kehidupan pernikahan karena perjodohan dan keuntungan bisnis semata, membuat seorang putri satu-satunya keluarga konglomerat negeri harus merasakan hidup didalam sangkar emas yang penuh dengan dusta dan nestapa.
hingga sang cinta pertama datang dengan membawa kembali cinta dan kenangan yang pernah ada.
bukan cinta mereka yang salah, tapi keadaan yang membuat cinta itu kembali ada.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanswii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Malam ini Aluna sudah bersiap untuk tidur, suami ghaibnya Tidak akan pulang beberapa hari jadi dia bisa tidur dengan tenang, ya meskipun keberadaan suaminya tidak ada artinya juga buat dia, tapi kalau suami ghaibnya itu tidak dirumah hidup Aluna rasanya lebih tenang.
dia juga sudah menyiapkan beberapa baju yang akan bawa pulang kejakarta bersama Abimanyu sang kakak.
Tok... Tok...tok...
Pintu kamar Aluna diketuk dari luar, entah siapa pelakunya, para asisten rumah tangga jam segini sudah pada tidur dan tidak mungkin berani menganggu jam istirahatnya, lalu apakah suami ghaibnya yang mengetuk pintu?
Bukankah dia bilang tidak pulang beberapa hari, ah Aluna jadi banyak mikir kan, dia pun membuka pintu dan pemandangan didepannya mampu membuatnya tertegun,
"ada apa?", Ketus Aluna,
"ada yang mau saya bicarakan sama kamu",
"gue ngantuk, besok saja",
Aluna kembali menutup pintu kamar, males sekali dia berhadapan dengan sang suami, lagian tumben sekali dia ingin bicara padanya, malam malam begini pula.
Doni ingin kembali memanggil Aluna tapi dia urungkan, sejak 1 tahun lalu sikap aluna benar benar berubah, dia jadi lebih berani dan Tidak ada sikap menghargai lada dirinya, bahkan Aluna seperti musuh untuknya.
"apa mungkin kak Abi sudah mengatakan apa yang dia lihat tadi pada Aluna, aaahh sungguh malam ini Doni tidak akan bisa tidur dengan tenang,
Aluna benar benar kesal dibuatnya, niat hati ingin tidur dengan tenang tapi belum juga tidur dia sudah dihampiri mimpi buruk, benar benar sial, batin Aluna.
Ponsel Aluna pun berbunyi, ada panggilan dari sang kakak Abimanyu,
"ada apa lagi kak Abi menelponku", batin Aluna, dia pun menjawab panggilan sang kakak.
"hallo kak, ada apa lagi?", tanya Aluna,
"galak amat dek, kenapa sih, pms ya?", goda Abimanyu,
"kalau gak ada yang penting, aku matiin nih ya telponnya", ancam Aluna, dia sudah kesal malah dibuat makin kesal oleh kakaknya.
"iya iya maaf, oh ya suamimu udah pulang dek?", tanya Abimanyu,
"udah barusan, kenapa?", tanya Aluna heran, kenapa kakaknya itu tiba tiba menanyakan sang suami,
"tidak apa apa, hanya dan tadi kakak bertemu dengan dia sedang meeting dengan perempuan", kata Abimanyu yang kali ini membuat Aluna kaget,
"apa mungkin dia pulang karena abis kepergok kak Abi?", batin Aluna,
"hallo dek, kamu masih disana kan?", tanya Abimanyu dari sebrang,
"eehh, iya kak aku masih disini, ya mungkin saja dia kliennya mas Doni kak", jawab Aluna seadanya, dia harus tetap berpura pura tidak tahu saat ini,i biarlah orang orang yang mengetahui sendiri perbuatan donk diluar sana dia cukup berpura pura tidak tahu.
"oh syukurlah kalau beneran klien, soalnya mereka hanya berdua, tidak ada asisten yang ikut serta", kata abimanyu lagi,
"kak sudah dulu ya, aku ngantuk capek banget seharian abis jalan jalan sama kakak", ucap Aluna berbohong,
"ya sudah selamat tidur adik kakak yang paling cantik, mimpiin kakak ya, hahah", terdengar suara tawa dari seberang,
"terserah kakak saja lah",
Aluna memutus panggilannya, dia duduk disisi ranjang,
"Lo emang bodoh Doni, main Lo kurang rapi, makin kesini keburukan Lo udah makin banyak orang tahu, jadi nanti kalau waktunya tiba, gue gak akan susah buat hancurin Lo", ucap Aluna dengan senyum devil penuh ambisi, jiwa bar bar nya kembali keluar, jiwa membalas siapapun yang berani bermain main dengannya.
