuh rapuh Jasmine dihuni oleh jiwa Alea sang bos mafia.
Dihadapkan pada dunia remaja yang asing dan penuh drama sekolah, Alea harus belajar menjadi "lemah"—sementara sisi kelam dan insting mematikan dalam dirinya tak bisa begitu saja dikubur. Satu per satu rahasia kelam tentang kehidupan Jasmine mulai terkuak—dan sepertinya, kecelakaan mereka bukanlah sebuah kebetulan.
Apakah Alea bisa bertahan di tubuh yang tak lagi kuat seperti dulu? Atau justru Jasmine akan mendapatkan kekuatan kedua untuk membalas semua lu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hinata Ochie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6: Cecilia, Nama dari Masa Lalu
Alea sampai di rumah hampir larut malam, ia mengendap-endap agar tak ketahuan oleh ibu Jasmine, ia bergegas masuk ke dalam kamarnya lalu membersihkan diri, saat sedang mandi Alea masih saja terngiang perkataan dokter Richard, bukan hanya tentang dirinya tapi juga Cecilia. Sambil membasuh tubuhnya Alea terus saja berpikir dan mencari cara untuk kembali ke tubuhnya lagi. Selesai mandi Alea berbaring di ranjang nya sambil menatap langit-langit kamar. Ia mengambil kertas yang pesan ancaman tadi, tulisan itu berkali-kali di bacanya,
"Siapa yang telah membuntuti ku dan kapan orang itu memasukan pesan ini kedalam saku" lamunan Alea membawanya ke masa silam saat ia teringat nama Cecilia.
Flashback
Pertama kali bertemu dengan Cecilia saat ia dan keluarganya sedang melakukan kegiatan sosial di sebuah panti asuhan. Cecilia adalah gadis yang sangat dingin dan tak ada yang mau menemaninya bermain. Saat itu Alea yang baru berusia 10 tahun sedang asik bermain di sekitar panti asuhan, ia hampir saja tertimpa sebuah balok kayu yang terjatuh akibat kesalahan seorang pekerjaan bangunan. Cecilia menyelamatkan Alea pada saat itu, dengan sigap ia menarik tubuh Alea dan memeluknya agar Alea tak terluka.
Namun sayangnya balok kayu itu mengenai kaki Cecilia yang membuatnya terluka, Alex ayah Alea sangat berterimakasih pada gadis itu, lalu Alex menyekolahkan Cecilia di sekolah yang sama dengan kaka Alea. Karena usia Cecilia terpaut 3 tahun dengan Alea. Sejak kejadian itu Alea berteman baik dengan Cecilia dan menganggapnya sebagai saudara perempuan nya. Sebelum Alea menjadi pemimpin Dragon ia sudah memiliki kelompok sendiri yang ia bangun bersama Cecilia juga dua orang temannya. Dan Alea menamakan kelompoknya itu dengan sebutan Black Rose, semua anggota memanggil Alea dengan sebutan Lady. Namun setelah Alex ayah Alea menyerahkan Dragon padanya ia menggabungkan Black Rose dan Dragon, tanpa merubah nama Dragon tentunya. Selama itu Cecilia selalu setia padanya dan mendampingi Alea kemanapun ia pergi saat menjadi pemimpin besar.
Flashback berakhir
Alea menghela napas panjang, ia masih tak percaya jika Cecilia akan melakukan hal ini padanya.
"Mengapa kau, mengapa dokter Richard menyebut namamu, apa kau yang mengijinkan eksperimen itu dan menjadikan aku sebagai objeknya" batin Alea. Hari semakin larut kerena lelah seharian ini Alea pun tertidur lelap, ia terbuai dalam mimpi yang tidak begitu indah.
Pagi sudah menjelang dan matahari telah memancarkan cahayanya, gadis manis itu menggeliat dengan mengangkat tangannya keatas, ia melihat cahaya matahari yang hangat menerobos dari balik jendela. Alea bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai ia pun memakai seragam sekolah nya dan bersiap untuk memulai hari ini.
"Ok Jasmine hari ini akan ada kejutan apalagi di sekolah mu" Gumamnya. Alea keluar dari kamar, ia melihat ibu Jasmine sedang sibuk menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.
"Pagi nak, jam berapa kamu pulang semalam, karena ibu datang kau tak ada di kamar mu" sapa ibu Jasmine.
"Maaf aku ke perpustakaan untuk mengerjakan tugas esai, dan pulang kemalaman" jawab Alea.
"Lain kali hubungi ibu biar ibu bisa menjemput mu" ucap Ibu Jasmine.
"Maaf Bu" jawab Alea.
"ya sudah habisi sarapan mu" ucap Ibu Jasmine.
