Setelah bertahun-tahun hidup sendiri membesarkan putrinya, Raisa Andriana seorang janda beranak satu, akhirnya menemukan kembali arti cinta pada Kevin Mahendra duda beranak dua yang terlihat bijaksana dan penuh kasih. Pernikahan mereka seharusnya menjadi awal kebahagiaan baru tapi ternyata justru membuka pintu menuju badai yang tak pernah Raisa sangka
Kedua anak sambung Raisa, menolak kehadirannya mentah-mentah, mereka melihatnya sebagai perebut kasih sayang ayah nya dan ancaman bagi ibu kandung mereka, di sisi lain, Amanda Putri kandung Raisa, juga tidak setuju ibunya menikah lagi, karena Amanda yakin bahwa Kevin hanya akan melukai hati ibunya saja
Ketegangan rumah tangga makin memuncak ketika desi mantan istri Kevin yang manipulatif, selalu muncul, menciptakan intrik, fitnah, dan permainan halus yang perlahan menghancurkan kepercayaan.
Di tengah konflik batin, kebencian anak-anak, dan godaan masa lalu, Raisa harus memilih: bertahan demi cinta yang diyakininya, atau melepa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queen_Fisya08, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 Viral nya Video Panas Desi
Mr x baru terbangun dari tidurnya setelah permainan panas nya dengan Desi, dan ia melihat Desi sudah tidak ada, ia pun melihat ada sedikit serpihan barang yang pecah..
Mr. X pun bangkit dan menggenggam serpihan itu di antara jarinya, tatapannya tajam, wajahnya berubah murka.
“Dia benar-benar melakukannya” gumamnya, napasnya memburu, ia menendang kursi di dekatnya hingga terjatuh keras.
Tanpa membuang waktu, ia meraih kemeja yang tergeletak di lantai lalu memakainya sambil berjalan mondar-mandir, pikirannya berkecamuk.
“Desi… kamu pikir menghancurkan ponselku bisa menghentikan aku? Dasar kamu bodoh Desi” desisnya.
Ia membuka laci dan memeriksa setiap sudut kamar, berharap Desi masih meninggalkan jejak, tidak ada apa pun, dia sudah pergi.
Mr. X mengerucutkan bibirnya, kemudian tertawa kecil, sebuah tawa sinis yang terdengar seperti ancaman.
“Baiklah... kalau begitu kita lakukan dengan cara yang kasar.” ucap nya
Ia membuka lukisan besar di dinding, di baliknya terdapat sebuah pintu kecil menuju ruang rahasia...
Ia memasukkan kode panjang, lalu brangkas baja besar pun terbuka perlahan.
Mr. X menunduk sedikit saat cahaya lampu ruang rahasia memantul di permukaan brangkas baja itu, di dalamnya, selain ponsel cadangan yang selama ini ia gunakan untuk mengontrol dan mengancam Desi, terdapat, sebuah ponsel lain yang layarnya retak, sudutnya penyok seolah sempat terjatuh keras..
Ia menatap ponsel retak itu dengan senyum kecil yang licik.
“Ah… ponsel ini.”
Ia mengangkatnya perlahan, mengelap debu tipis di layarnya.
Ponsel itu milik Rini istri Anton, perempuan yang kini dituduh sebagai pembunuh suaminya sendiri...
Ponsel yang selama ini menjadi harta karun paling berbahaya yang ia simpan.
Ingatan Mr. X tentang malam itu kembali muncul tajam dan jelas seperti rekaman.
Ia ingat bagaimana ia lewat di dekat rumah Anton ketika Desi terlihat kabur terburu-buru, wajah panik, langkahnya limbung, bahkan sempat hampir jatuh..
Mr. X mendekat karena penasaran, dan saat membuka pintu yang setengah terbuka…
Terlihatlah Rini tergeletak di lantai, tubuhnya lemas, pingsan, dengan sebuah pisau penuh darah di genggamannya...
Di sisi lain ruangan, Anton telah berlumuran darah, tidak lagi bernapas.
Di antara keduanya, tergeletak sebuah ponsel dengan kamera yang masih menyala, rekaman berjalan.
Rekaman itu merekam seluruh kejadian, perdebatan, teriakan samar, suara benturan, suara jatuh… dan sesuatu yang sangat penting yang hanya diketahui Mr. X.
"Hanya dengan sekali klik riwayat mu akan tamat Desi ku sayang, kau akan di cari polisi, kau akan di benci oleh kedua putri mu dan semua akan tahu kejahatan mu dan video panas mu akan menyebar luas" nada suaranya berubah menjadi dingin
"Aku disebut ‘Mr. X’ bukan tanpa alasan, aku bayangan, tidak ada yang bisa melacak ku, dan aku pasti kan bisa melacak keberadaan mu Desi, tidak ada satu orang pengkhianat pun yang bisa lolos dari bayangan ku" lanjut nya..
