Seotang gadis masih duduk di bangku SMA terpaksa menikah karena sebuah insiden yang tidak terduga. Sonev seorang gadis yang hidup berdua dengan ibunya yang seorang buruh pabrik. Baca karya ini untuk selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Umu Salma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Melanie terkejut disertai nafas yang terengah engah karena tertimpa tubuh om Danu yang cukup besar.
"Om bangun berat ini."
Sedangkan om Danu hanya diam saja. Mungkin saat mengkonsumsi obat kuat, terlalu banyak sehingga membuat jantung pm Danu bekerja lebih cepat, sedangkan tubuhnya tidak dapat menerima obat kuat tersebut dan akhirnya ambruk di atas tubuh Melanie.
Di saat Melanie sedang kebingungan karena.tidak tahu harus bagaimana mengatasi masalahnya dengan om Danu yang tiba tiba ambruk di atas tubuhnya.
Di tempat lain di rumah Sonev sedang ada do'a untuk bu Maria, Sonev yang di dampingi bu Rt dan juga mamahnya David yang sudah menganggap Sonev adalah putrinya sendiri karena Sonia tidak dapat hadir karena ada pekerjaan yang tidak bisa di tinggalkannya. Mamah Sonia juga turut hadir di sana.
Vano duduk di sebelah papahnya dan juga David, serta Kaito yang ternyata ikut do'a bersama untuk bu Maria.
Semua orang berdo'a dengan penuh khidmat. Setelah beberapa waktu, akhirnya selesai juga, do'a bersama yang di pimpin oleh seorang ustad di akhiri dengan tausiah.
Selesai acara sebagian bapak bapak dan ada juga ibu ibu ada yang pulang ada juga yang masih berbincang dengan orang orang yang masih berada di rumah Sonev.
"Sonev sayang, kamu jangan sungkan ya kalau membutuhkan sesuatu, bilang saja pada kami, karena kamu adalah putri kami juga."
"Iya tante terima kasih, maaf kemarin sudah merepotkan Sonia dan juga David."
"Tidak apa apa sayang, jangan merasa merepotkan karena mereka juga pernah merepotkan kamu."
"Ya sudah, tante permisi dulu ya, masih ada keperluan lain, pokoknya kamu jangan berkecil hati, kamu tidak sendiri masih ada kami yang akan siap membantu ok."
"Iya tante, sekali lagi Sonev ucapkan terima kasih."
Mamahnya David dan mamahnya Sonia yang memang sudah bersahabat sejak mereka memakai seragan abu abu.Hingga anak mereka pun bersahabat bahkan mungkin meteka akan menjadi besan karena kedekatan putra putri mereka.
Sonev mengantarkan mereka sampai naik.ke dalam mobil, sebelumnya mereka menyelipkan sebuah amplop berwarna coklat yang tampak sangat tebal. Sonev tidak dapat menolak.karena mereka berdua langsung pergi menggunakan mobil masing masing.
Setelah keduanya pergi dan mobil mereka pun sudah tidak terlihat lagi, Sonev kembali ke dalam rumah, ternyata pak Gunawan sudah berdiri dan segera pamit kepada Sonev karena masih ada pekerjaan.
"Papah Mau ke mana, kan masih sore?"
"Tadi papah di telpon harus segera kembali ke markas ada hal yanh harus papah selesaikan, kamu yang sabar ya. Jangan lupa makan dan.jangan sampai tidur terlalu malam. Dan juga ingat jangan banyak melamun. Ikhlas kan semuanya."
"Iya pah, terima kasih atas semuanya."
"Papah berangkat dulu, ingat pesan papah."
"Siap pah, Sonev akan selalu ingat pesan papah."
Pak.Gunawan mengacak acak rambut Sonev, hingga membuat Sonev jadi kesal namun bahagia karena merasakan kasih sayang dari papah mertuanya.
Setelah pak Gunawan pergi, Sonev masuk ke dalam rumah, Kaito yang sedang sibuk dengan gawainya dan Vano.yang terlihat sedang sibuk melamun. Melihat Sonev masuk ke dalam rumah, Vano.segera menghampiri nya lalu mengajaknya berbicara di samping rumah.
