NovelToon NovelToon
SERENA (Aku Ingin Bahagia)

SERENA (Aku Ingin Bahagia)

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Anak Yatim Piatu / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Guru Jahat
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nita03

Doa Serena setiap waktunya hanya ingin bahagia, apakah Serena akan merasakan kebahagiaan yang dia impikan? atau malah hidupnya selalu di bawah tekanan dan di banjiri air mata setiap harinya?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Halaman Enam

***

Pagi itu, Dirga datang lebih awal dari biasanya ke kantor. Begitu melihat Serena di meja kerjanya, ia langsung menghampiri tanpa ragu.

"Serena," ucapnya cepat. "Kenapa kamu blokir nomorku? Aku cuma mau memastikan kamu baik-baik saja."

Serena mengangkat wajah, sedikit terkejut. Ia tidak menyangka Dirga akan langsung menanyakan hal itu di depan umum. Namun sebelum menjawab, ia melirik sejenak ke arah meja Hafiz di sudut ruangan.

Hafiz melihat semuanya, tapi ia memilih untuk tidak ikut campur. Tatapannya tenang, namun penuh kewaspadaan. Ia tahu, selama Dirga tidak memaksa Serena, ia akan membiarkan mereka menyelesaikannya sendiri. Tapi jika ada tekanan yang tak pantas, Hafiz siap untuk turun tangan.

"Aku cuma butuh jarak,Mas Dirga. Dan itu pilihanku," jawab Serena singkat, lalu kembali menatap layar komputernya.

Dirga terdiam sejenak. Wajahnya sedikit kecewa, namun akhirnya ia melangkah mundur. Sementara Hafiz tetap memandangi mereka dari jauh, diam-diam menjaga batas yang belum tentu bisa dilihat orang lain.

Setelah Dirga pergi, Serena menghela nafasnya. Kenapa kalau ada yang mendekati pasti bakalan ada yang datang juga. Dan itu bukan hal yang baik.

Ya seperti saat ini, Serena sadar kalau Dirga berusaha mendekati nya. Dan ternyata laki-laki yang mendekati nya itu punya tunangan.

.

Saat makan siang, saat sebagian besar karyawan sedang keluar. Dirga berdiri di depan meja Serena dengan wajah yang tidak seceria biasanya.

"Serena, boleh bicara sebentar?" tanyanya pelan.

Serena menatapnya sesaat, lalu mengangguk singkat dan bangkit dari kursinya. Mereka berjalan ke balkon kantor yang sepi.

"Aku tahu kamu marah. Tapi setidaknya biarkan aku tahu apa salahku," kata Dirga dengan suara lirih. "Aku cuma ingin dekat dengan kamu, Serena. Nggak ada niat lain."

Serena menatap matanya lekat-lekat. "Aku nggak marah. Aku cuma... nggak nyaman. Karena aku tahu kamu punya tunangan."

Dirga terkejut. "Clara? Dia bilang sesuatu ke kamu?"

Serena mengangguk pelan. "Dia datang waktu aku pulang kerja. Minta aku menjauh dari kamu Mas. Dan aku... aku nggak mau jadi pihak ketiga dalam hubungan siapa pun, Mas Dirga. Nggak lagi."

Dirga terdiam. Wajahnya menegang. "Aku dan Clara... itu sudah hampir selesai. Aku belum sempat menyelesaikannya karena terlalu banyak tekanan dari keluarga. Tapi kamu berhak tahu, aku memang belum jujur."

"Justru karena itu, aku milih mundur, dan aku juga belum kepikiran untuk menjalin hubungan dengan seseorang" ucap Serena tegas. "Aku bukan seseorang yang mau ambil risiko untuk luka yang sama."

Dirga menghela napas panjang, lalu mengangguk pelan. "Kalau itu keputusan kamu, aku hormati. Tapi aku nggak akan berhenti peduli. Dan kalau suatu hari kamu butuh seseorang buat dengar, aku tetap di sini."

Serena tak menjawab. Ia hanya menatap cakrawala kota dari Jendela kaca ruangan nya, mencoba menata ulang serpihan perasaannya yang kembali berantakan.

Dirga sudah pergi dari sana, dan sekarang Hafiz yang datang sambil membawa satu box makanan.

“Makan dulu, siapa tahu tunangan nya Mas Dirga datang lagi.”

Serena mengerucutkan bibirnya, “Ya jangan dong. Kemarin aja aku bingung harus bicara apa, soalnya kan nggak ngerasa dekat sama Mas dirga.” Balas Serena.

Hafiz mengambil kursi dan duduk di hadapan meja Serena. “Kamu ada perasaan sama Mas Dirga?”

Serena menggeleng, malah Serena merasa risih kalau Dirga ngajak ngobrol.

“Di makan, Mas udah Beliin kamu Ayam Geprek.”

“Makasih ya Mas, nanti uangnya aku ganti.”

“Sama-sama, udah nggak perlu diganti.” Balas Hafiz.

Baru beberapa suap, Serena menatap Hafiz. “Mas ada pacar atau tunangan? Kalau Ada jangan ngajak aku ngobrol ya kalau bukan soal kerjaan.”

Hafiz terkekeh, “Aman, Mas jomblo dari Bayi.”

Serena menatap lekat Hafiz untuk mencari kebenaran, yang di tatap kembali Terkekeh. “Serius, kalau nggak percaya nanti Mas Telepon Mama Mas, biar kamu tanya langsung sama Mama.”

“Malu lah.” ada rasa lega, kalau di bandingkan dengan Dirga, Serena merasa lebih nyaman dengan Hafiz.

1
Yuni Ngsih
Duh Author ada orang yg ky gtu pdhal masih klwrga ,hrsnya membimbingnya bkn memarahinya cerita kamu bafu nongol bikin ku marah & kezel Thor ,kmu sih yg bikin ceritra bgs banget jd yg baca kbw emozi ....he....lanjut tetap semangat
Nita: terima kasih kak, udah mampir.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!