Aylin Buana pergi ke klub malam untuk pertama kalinya karena ajakan dari sahabatnya setelah dia melihat tunangannya berciuman dengan seorang wanita di ruang kerja. Di meja bar ada seorang pria botak yang tertarik akan kecantikannya Aylin dan memasukkan obat ke minumannya Aylin. Namun, ada seorang pria ganteng yang berhasil menyelamatkan Aylin dari niat busuk pria botak hidung belang itu. Keesokan harinya Aylin membuka mata dan menemukan dirinya tidur di atas lengan kokoh dan dirinya memakai jubah mandi lalu dia bersitatap dengan senyuman seorang cowok ganteng. Aylin awalnya benci dengan cowok ganteng itu tapi kemudian menjalin kasih dengan cowok ganteng itu. Sayangnya pada akhirnya mereka berpisah karena ego masing-masing. Lalu Aylin dinikahkan dengan cowok pilihan mamanya. Aylin memiliki suami yang sempurna. Namun, Aylin tidak bahagia. Aylin selalu merindukan mantannya, si cowok ganteng itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengejar
Gionatan berhasil menghadang langkah Aylin.
Aylin menghentikan langkahnya dan melotot ke Gionatan.
"Aku akan mengantar kamu pulang. Mobilku di sana" Gionatan menunjuk ke mobil jip kesayangannya.
Aylin tidak mengarahkan pandangannya ke arah tunjuknya Gionatan. Gadis cantik itu mendengus kesal lalu melipat tangannya sambil berkata, "Tidak perlu. Aku bisa pesan taksi online"
"Ini sudah malam. Aku akan antar kamu pulang"
"Kenapa kamu bisa ada di sini? Kamu mengikuti aku?" Aylin bertanya dengan melihat ke arah lain. Dia tidak menatap Gionatan.
"Restoran itu restoran milik mamaku. Ya, aku ke sini karena aku tahu kalau restoran mamaku dibooking oleh Jefry Thien untuk acara lamaran. Jefry juga pernah bilang ke aku kalau dia akan menikahi ceweknya seminggu setelah dia melamar ceweknya. Aku penasaran siapa cewek yang akan dilamar oleh Jefry. Kamu apa Suster Lastri. Aku kaget saat melihat ternyata kamu yang duduk berhadapan dengan Jefry dan selanjutnya kamu tahu sendiri ceritanya"
Kini Aylin menatap tajam Gionatan dan diam membisu.
"Aku akan anter kamu pulang"
"Tidak usah" Aylin berbalik badan dengan cepat lalu berjalan menjauhi Gionatan.
Gionatan berlari dan berhasil menghadang kembali langkah Aylin.
Aylin menyentakkan kakinya sambil mendelik dan berkata ke Gionatan, "Minggir dan jangan ganggu aku!"
"Kenapa kamu selalu menghindari aku?"
Aylin memutar bola mata jengah lalu melipat dada dan memilih diam membisu.
"Aku menyukaimu. Aku mengejarmu secara terang-terangan dan kamu pasti tahu kalau aku menyukaimu"
Aylin hanya menarik napas lalu menghembuskannya pelan sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain. Dia tidak tahan bertatapan terlalu lama dengan bola mata cokelatnya cowok tampan itu.
Gionatan menggeser langkahnya lalu membungkuk agar dirinya dilihat oleh Aylin. "Aku serius menyukaimu"
Aylin memutar badan lalu memunggungi Gionatan.
Gionatan berlari ke depan agar dirinya dilihat oleh Aylin, "Kenapa tidak mau menatapku? Apa aku ini jelek? Kenapa menghindar dariku? Apa aku ini bau?"
Aylin kembali memutar bola matanya lalu berkata, "Kamu tidak jelek dan tidak bau"
"Lalu kenapa kamu menghindari aku terus? Kamu juga udah cek ke dokter, kan? Kamu masih suci. Aku tidak menodai kamu malam itu"
Aylin membeliak kaget, "Kau tahu kalau aku......"
"Aku akan mencari tahu segalanya tentang kamu karena aku sungguh-sungguh menyukai kamu"
"Baiklah. Aku meminta maaf untuk tamparanku malam itu dan aku berterima kasih karena kamu sudah menyelamatkan aku dari bahaya. Aku juga berterima kasih kamu menyelamatkan aku sekali lagi dari bahaya"
"Sekali lagi?" Kening Gionatan berkerut.
"Mas Jefry, aku selamat dari lamarannya Mas Jefry"
"Oh.....lalu bagaimana dengan keseriusanku menyukai kamu?"
"Aku tidak bisa menerima kamu"
"Kenapa?" Gionatan membeliak kaget.
"Kamu serius pengen tahu alasanku menolak kamu?"
"Iya, dong. Secara aku ini sangat tampan, mapan, dan punya badan yang keren"
Aylin mendengus geli.