"Nev, gue mau jelaskan kejadian yang sebenarnya malam itu, lo pasti salah paham."
"Salah paham gimana menurut lo, saat itu yang melihat lo sedang bercumbu bukan cuma gue, tapi beberapa orang. Lo bisa tanya sama Sonia atau pun tuan Kaito, tuh orangnya kebetulan masih ada di depan."
"Tapi itu ga seperti yang lo lihat."
"Terus menurut lo gimana, gue melihat lo.sangat menikmati ciuman itu sampai lo ga sadar kalau kita ada dekat dengan lo untung saja saat itu ada tuan Kaito dan Sonia yang segera membawa gue ke tempat yang jauh dari lo agar gue ga sakit hati lihat suaminya sedang bercumbu dengan perempuan murahan."
"Nev, lo jangan sebut Melanie perempuan murahan, karena.gue ga suka."
"Nah tuh terlihat kan kalau lo memang suka sama tuh cewek."
"Nanti setelah tujuh hari ibu, gue mau minta pisah di hadapan papah, buat lo bahagia bersama dengan cewek itu. Sekarang lo lepasin tangan gue dan pergi dari sini."
"Tapi Nev gue cinta sama lo."
"Kalau lo memang cinta sama gue, seharusnya lo menolak dong saat tuh cewek nyosor bukannya menikmati cumbuan itu."
"Terserah lo, pokoknya gue ga akan lepasin lo, asal lo tahu, gue sudah jatuh cinta sama lo."
"Bodo amat, gue sudah ga akan mau pulang ke rumah lo, gue akan tinggal selamanya du rumah ibu. Titik."
"Nev, lo dengerin gue."
"Vano udah lah, gue capek dengerin nya, sekarang mendingan lo.pulang aja deh, gue mau istirahat. Gue cape lahir bathin."
Sonev menengadahkan wajahnya agar air mata yang sedari tadi beranak pinak di matanya tidak keluar.Tanpa Sonev dan Vano.sadari, Kaito berdiri di belakang pintu saat mereka berdua berdebat, setelah terdengar Suara langkah kaki, Kaito dengan segera berlari keluar dari rumah dan berpura pura sedang sibuk dengan gawainya.
Saat Sonev keluar, Sonia dan David datang, mereka membawa beberapa totebag yang berisi makanan. Kaito yang sedang ada di depan teras serasa mendapatkan angin segar.
"Hei kalian sudah datang, ayo masuk." Kaito mengajak mereka masuk rumah serass rumah sendiri.
"Sonia kamu sudah selesai pemotretannya?" Kaito basa basi dengan Sonia.
"Sudah tuan, saya sudah selesai pemotretan, dan kebetulan saya bertemu dengan David di depan, jadi kami berdua datang kemari."
"Di depan mana kalian bertemu, di depan lokasi pemotretan?" Sindir Sonev.
"Ga kok Nev, emang kami bertemu di depan rumah lo, masa lo ga percaya sama kita berdua."
"Ga, gue ga akan pernah sama lo berdua, terus itu bibir kenapa kelihatan bengkak?"
Vano yang masih di sana serta Kaito melihat ke arah Sonia yang sedang menutupi bibirnya karena ketahuan bibirnya bengkak karena ulah David.
"Ih ih ga juga siapa bilang yang bengkak." Sonia menunduk menahan malu.
"Yang ngasih tahu kalau bibir lo bengkak David." Sonev menahan ketawa.
"Kapan gue bilang kalau bibir Sonia bengkak?"
"Bibir lo Vid ada noda lipstik yang sama dengan lipstik Sonia yang masih menempel."
Sonia dan David saling berpandangan kemudian tersenyum, dan tertawa. Namun pandangan mata mereka beralih ke arah Sonev yang sudah bersiap akan berlari karena tatapan tajam kedua sahabatnya.
"Sonev........"
"Gue gundulin kepala lo......"
Sonev hanya bisa tertawa dengan hati yang bahagia dan lari ke dalam rumah dan di kejar kedua sahabatnya.
...****************...
Terima kasih untuk semua reader yang masih setia membaca karya othor, maafkan apabila ada salah typo, dalam penambahan bahasa. Tetap like dan komen ya sayang. Terima kasih...