NovelToon NovelToon
Dear, My Heartbeat

Dear, My Heartbeat

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Enemy to Lovers / Careerlit / Light Novel
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: DityaR

“Lo cantik banget, sumpah,” bisiknya. “Gue gak bisa berhenti mikirin lo. Pingin banget lakuin ini sama lo. Padahal gue tahu, gue gak seharusnya kayak gini.”

Tangan gue masih main-main di perutnya yang berotot itu. “Kenapa lo merasa gak boleh lakuin itu sama gue?”

Dia kelihatan kayak lagi disiksa batin gara-gara pertanyaan itu. “Kayak yang udah gue bilang ... gue gak ngambil apa yang bukan milik gue.”

Tiba-tiba perutnya bunyi kencang di bawah tangan gue, dan kita berdua ketawa.

“Oke. Kita stop di sini dulu. Itu tadi cuma ciuman. Sekarang gue kasih makan lo, terus lo bisa kasih tahu gue alasan kenapa kita gak boleh ciuman lagi.”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DityaR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Benci Ailsa Batari

Pokoknya gue nggak mau balik ke kafe setelah terakhir kali ke sana. Gue benaran jadi bajingan waktu itu, dan mending lebih milih tetap kayak begitu.

Keluarga Batari sudah bikin gue sama Hazerrie susah, dan gue males banget berurusan sama mereka lagi. Walaupun mungkin Ailsa nggak tahu apa yang terjadi, dia tetap saja bagian dari keluarga itu.

Gue kaget waktu dia kelihatan tersinggung gara-gara sikap kasar gue, walaupun dia sok santai. Gue memang nggak pernah ramah ke dia atau siapa pun dari keluarganya. Tapi gue juga nggak mau balik dan kelihatan bego lagi.

Gue ngeluh, soalnya gue nggak pernah bisa nolak permintaan Mama sama Nenek.

Gue: Tapi Nauru nggak mau beli teh labu atau apalah itu. Males ke sana lagi.

^^^Mama: Berenti lebay deh. Kamu sudah hampir seminggu nggak ke sana. Mama yang lahirin kamu, ingat? Berarti Mama berhak dapet chai latte labu seumur hidup. Sumpah deh, kayaknya ada sesuatu di minuman itu. Bisa nggak kamu tanyain dia, ada bubuk kayu manisnya atau nggak? Kalau Mama tahu bahannya, bisa Mama bikin sendiri di rumah.^^^

Ya, ampun.

Itu berarti gue harus ngobrol sama dia.

Dan gue ragu banget dia masih mau ngomong sama gue setelah terakhir kali gue ke sana.

Gue: Mama masih inget kan, keluarga Batari pernah ngerusak hidup Nauru sama Hazerrie? Duh, Mama benaran taruh Nauru di posisi susah nih.

^^^Mama: Ailsa Batari masih kecil waktu itu, dia nggak salah. Mama ngajarin kamu lebih baik dari ini, Nauru. Toh kita juga nggak tahu orang tuanya tahu soal kejadian itu atau nggak. Kalau dibalik, kamu mau nggak disalahin buat kesalahan Papa kamu? Sudah deh, ambil itu latte labu dan stop drama. Cari tahu, apa aja rahasia di minuman itu, buat Mama.^^^

Gue pakai jaket terus cabut, gym sudah kosong tinggal Jamed yang lagi ngepel lantai.

"Mau cabut?" tanya dia.

"Iya. Sampai ketemu besok."

"Eh, Nauru," panggil dia lagi.

Gue balik badan. "Apaan?"

"Cuma ada satu cara buat ngalahin tukang bully, lo tahu kan?"

Gue senyum, sudah bisa nebak dia bakal ngomong apa, tapi tetap saja senang ngeledek dia. "diamin saja?"

Dia ketawa, suaranya menggema di gym. "Nggak. Tonjok saja muka brengseknya."

Gue geleng-geleng kepala terus angkat tangan. "Gue pikir-pikir dulu deh."

Gue memang pengen hajar Rahardian, tapi gue juga tahu, berantem sudah bukan tujuan gue lagi.

Sekarang fokus gue, properti dan investasi. Duit gede bisa bantu bangun bisnis, bantu keluarga, dan jamin masa depan gue.

Gue tahu kalau latihan keras, mungkin gue bisa survive dari amukannya Rahardian. Postur, kelincahan, dan umur ada di pihak gue.

Rahardian itu pendek, nggak terlalu teknikal, tapi dia punya hook kanan yang mematikan. Kadang kayak kartu joker, sering bikin lawannya KO sekejap. Dan yang gue salut, dia kuat banget, sering kena hajar keras tapi tetap bangkit lagi.

Gue keluar, cuma ada butiran hujan jatuh dari langit. Mama sudah tahu kalau hujan bakal makin deras. Dia kan seumur hidup tinggal di Royale Blossom.

Gue jalan ke pintu sebelah, buka, dan nemuin Ailsa di belakang kasir. Tempatnya hampir kosong, bentar lagi juga tutup.

Dia melihat ke atas, mata birunya langsung mengunci ke mata gue. Dia punya beberapa bintik di hidung, rambut cokelat jatuh rapi ke bahu, sama bibirnya cakep banget.

Sayangnya, dia seorang Batari. Dia nggak menyapa gue. Cuma mengangkat satu alis, kayak menunggu gue ngelakuin hal bego lagi.

