NovelToon NovelToon
Menikahi Calon Suami Kakakku

Menikahi Calon Suami Kakakku

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Pengantin Pengganti / Cinta Paksa / Pelakor jahat / Tukar Pasangan
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: Beby_Rexy

Judul buku "Menikahi Calon Suami Kakakku".
Nesya dipaksa menjadi pengantin pengganti bagi sang kakak yang diam-diam telah mengandung benih dari pria lain. Demi menjaga nama baik keluarganya, Nesya bersedia mengalah.
Namun ternyata kehamilan sang kakak, Narra, ada campur tangan dari calon suaminya sendiri, Evan, berdasarkan dendam pribadi terhadap Narra.
Selain berhasil merancang kehamilan Narra dengan pria lain, Evan kini mengatur rencana untuk merusak hidup Nesya setelah resmi menikahinya.
Kesalahan apa yang pernah Narra lakukan kepada Evan?
Bagaimanakah nasib Nesya nantinya?
Baca terus sampai habis ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Beby_Rexy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

Nesya sudah tak mampu lagi melawan kekuatan Evan, padahal hanya untuk melepaskan tangannya dari genggaman lelaki itu saja dia tidak mampu. Nesya bukanlah gadis yang lemah, selama hidupnya dia tak pernah mau membiarkan siapapun menindasnya, bahkan setelah kematian sang ayah dia juga sampai turun tangan untuk membantu keluarganya dengan bekerja dalam usaha catering keluarganya.

Sangat jauh sekali perbedaanya jika Nesya di bandingkan dengan Narra, selaku sang kakak nyatanya Narra sangatlah manja. Terlebih lagi, Narra yang mempunyai cita-cita tinggi itu semakin banyak membutuhkan biaya sehingga mau tak mau orang tua mereka harus menyokong kebutuhan dananya, dan ketika Narra mulai berpacaran dengan Erwin, dirinya malah semakin menjadi dan sampai-sampai jarang pulang kerumah.

Teringat pada sang kakak, Nesya semakin menyalahkan Narra atas apa yang telah menimpa dirinya, di renggut kesuuciannya oleh lelaki yang sama sekali tak dia cintai tentu saja itu sangatlah menyedihkan.

“Rasanya aku tidak pernah berbuat dosa yang buruk, lalu kenapa aku harus mengalami kesialan seperti ini?” Nesya bergumam seraya melangkah mengikuti tarikan tangan Evan di depannya.

Nesya menatap lelaki di depannya itu dan kembali bergumam. “Apakah karena aku dan Sifa sering mencuri buah mangga di pohon milik Bude? Makanya Tuhan sedang menghukum ku dengan cara seperti ini?”

Dari hadapannya Nesya itu, Evan berdecak setelah mendengar gumaman aneh di belakangnya. “Ck, hentikan ocehan tak jelas mu itu.”

Nesya terkejut karena dia mengira Evan tak mungkin mendengarnya. “Kamu menguping ku?” Sergahnya.

Evan menghentikan langkahnya lalu berbalik menghadap Nesya yang langsung waspada dengan menyilangkan satu tangannya yang bebas itu ke depan wajahnya.

“Sedang apa?” Tanya Evan yang heran melihat gerakan aneh Nesya.

“Kenapa?” Nesya bertanya sambil memelototkan mata bulatnya, dia masih kesal pada lelaki itu, selain telah merenggut kesuccian dirinya, Evan juga sudah membuat dirinya gagal bertukar dengan Narra di luar rumah tadi. Padahal itu sudah nyaris terjadi dan tinggal sedikit langkah lagi.

Melihat mata bulat yang seolah menantang dirinya dengan berani itu, Evan cukup merasa terhibur hingga dia menarik sedikit sudut bibirnya.

Evan mengangkat tangan kirinya ke depan wajah Nesya hingga gadis itu langsung bereaksi dengan memicingkan kedua matanya menatap Evan. Tanpa ragu atau pun canggung Evan menyelipkan anak rambut Nesya ke belakang telinga tanpa terduga.