"Iya, kan, kamu pasti mengakui kalau aku ini tampan, mapan, dan keren"
Aylin berkata, "Tapi, kamu sering ke klub malam, berganti-ganti cewek, dan sering merokok, minum minuman beralkohol"
"Kalau aku menghentikan semua itu, apa kamu mau menerima aku? Setidaknya aku ini setia. Aku tidak pernah selingkuh seperti Jefry Thien brengsek itu. Yeeeaahhh, aku juga brengsek sih, tapi aku ini tipe setia"
Aylin mengerutkan keningnya.
"Oke, begini saja, aku tidak akan pergi ke klub malam lagi dan astaga! Aku sudah tidak pernah pergi ke klub malam lagi sejak aku mengejar kamu. Serius! Kamu boleh tanya ke orang yang kasih aku info soal itu. Aku juga janji nggak akan pernah ONS lagi dan ........"
"ONS?" Kening Aylin semakin berkerut.
"One Night Stand. Kamu bahkan tidak tahu istilah itu?"
"Tidak tahu"
Sial! Dia lugu banget dan ternyata sangat sulit untuk ditaklukkan. Dulu pas aku nembak Julia, Julia langsung mengangguk dengan rona merah di pipinya. Sial! Kenapa aku malah inget sama Julia? Gionatan meraup kasar wajah tampannya yang kata orang Jawa, ganteng.
Nggak! Aku harus fokus sama Aylin. Aku benar-benar menyukai Aylin. Gionatan kembali menatap serius wajah cantik di depannya lalu berkata, "Kalau soal merokok dan minum minuman beralkohol itu sedikit susah untuk dilakukan karena aku sudah kecanduan. Tapi aku akan ikut terapi untuk tidak merokok dan menjauhi minuman beralkohol"
"Aku juga tidak suka pria bertindik. Kamu dokter kenapa memakai tindik?"
"Oh, ini hanya hiasan. Aku suka memakainya kalau keluar" Gionatan menarik tindik di telinganya dengan mudah. "See mudah dilepas, kan? Cuping telingaku tidak bolong. Aku memang sedikit liar dan bersedia untuk kamu jinakkan"
Aylin merasa berhutang budi sama Gionatan Wibisana dan merasa tidak tega melihat cowok itu terus mengejarnya bahkan bersedia berjanji meninggalkan semua kebiasaan buruknya. Akhirnya Aylin menghela napas panjang dan berkata, "Baiklah. Kalau kamu tidak pergi ke klub malam lagi, tidak berganti-ganti cewek lagi, tidak merokok dan minum minuman beralkohol lagi, dan tidak bertindik, aku mau menerima kamu"
Gionatan sontak melompat dan berteriak, "Yes!" Dengan kepalan tangan menjulur ke atas.
Aylin mengulum bibir menahan geli dan menunduk.
Gionatan kemudian membungkuk agar dia bisa melihat wajah Aylin dan bertanya, "Apa aku boleh mengantarmu pulang? Ini sudah malam dan taksi online tidak aman akhir-akhir ini"
Aylin menegakkan badan lalu menghela napas panjang dan berkata, "Baiklah. Tolong antar aku pulang dan terima kasih untuk tawarannya"
"Yes!" Tangan Gionatan kembali menjulur ke atas dan Aylin kembali mengulum bibir dan menunduk.
...♥️♥️♥️♥️...
"Kamu panik, tegang, apa terlalu bahagia bertemu kembali denganku?"
Aylin tersentak dari lamunannya dan sontak berputar badan.
Aylin langsung menyesali kebodohannya berputar badan karena keningnya menatap keningnya Gionatan.
Di saat Aylin menjauhkan keningnya dari keningnya Gionatan, cowok tampan itu memeluk pinggang Aylin dan menariknya hingga tubuh mereka menempel.
Aylin sontak membeku dan Gionatan berkata dengan suara serak, "Kamu selalu mual dan muntah-muntah kalau kamu panik, tegang, atau terlalu bahagia? Apa yang kamu rasakan sekarang ini?"
Aylin memejamkan mata saat napas hangatnya Gionatan menyentuh keningnya.
"Aku sangat merindukanmu, Ay" Gionatan nekat menempelkan keningnya di kening Aylin. Bahkan tangan Gionatan nekat menarik tangan Aylin ke dada kirinya. "Jantungku berdegup kencang saat ini karena kamu, Ay"
Ay, hanya Gionatan yang memanggilnya Ay.
Aylin membuka matanya pelan dengan helaan napas yang sangat berat. Jantung Aylin juga berdegup kencang.
Saat tangan Gionatan menyentuh rahangnya, Aylin tersentak kaget dan refleks mendorong dada Gionatan.
Gionatan membeliak kaget saat punggungnya membentur keramik dingin toilet.
"Jantung kamu berdegup kencang karena aku? Tzk! Yang benar saja. Apa kabar perempuan itu? Kamu pasti udah menikah dengan perempuan itu, kan?"
Gionatan menggelengkan kepalanya dan saat tangannya ingin menarik lengan Aylin, Aylin menepisnya dan perempuan itu berlari keluar dari dalam toilet.
Gionatan bergegas mengejar Aylin.
☕️ dulu buat ka author