NovelToon NovelToon
Tubuh Suci

Tubuh Suci

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur
Popularitas:706
Nilai: 5
Nama Author: Reina

Yun Xiao, putra keluarga Yun terlahir dengan tubuh Suci, salah satu dari 7 tubuh yang mendominasi. Apakah Yun Xiao akan membawa kemakmuran yang belum pernah keluarga Yun lihat, atau pada akhirnya Yun Xiao akan sama seperti para leluhur tubuh Suci sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#12 Melawan Luo Yan

Di bawah langit luas yang terbentang tanpa batas, seorang pria berdiri diam. Angin lembut berembus, menggoyangkan jubahnya yang panjang.

Wajahnya tenang, tetapi sorot matanya memancarkan kedalaman yang sulit ditebak, seolah pikirannya melayang jauh ke masa depan.

Ia menarik napas perlahan, lalu menghembuskannya dengan lembut.

"Tubuh suci yang luar biasa. Keluarga Yun yang luar biasa."

Tatapannya tertuju pada sosok di kejauhan, seorang pemuda bernama Yun Xiao. Usianya baru dua belas tahun, namun di medan perang, ia telah menumbangkan banyak lawan dari ranah Hidup dan Mati, padahal dirinya masih berada di ranah Bencana.

Pria itu tahu, kekuatan tubuh suci memainkan peran besar dalam pencapaian Yun Xiao. Namun, tetap saja, kehebatan pemuda itu tak bisa diremehkan.

"Takdir masih berpihak pada keluarga Yun dan Luo," gumamnya pelan, seolah hanya berbicara pada dirinya sendiri.

Ini bukan kali pertama mereka mendominasi pertempuran. Sebelumnya, dalam medan perang ranah Dewa dan ranah Dewa Dunia, keluarga Yun dan Luo telah menorehkan sejarah dengan menempati setengah dari peringkat seratus besar.

Kini, meskipun jumlah mereka di medan perang ranah Hidup dan Mati tidak sebanyak sebelumnya, keunggulan mereka tetap tak tergoyahkan.

Pria itu mengamati pemandangan di hadapannya untuk sesaat lebih lama, lalu perlahan memejamkan mata.

Tubuhnya samar, semakin memudar, hingga akhirnya menghilang sepenuhnya, seperti bayangan yang tertelan oleh angin malam.

________

Sementara itu, Yun Xiao berdiri di medan perang yang dipenuhi mayat. Ia baru saja memenangkan pertarungan sengit dan kini berencana mencari seseorang Luo Yan.

Namun, sebelum melangkah lebih jauh, pandangannya tertuju pada pohon besar di dekatnya. Buah-buah berguguran dari dahan, menandakan hadiah bagi para pemenang.

Dengan sigap, Yun Xiao mengumpulkan semuanya dan memperoleh dua juta poin.

Ia kemudian mencoba mengambil satu buah lagi dari pohon, tetapi tidak mendapatkan apa-apa.

"Sedikit mengecewakan," gumamnya.

Saat ini, ia berada di peringkat sepuluh dengan tujuh juta poin. Masih terpaut jauh dari peringkat pertama yang memiliki lima belas juta poin.

"Luo Yan... sekuat itu?" pikir Yun Xiao. Ia belum pernah melihatnya secara langsung, tetapi peningkatan poinnya membuktikan bahwa gadis itu adalah lawan yang tangguh.

Yun Xiao melanjutkan perjalanannya tanpa arah, bertarung dengan petarung lain sepanjang jalan. Setiap duel memberinya pemahaman lebih dalam tentang tubuh sucinya dan cara menghadapi berbagai teknik lawan.

Kini, peringkatnya naik ke posisi lima dengan sepuluh juta poin. Meski masih jauh dari Luo Yan, ia yakin akan mengejarnya.

Semakin jauh Yun Xiao melangkah, pandangannya tertarik pada sebuah pohon raksasa yang menjulang tinggi di kejauhan.

Batangnya kokoh bak pilar dunia, dan cabang-cabangnya terbentang luas, seolah-olah ingin menyentuh langit.

Namun, bukan kemegahan pohon itu yang membuatnya terpana, melainkan fenomena mengerikan yang terjadi di sekelilingnya.

Dari kejauhan, kilatan cahaya ungu melesat tanpa henti, menebas siapa pun yang mendekat. Jeritan kesakitan menggema, bercampur dengan suara tubuh yang terjatuh.

Puluhan mayat berserakan di tanah, beberapa masih mengejang sekarat, sementara yang lain telah kehilangan nyawa dalam sekejap mata. Aura kematian menyelimuti tempat itu, pekat dan mengancam.

Namun, Yun Xiao tidak mundur. Ia justru melangkah lebih dekat, matanya berkilat penuh tekad.

Saat jaraknya semakin dekat, ia merasakan sesuatu, batasan yang tak terlihat antara tempatnya berdiri dan area di sekitar pohon.

Dengan hati-hati, ia terus berjalan, dan begitu melewati perbatasan itu, sesuatu merasuk ke dalam tubuhnya.

Sebuah pemikiran ilahi.

Seolah-olah ada suara yang berbisik langsung ke dalam jiwanya, memberi tahu tentang tempat ini.

Batasan Pohon Suci.

Di dalam wilayah ini, setiap pembunuhan akan menggandakan poin suci yang diperoleh.