Lalu Mr X menyiapkan berkas-berkas digital yang ingin ia sebarkan, ia duduk santai di sofa, merokok sambil memandangi layar laptopnya..
"Semua sudah selesai ku salin ke laptop pribadi ku, tinggal sekali klik" Mr X tertawa tanpa henti
Lalu terdengar suara kringggg… kringggg…
Ponsel cadangan di meja berdering..
Ia menghela napas pelan, hanya orang tertentu yang tahu nomor ini..
Dengan nada datar dan dingin, ia angkat.
(“Ya?”)
Suara seorang pria muncul dari seberang.
Suaranya rendah, serak, dan penuh hormat..
("Hallo boss… maaf saya menelpon di nomor ini, soalnya nomor boss yang satu lagi tidak aktif.”)
Mr X memicingkan mata.
("Langsung bicara saja, Dodi, ada apa?”) tanya Mr X
Dodi, orang kepercayaan Mr X yang paling brutal, hanya bergerak kalau di perintah kan untuk menghilangkan seseorang
("Boss… Saya mau lapor, Maya sudah kami bereskan.”) ucap Dodi terdengar sedikit bangga
Mr X menegakkan tubuhnya sedikit.
("Dibereskan? Dodi ingat, aku tidak mau ada kesalahan.”)
(“T-tenang, boss, kami buat itu terlihat seperti tindakan nekat, tidak ada suara, tidak ada saksi, kami bawa ia ke lokasi yang jauh dari keramaian, semua aman.”) jawab Dodi hampir gugup
Mr X tersenyum tipis.
("Bagus.”)
. Dodi melanjutkan dengan suara lebih percaya diri..
( “Dan… kalau soal Desi, kami sudah melacak, kemungkinan tempatnya bersembunyi beda-beda boss karena dia cepat berpindah-pindah.”)
Mr X mendecak kesal.
("Makanya aku butuh kamu gunakan kepalamu, Dodi, Desi membawa data penting. Dia tahu terlalu banyak.”)
(“Siap, boss.”) jawab Dodi dengan cepat
Mr X mencondongkan tubuh ke depan, nada suaranya berubah gelap dan menakutkan.
("Dengar aku baik-baik.”)
Dodi langsung diam.
("Begitu kau menemukan Desi… langsung kau kabari aku.”) ucap Mr X memerintah
Ia berhenti sesaat lalu menambahkan dengan suara lebih dingin lagi:
("Kalau dia melawan, kalau dia membuka mulut, dan kalau dia berusaha kabur, langsung kau **kreekk** saja dia, seperti Maya")
Dodi tertawa kecil, rendah, hampir seperti binatang.
("Siap boss. Percayakan pada saya. Desi tidak akan ke mana-mana.”) ucap nya yakin
Mr X mematikan telepon dengan wajah puas, ia bersandar kembali, menyalakan rokok lain, dan menghembuskan asap perlahan.
“Desi… kamu pikir kamu bisa mengakali aku?” gerutu nya
Di layar laptopnya, folder berisi video dan foto-foto Desi terbuka..
“Tidak ada yang lolos dari bayanganku.” Mr X langsung mengklik video panas Desi menggunakan akun anonim dan video tentang pembunuhan Anton beberapa tahun yang lalu, ia kirim nanti ke keluarga Rini terlebih dahulu..
"Aku akan main-main dengan mu dulu Desi, untuk video pembunuhan itu, biar keluarga nya Rini yang akan memberikan bukti itu nanti kepada polisi" ucap nya sambil tertawa
Tanpa menunggu waktu lama, saat video panas Desi di unggah langsung viral
Komentar publik meledak tak terkendali.
Wajah Desi yang terlihat jelas dalam video itu langsung menjadi sasaran amukan warga net, video panas Desi di penuhi cemoohan, komentar-komentar pedas, hingga hujatan, mereka menilai seolah menjadi hakim..
Sementara itu, lawan mainnya yang tidak terlihat jelas sama sekali tidak disebut, membuat semua kemarahan tertuju hanya pada Desi..
Warganet yang mengenal Desi pun ikut berkomentar dan mencemoohnya..
Di sisi lain, Mr X mengamati semuanya dari kejauhan...
Ia duduk santai, memandangi layar laptopnya yang menampilkan rentetan komentar kebencian yang mengalir tanpa henti..
"Bagus… biar tekanan sosial yang bekerja,” gumamnya sambil tersenyum miring..
“Ini baru permulaan.” gumam nya lagi
___ Bersambung ___