Selesai sarapan Alea pergi ke sekolah dan kali ini ia berangkat menggunakan kendaraan umum, karena ibunya harus mengirim barang dengan rute yang berbeda.
Sampai di sekolah Alea melihat Raka sedang berdiri di gerbang depan sekolah.
"Ngapain tuh bocah di sana" Gumam Alea.
"Pagi Jasmine" sapa Raka dengan senyum yang agak di paksakan. Pemuda itu menyodorkan kotak bekal makanan pada Alea.
"Ini kau kemaren lupa makan, Jasmine gak pernah lupa sama makan, tapi kau kan bukan Jasmine" Alea menatap wajah pemuda itu dengan tajam.
"Sok perhatian banget sih" batin Alea. Ia bermaksud mengabaikan Raka namun saat Alea menatap matanya ada ketulusan yang sulit di gambarkan oleh Alea. Hal itu membuat Alea iba tapi juga sedikit ragu dengan ketulusan pemuda itu.
Saat di dalam kelas Raka mencoba mendekati Alea, lalu ia menunjukan sesuatu pada Alea.
"Apa ini" tanya Alea.
"Kamu liat aja sendiri, itu di ambil dari rekaman CCTV pada toko dekat tempat kejadian" jawab Raka. saat melihat photo yang Raka berikan Alea sempat shock, dalam photo itu ada mobil mewah lain di tempat kecelakaan Alea dan Jasmine.
"Tidak mungkin itu mobil Cecilia" batin nya.
Samar samar Alea melihat bayangan seseorang menghampiri nya saat ia setengah sadar, namun Alea tak bisa melihat dengan jelas siapa orang itu.
"Apa itu Cecilia" gumamnya.
"kamu kenapa Jasmine" tanya Raka.
"oooh gak apa apa kok" jawab Alea.
...****************...
Dalam perjalanan pulang sekolah Alea berjalan sendirian menuju halte di sebrang sekolah, saat berjalan menuju halte tiba-tiba ada sepeda motor yang hampir saja menabrak nya. Dengan reflek Alea melompat untuk menghindari motor tersebut, ia melihat ke kiri dan kanan mencari siapa pengendara motor itu, pengendara itu memakai helm full face dan langsung kabur.
Pengendara itu juga sempat melemparkan sebuah ponsel burner, Alea mengambil ponsel itu dan ada pesan satu pesan di ponsel itu.
"Berhenti mencari Cecilia. Atau kami akan pastikan tubuh itu hancur lebih dulu dari jiwamu."
Alea berdiri lalu menatap lurus ke arah perginya pengendara itu, tangannya menggenggam erat ponsel tadi.
"Siapapun kau akan aku habisi" batin Alea. Ia meninggalkan tempat itu dan menaiki bus untuk pulang ke rumah.
...****************...
Saat di rumah, Alea sedang sibuk mengutak-atik laptop milik Jasmine. Ia ingin tau lebih banyak tentang gadis ini, saat Alea sedang serius dengan laptop itu, ibu Jasmine tiba-tiba saja sudah ada di belakang nya.
"Apa yang kau lakukan nak, kenapa belakangan ini sikapmu sangat aneh, sampai kapan kau akan menjadi dirimu sendiri nak, ibu ingin Jasmine kembali seperti dulu, bukan seperti orang asing yang selalu mengendap-endap di rumah nya sendiri" teriak ibu Jasmine.
"Jika kau punya masalah di sekolahmu katakan nak, jangan diam saja katakan pada ibu, apapun akan ibu lakukan untuk membantumu nak" ibu Jasmine menangis, ia menutupi wajahnya dengan kedua tangan, Alea tak mampu berbuat apa apa, bahkan ia tak mengatakan sepatah katapun.
Kini Alea sadar berapa perih dan menderita nya gadis ini, lambat laun Alea mulai iba pada kehidupan Jasmine, bahkan ibu Jasmine harus bekerja keras untuk kehidupan mereka. Alea bertekad ia harus menemukan cara agar dirinya dan Jasmine dapat kembali, dan ia berjanji pada dirinya sendiri akan membantu Jasmine walaupun mereka telah kembali ke tubuh masing-masing.
Malam itu Alea berdiri di depan jendela kamarnya, ia menatap keluar jendela, suasana malam hari di kota itu yang sangat ramai, biasanya jika malam seperti ini Alea dan anak buahnya sedang berkumpul menikmati kesuksesan mereka. Dengan sebuah photo di tangannya Alea menatap dengan dingin photo itu, photo Cecilia yang di print oleh Raka pada malam. kecelakaan hasil pencarian nya. Alea meremas photo itu sambil menyunggingkan senyum licik yang menakutkan.
“Kalau memang dia yang mengkhianatiku… maka tak ada tempat di dunia ini yang bisa menyelamatkannya.” Batin Alea.