“Sekarang adalah waktu untuk kita sarapan bersama dengan mama, sebagai istriku kamu harus menjaga perilakumu agar tidak menjatuhkan harga diri suamimu ini.” Evan berujar dengan nada yang terdengar ramah.

Nesya yang pemberani itu tentu tak semudah itu untuk menurut, apalagi ketika Evan mengatakan perihal suami, “Apa?!” Bathin Nesya tak terima, saat dia sudah mulai membuka mulutnya di situ juga Evan membuatnya bungkam.

“Berhentilah berbicara yang tak perlu dan jadilah istri yang baik, itu pun jika kamu ingin tetap hidup di rumah ini.” Setelah berkata seperti itu Evan kembali menarik tangan Nesya dan segera membawanya melangkah ke tujuan awal yaitu ruang makan.

Membawa perasaan dongkolnya itu, Nesya yang juga telah merasakan lapar saat itu sudah tak mau lagi membantah, sehingga dirinya menutup mulut dan membiarkan Evan membawa dirinya kemana saja yang lelaki itu suka.

Begitu masuk ke dalam ruang makan yang di tuju, Nesya langsung di sambut oleh tatapan memindai dari dua orang tua yang berada di kursi mereka masing-masing. Nesya mengenal wanita yang berada disana sebagai nyonya Rosaline yaitu ibu dari Evan, namun satu orang laki-laki tua di sebelahnya baru pertama kali ia temui.

Tiba-tiba Evan membuka suara untuk memperkenalkan kedua orang tua tersebut kepada Nesya. “Sayang, perkenalkan ibu dan ayahku.”

Telinga Nesya langsung gatal ketika Evan menyebutkan kata sayang, akan tetapi saat dia merasakan genggaman tangan Evan yang semakin menguat itu, Nesya pun akhirnya tersenyum lalu menunduk hormat pada kedua orang tua Evan yang artinya mereka adalah mertuanya. “Selamat pagi,” sapanya, menampilkan wajah berpura-pura ramah.

“Pagi, Nesya. Mari kita makan bersama,” balas lelaki tua bernama Baskara yang merupakan ayah Evan. Lelaki itu pun menyambut Nesya dengan cukup ramah dan juga tersenyum, akan tetapi karena Baskara menyebut dirinya dengan nama Nesya bukannya Narra, sontak membuat Nesya terkejut.

“Mengapa dia bisa menyebutku Nesya? Bukankah seharusnya mereka mengenaliku sebagai Narra?” Nesya bertanya-tanya di dalam hati sambil melirik kearah Rosaline yang tampak biasa saja, bahkan tak lagi melihat kearah dirinya.

Tangan Nesya kembali di tarik oleh Evan namun kali itu dengan perlahan, Evan pun memperlakukan Nesya dengan baik, seperti bersedia menarikkan sebuah kursi untuk ia duduki. Mau tak mau Nesya harus menghargainya.

“Terima kasih,” ucap Nesya kepada Evan namun lelaki itu hanya menjawab dengan anggukan.

Kedua orang tua disana pun menanggapi sikap Evan dengan berbeda, Baskara memberikan reaksi tersenyum senang namun Rosaline masih menjaga mode diamnya. Dari sana Nesya pun bisa menebak bahwa dua orang tua tersebut memiliki perbedaan sifat yang kentara, namun keramahan yang ditunjukkan oleh Baskara cukup mengherankan bagi Nesya. Apalagi ketika mereka tahu bahwa dirinya memang bernama Nesya, hal itu masih terus membuatnya bertanya-bertanya. Sambil menengok kearah Evan dia berkata di dalam hati. “Sepertinya aku harus bertanya padanya, aku merasa ada sesuatu yang tidak beres dalam pernikahan kemarin.”