Mata Yun Xiao menyipit. "Efek yang luar biasa..." gumamnya. Ini bukan sekadar keuntungan biasa, ini adalah peluang besar. Mengalahkan satu musuh berarti mendapat dua kali lipat imbalan.

Senyuman tipis muncul di sudut bibirnya. Tanpa ragu, ia mempercepat langkah menuju pohon raksasa itu.

Begitu tiba di bawahnya, ia mendongak. "Ini benar-benar besar..." katanya pelan. Bahkan cabang terendahnya pun menggantung puluhan meter di atas tanah, seperti mustahil dijangkau oleh manusia biasa.

Cahaya ungu yang tadi ia lihat kini tampak lebih jelas, berpendar di antara dahan-dahan pohon suci. Dan saat itu juga...

Suara dingin terdengar dari atas.

"Kau akhirnya sampai juga."

Nada suara itu ringan, tetapi membawa tekanan yang membuat udara seakan membeku.

Di atas salah satu cabang besar, seorang gadis berdiri dengan tenang. Rambut merah mudanya berkilau di bawah cahaya, matanya tajam, menatap lurus ke arah Yun Xiao tanpa ekspresi.

Tidak ada rasa ingin tahu, tidak ada emosi. Hanya ketenangan mutlak, seperti seorang penguasa yang menilai seorang penyusup di wilayahnya.

Luo Yan.

Dengan gerakan anggun, Luo Yan melompat turun. Kakinya mendarat ringan di tanah, nyaris tanpa suara.

Yun Xiao menatapnya dengan saksama. Seorang gadis mungil, tetapi auranya luar biasa kuat.

Kecantikannya begitu mencolok, bukan karena teknik pemikat atau ilusi, melainkan pesona alami yang seolah-olah menuntut perhatian siapa pun yang melihatnya.

Gadis itu tersenyum tipis. "Istana Kaisar Luo, Luo Yan."

Yun Xiao terdiam sejenak sebelum akhirnya membalas, "Keluarga Yun, Yun Xiao."

Luo Yan mengangguk kecil. "Sepertinya tubuh suci kali ini jatuh ke tangan keluarga Yun." Suaranya terdengar lembut, tetapi ada sesuatu di balik kata-katanya, sebuah tantangan tersembunyi. "Mari kita lihat... sekuat apa tubuh itu sebenarnya."

Mata Yun Xiao menyipit. Ia tahu maksudnya.

Luo Yan akan menyerang.

Yun Xiao segera bersiap. Kali ini, ia tidak akan menggunakan pedangnya. Bagaimanapun, saat ini ia jauh lebih mahir dalam pertarungan tangan kosong.

Tanpa peringatan, tubuhnya menghilang dari pandangan.

Namun, Luo Yan sama sekali tidak terkejut. Matanya tetap tenang, hanya menghela napas kecil sebelum bergumam, "Kecepatan memang bagus, tapi ini tubuh suci. Jika ingin menang, serang saja secara langsung."

Mata Luo Yan sedikit melirik ke samping, tepat seperti yang ia duga.

Yun Xiao sudah di sana.

Sebuah pukulan keras meluncur ke arahnya, menargetkan titik vital di sisi tubuhnya. Namun....

Pukulan itu seakan menghantam dinding besi yang tak tergoyahkan.

Tulang-tulang Yun Xiao bergetar hebat, rasa sakit menjalar dari kepalan tangannya hingga ke bahunya.

"Sangat lemah."

Nada suara Luo Yan dipenuhi kekecewaan. Ia bahkan tidak bergerak sedikit pun, seolah-olah serangan Yun Xiao hanyalah angin sepoi-sepoi yang tidak berarti.

Sebelum Yun Xiao bisa bereaksi, Luo Yan hanya menjentikkan jari.

Tubuh Yun Xiao terlempar dengan kecepatan luar biasa. Dalam sekejap, ia melesat seperti meteor, menembus udara, menghantam pepohonan raksasa yang tumbang satu per satu.

Tanah bergetar saat tubuhnya akhirnya menghantam permukaan dengan keras, menciptakan kawah besar yang berdebu.

Luo Yan tidak bergerak, tidak mengejar. Ia hanya berdiri di bawah pohon suci, menatap datar ke arah tempat Yun Xiao jatuh.

"Kalau hanya begini, maka tubuh suci keluarga Yun tak ada artinya," katanya pelan.

Namun, sebelum ia berbalik tanah di kejauhan tiba-tiba bergetar. Udara di sekitar mulai berubah, suhu naik secara drastis.

Sebuah aura emas membubung ke langit, menyelimuti area di mana Yun Xiao jatuh. Batu-batu melayang ke udara, pohon-pohon di sekitar retak dan hancur menjadi serpihan.

Tekanan yang mengerikan menyelimuti tempat itu, seolah-olah ada makhluk yang terlahir kembali dari dalam kawah.

Di tengah semua itu, Yun Xiao perlahan berdiri.

Matanya berkilat tajam, tubuh sucinya mulai bereaksi. Energi di sekitarnya terserap masuk ke dalam pori-porinya, memperkuat dirinya dengan kecepatan luar biasa.

Kulitnya bersinar keemasan, dan aura yang mengelilinginya berpendar dengan intensitas yang semakin meningkat.

Luo Yan, yang sebelumnya tampak acuh tak acuh, kini mengangkat alis sedikit.

"Oh?"

Senyum samar muncul di wajahnya.

"Masih bisa berdiri setelah menerima seranganku?"

Angin di sekitar berdesir, seakan bergetar karena tekanan kedua petarung ini.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!