Gue berdehem waktu mendekati meja. "Bisa pesan dua Chai Latte labu, take away?"

Dia memperhatikan gue sebentar sebelum masukin pesanan. "Seratus sebelas ribu."

Kali ini, gue taruh duit langsung di tangan dia, bukan di meja. Dia masukin duit ke kasir, terus mulai bikin minuman.

Gue garuk tengkuk, tahu banget dia benci sama gue. Dan jujur saja, dia punya alasan kuat buat cuekin gue. Gue mending lebih milih diam, soalnya ngobrol sama Batari tuh biasanya berakhir buruk.

"Boleh nanya nggak, ini minuman isinya apa?"

"Lo kira gue mau ngeracunin lo, Nauru?" suaranya datar, dan entah kenapa, gue malah suka dia nggak jaim.

"Gue ragu. Lo kabur dari penjara ya? Lihat tuh baju tahanan yang lo pakai," celetuk gue. Langsung nyesel.

"Jelas lo nggak tahu kalau oranye warna favorit gue." Dia senyum. Sial, senyumnya bikin otak gue nge-lag.

"Oranye tuh warna aneh." Gue sandarkan badan di meja pas dia memutar badan buat menuangkan air panas.

Pandangan gue otomatis mengikuti lekuk tubuhnya...

Stop.

Udah lama gue nggak stress release, jelas gue butuh cewek. Malam ini kayaknya gue harus mampir ke bar.

Dia balik badan, bibirnya mencibir dikit. "Lo jangan sok tahu."

Sindiran itu kena. Dia sadar gue bersikap begini karena keluarganya. Tapi dia mungkin nggak tahu separah apa kejadian dulu.

Gue nggak benci mereka karena kaya, tapi karena mereka pembohong dan brengsek. Bukan berarti Ailsa juga kayak mereka, tapi tetap saja, dia keluarga mereka.

"Oke. Warna favorit lo oranye. Gue catet. Sekarang, kasih tahu dong, apaan rahasianya minuman ini? Mama gue terus-terusan nanya."

Dia taruh gelas di depan gue, kasih senyum kecil.

"Lo mau gue kasih tahu semua rahasia gue, padahal kemaren lo bersikap kayak bajingan di sini?"

"Ya."

"Setidaknya lo jujur."

"Gue nggak suka bohong."

Tatapannya langsung menancap, "Gue juga. Tapi gue juga nggak suka diperlakuin kayak sampah. Lo bahkan nggak kenal gue."

"Gue tahu banyak."

"Tapi lo tetap balik ke sini buat kedua kalinya, dan nanyain hal yang nggak lo tahu."

Dia menyilangkan tangan di dada, otomatis mengangkat dikit belahan dadanya.

Sweater oranye itu nggak ketat, tapi cukup buat bikin gue sadar, dia nggak pakai bra.

Gue paksain mata buat balik ke wajahnya.

Otak gue sudah mengacau.

Gue butuh pelepasan.

Cepat.

"Gue balik karena Mama sama Nenek nggak berhenti spam gue."

"Oke. Gini aja... kalau lo balik lagi dan bisa ngurangin sikap sok lo itu, gue kasih tahu bahannya. atau, suruh Mama lo telpon ke sini."

"Serius?"

"Apa gue kelihatan bercanda?" Dia angkat satu alis, lidahnya nahan di pipi.

"Jadi lo benaran nggak bakal kasih tahu?"

Dia cuma menyatukan jempol sama telunjuk, terus gerakan ke bibirnya, kayak mengunci mulut sendiri.

Bibirnya merah muda, kelihatan lembut banget, bikin gue mikir hal-hal konyol.

Sial.

Gue buru-buru ambil pesanan gue, sempat melirik dadanya sebentar, lalu kabur keluar.

Gue keluar dari situ tanpa tahu resep minuman itu, ditambah nafsu pula. Sekarang gue benaran lebih benci Ailsa Batari daripada pas pertama masuk tadi.

"Konyol banget lo," gumam gue sebelum memutar badan dan buka pintu.

"Bukan gitu caranya mendapatkan resep gue, Tuan Nauru," katanya di belakang.

"Jangan ngarep," dengus gue sambil keluar.

Mood gue?

Ancur.

Mama harus telepon sendiri kalau mau dapet resep itu.

Gue?

Gue nggak bakal balik ke situ lagi, titik.

1
nuna
modus bgt si
nuna
ketemu Nauru lg dah
nuna
pdahal yg ngerusk anaknya sendiri /Awkward/
nuna
si bocil ni kyknya gemesin bgt
nuna
wkwk
nuna
tuh kan
nuna
Ailsa diperkosa y
nuna
calon mamamu juga tu Ailsa wkwk
nuna
haaaha/Grin/
nuna
Masi g ngrti deh. bukanya Batari keluarga baik ya?
erik
bgus
Yuliana Purnomo
lanjut
Yuliana Purnomo
👍👍👍👍
Yuliana Purnomo
kayaknya perjalanan cinta kalian banyak rintangan nya deh
Yuliana Purnomo
pasti Jully,,alasan Ailsa belajar boxing
Yuliana Purnomo
hemmm mulaii membangun kedekatan Beans dn Nauru
Yuliana Purnomo
semangat rabbit boy
Yuliana Purnomo
pasti yg dtng Beans
Yuliana Purnomo
paling bisa si rabbit boy
Abu Yub
tinggalkan jejak.iklan .lanjut/Pray/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!