Pagi itu adalah hari yang berat bagi Nesya, karena saat itu merupakan hari pertama dirinya menjadi seorang istri sekaligus hari pertama makan satu meja bersama dengan para orang kaya. Dirinya yang tidak pernah belajar table manner cukup di buat kesulitan ketika melihat banyaknya jenis sendok yang tersusun rapi di sisi kiri dan kanan piringnya, di tambah lagi disana juga terdapat satu buah pisau kecil yang membuatnya mengernyit heran.

Nesya menggigit bibir bawahnya, benar-benar merasa dirinya bodoh. “Kak Narra memang jauh lebih cocok berada di lingkungan seperti ini dari pada diriku,” ucapnya didalam hati.

Beruntung di depannya tersedia beberapa roti sandwich, makanan seperti itu sudah sering dia makan karena cukup sering dia beli bersama dengan Sifa, sahabatnya. Tampilannya juga tak jauh berbeda dengan yang ada di depannya tersebut, tangan kanan Nesya pun langsung terangkat dan mengambil satu potong roti berisi irisan kecil-kecil dari beberapa macam sayuran mentah dan juga daging panggang.

Sebelum menyantapnya, Nesya tentu tak lupa untuk memanjatkan doa terlebih dulu dari dalam hatinya, setelah itu sandwich sehat tersebut segera meluncur kedalam mulutnya hingga habis tak bersisa.”

“Wah rasanya sangat jauh berbeda dengan yang sering ku beli bersama Sifa, sandwich yang ini kenapa begitu nikmat sekali? Apakah karena bahannya juga berbeda, ya?” Nesya terus saja asyik bermonolog di dalam hati seolah tak ada orang lain di sekitarnya. Padahal di sebelahnya itu Evan sempat memberikan lirikan aneh kepada dirinya.

Beberapa saat kemudian sesi sarapan pun selesai ketika semua orang yang duduk di satu meja makan tersebut menghabiskan sarapan mereka. Baskara lebih dulu berdiri lalu kemudian membantu Rosaline berdiri dengan meraih satu tangan istrinya. Setelah itu Evan pun ikut berdiri sehingga Nesya segera mengikuti pergerakan lelaki tersebut agar dirinya tak tertinggal sebab dia harus menanyakan sesuatu kepada Evan.

Saat Baskara dan Rosaline bergerak menjauhi meja itu membuat Nesya merasa lega dan berharap agar dua orang tersebut segera pergi, sebab berada di dekat mereka membuat dirinya terus merasa tegang sekaligus terintimidasi.

Akan tetapi Nesya belum bisa sepenuhnya merasa lega saat Rosaline memutuskan untuk berbicara kepada dirinya. “Aku baru tahu kalau nama mu adalah Nesya ketika di pernikahan kemarin, dan pagi ini aku juga melihat sikapmu yang seperti menunjukkan rasa sungkan, padahal aku sudah cukup lama mengenalmu semenjak menjadi kekasih dari mendiang kakaknya Evan, dan nama Narra yang ku kenal merupakan gadis yang gemar berpesta. Tetapi saat melihatmu pagi ini aku seperti merasa kamu adalah dua orang gadis yang berbeda namun memiliki wajah yang sangat mirip.”

Nesya tercengang namun hanya bisa diam sambil menelan ludahnya yang tercekat, dia memang membenci Narra atas apa yang telah terjadi pada dirinya saat itu, namun jika saja dia egois dan membongkar semuanya tentu saja Nesya sadar bahwa setelah ini keluarganya lah yang akan menanggung akibatnya, karena sudah dengan berani mempermainkan keluarga sekaya mereka.

1
Adinda
jangan diangguri Evan kalau direbut Orang nangis sepanjangan kamu,lanjut Thor.
Adinda
farel sama syifa aja thor
Indra wijaya
sumpah yah jangan bikin aku penasaran yah thor
Ana Mariana
ceritanya menarik dan tdk berbelit2
Rieya Yanie
jahat sekali narra
Yoh Asakura
Keren banget plotnya.
KnuckleBreaker
Bikin ketagihan, kapan update lagi??
Beby_Rexy: Siang ya, Kak. Makasih udah baca 🫶
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!