Di hotel abimanyu masih terjaga ditemani Rangga,
"sepertinya Memang Aluna terlalu percaya pada Doni",ucap Abimanyu,
"bisa jadi aluna Memang sudah tahu tapi dia memilih diam", kata Rangga,
"kenapa begitu, harusnya Aluna bertindak, sifat Aluna yang seperti ini bukanlah sifatnya yang sebenarnya", kata Abimanyu,
"atau mungkin aluna di ancam?", ucap Rangga menerka nerka,
"berani dia ngancem aluna, gue habisin di saat itu juga", kata Abimanyu.
keesokan harinya, di sebuah rumah sakit, lelaki tampan melangkahkan kaki jenjangnya menyusuri lorong demi lorong menuju keruangan yang sesuai dengan tertera di kertas yang dia pegang.
Deg deg.an, itulah yang dia rasakan saat ini, meskipun sebelumnya hasil yang dia peroleh memuaskan tapi dia masih belum sepenuhnya tenang, hingga akhirnya dia memutuskan untuk memeriksakan diri kembali.
"elbiru", sapa seseorang berpakaian dokter yang berada di depannya,
"kak Verrel", sapa balik elbiru, mereka bersalaman lalu berpelukan,
"apa kabar ru?", tanya verrel, dulu saat elbiru masih menjalin hubungan dengan aluna hubungan elbiru dan keluarga Aluna sangat baik, bahkan dia dekat dengan kedua kakak Aluna.
"alhamdulillah baik kak, kabar kak Verrel sekeluarga sendiri bagaimana?",
"alhamdulilah kamu baik, oh ya, kamu ada apa disini, kamu sakit, atau ada keluarga kami yang sakit, tapi bukannya keluarga kamu di Jogja?", tanya Verrel,
"emmm, aku mau periksa kak", ucap elbiru agak ragu,
Verrel hendak ingin bertanya lagi tapi nama elbiru lebih dulu dipanggil seorang perawat,
"kak aku mau periksa dulu ya",
"oke, nanti kita bisa ngobrol lagi, saya juga mau kunjungan pasien dulu", kata verrel, mereka pun berpisah.
Elbiru memasuki ruangan dokter spesialis, sebelum dia melakukan serangkaian tes, dia harus konsultasi dulu.
awalnya dokter mengatakan kalau elbiru baik baik saja, dan hasil tes sebelumnya sudah cukup membuktikan kalau dia baik baik saja, tapi karena elbiru bersikeras ingin melupakan tes lagi, maka dokter hanya bisa bisa menuruti.
hasil pemeriksaan akan keluar sekitar 2-3 hari dan nanti pihak ruang sakit akan menghubungi elbiru kamu hasilnya sudah keluar, dia pun menuju kantin rumah sakit untuk membeli minum.
"udah selesai ru?", tanya Verrel yang ternyata ada disana juga,
"eh kak, udah, hasilnya baru keluar 2 sampai 3 hari lagi", kata elbiru,
"mari ngobrol di taman sana", ajak Verrel yang diangguki elbiru.
"jadi kau sakit apa tu?", tanya Verrel,
"aku gak sakit kak, tapi aku melakukan pemeriksaan HIV", jawaban elbiru tentu saja mengejutkan Verrel.
Elbiru yang dia kenal adalah pribadi yang baik dan tidak pernah aneh aneh.
"HIV?", tanya Verrel memastikan kalau pendengarannya tidak salah, elbiru mengangguk,
"iya kak, aku takut tertukar dari mantan istriku, ya sebenarnya selama kita berumah tangga aku tidak pernah sama sekali menyentuhnya, tapi tetap saja aku takut, ya meskipun hasil dari rumah sakit yang di Jogja sudah menyatakan kalau aku sehat dan bersih dari virus itu, tapi aku tetap masih tidak tenang kak", jawab elbiru,
"mantan istri?", sungguh dia tidak menyangka plot twist cerita kehidupan seorang elbiru bisa seperti ini,
"iya kak, aku resmi bercerai 2 hari lalu, aku memutuskan menyerah karena tidak ada masa depan di rumah tangga yang aku jalani....",
Elbiru menceritakan semuanya pada Verrel, entahlah cerita elbiru mengalir begitu saja dengan kakak mantan kekasihnya ini, mungkin dulu mereka begitu dekat kayaknya kakak dan adik sendiri, elbiru jadi merasa nyaman berbagi cerita dengan Verrel.
"ya tuhan ru, aku tidak pernah menyangka kehidupanmu begitu memprihatinkan seperti itu", ucap verrel, sungguh dia di buat tertegun dengan cerita elbiru,
"ya anggap saja sebagai pelajaran hidup kak", ucap elbiru seraya tersenyum,
"tapi semua kau lakukan demi orang tuamu ru, kau sudah melakukan yang terbaik demi keluargamu, jadi sekarang nikmatilah hidupmu, badai di hidupmu sudah berlalu, semoga setelah ini kau selalu bahagia", ucap tulus Verrel,
"aamiin..., makasih doanya kak",
"iya sama sama".
