"Ivy nggak sengaja ketemu sama kamu dan Nabilah. Kamu--sabtu kemarin itu--ketemuan kan sama Nabilah di Rainbow Caffee?!"
Sempet ada jeda sebentar, yang akhirnya Matias berbicara juga. "I-iya, t-tapi a-aku ng-nggak ka-kayak yang kamu pikirin. Aku sama Nabilah pun nggak ada hubungan apa-apa. Murni ketemuan sebagai temen. Aku cuman cinta sama kamu, Ke."
Ternyata Kezia masih mau memaafkan Matias. Berlanjutlah kisah cinta mereka. Hanya saja, jalan di hadapan mereka berdua semakin terjal.
Berikutnya, tidak hanya tentang Matias dan Kezia. Ada juga kisah Martin Winter dan Vanessa Rondonuwu. Pun, kisah-kisah lainnya. Kisah yang sama manisnya.
Terima kasih banyak yang sudah menyimak season one RAINY COUPLE di tahun 2020 silam. Kali pertama aku menulis novel di platform.
NOVEL INI PERNAH MELEDAK DI NOVELTOON DI TAHUN 2020 SILAM!
Season 1 Rainy Couple
(https://noveltoon.mobi/id/share/102447)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IG @nuellubis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyukai Laki-laki yang Sama
Sembari mengisap rokok menthol-nya, Shanelle tertawa. Shanelle menertawakan lagu yang tengah diputar oleh kafe tersebut. Kenapa harus lagu ini? Sudah agak geli mendengarnya, perut Shanelle sering mulas. Band yang menyanyikan lagu ini sudah masuk ke dalam daftar lagu yang Shanelle tidak suka. Sejak SMA, Shanelle tidak menyukai lagu-lagu Kangen Band, ST12, dan band-band yang sering memainkan lagu-lagu bernada melankolis.
"Uhuk, uhuk,..." Shanelle terbatuk-batuk, lalu segera menyesap Espresso-nya. Shanelle menghela napas pertanda dirinya puas setelah terselamatkan dari musibah cegukan.
Nabilah tertawa. "Panjang umur lo, Ncil. Abis ngerokok, langsung ngopi. Moga paru-paru lo kayak paru-paru Superman."
Shanelle ikut tertawa dan meniupkan asap rokok ke arah Nabilah. "Makan, tuh, asepnya, Nab,"
"Gila lo, Ncil!" Nabilah mengibas-ngibaskan tangan untuk mengusir asap rokok hasil kiriman dari teman SMA-nya yang memang terkenal jahil. "Lo ngerokok, ngerokok aja, asepnya jangan dikasihin ke gue."
"Sori, sori, Nabilah," Nabilah tertawa dan menyesap espresso-nya. "Eh, betewe, siapa sih emang cowok yang bikin lo harus potong rambut jadi sependek ini? Gila aja, sampe termehek-mehek begini. Sampe pengen balik ke Jepang lagi?"
Hingga detik ini, Shanelle hanya tahu Nabilah tengah menyukai seorang laki-laki. Tengah jatuh cinta diam-diam, yang berhasrat si gebetan segera menyatakan cinta. Akan tetapi, Nabilah belum memberitahukan identitas si gebetan, yang kemungkinan orangnya sama dengan cinta monyet pertamanya Shanelle.
Nabilah minum milkshake rasa stoberinya. Ia mengangkat bahu dan malah mengomentari lagu yang masih diputar kafe tersebut. "Lu masih nggak suka sama Kangen Band?"
Seperti biasanya, Shanelle amat mudah untuk dialihkan perhatiannya. "Dih, amit-amit gue denger lagu menye-menye kayak gini. Kenny G masih lumayan, lah."
Nabilah mengikik. Padahal baik Kenny G dan Kangen Band itu sama-sama sering membawakan lagu-lagu bernada sendu. Perbedaannya adalah lagu-lagu Kenny G berbahasa Inggris dan ada banyak kata-kata puitis. Sementara, lagu-lagu Kangen Band terdengar norak.
Shanelle tertawa pula.
Nabilah ikut tertawa.
Shanelle minum espresso.
Nabilah meminum milkshake rasa stroberi.
Kedua sahabat itu saling bertatapan. Mereka saling bertukar senyuman. Shanelle spontan tertawa. "Nab, kalau dilihat-lihat, nih, kita ini kayak pasangan lesbi, yah. Eh, kita ini temenan udah lumayan lama, kan."
"Mulai, deh, gesernya," ucap Nabilah nyengir. "Gue pindah tempat duduk juga, nih."
"Eh, jangan,--" larang Shanelle.
Di saat itu, pihak pengelola kafe segera mengganti lagu. Penggantian lagu dilakukan karena permintaan satu-dua orang pengunjung. Dari speaker yang tak jauh dari bangku Shanelle dan Nabilah, terdengarlah, "...one, two, three, four,... I want you, I need you, I love you,..."
Shanelle langsung terbatuk-batuk dan hampir saja menyemburkan apa yang diminumnya ke arah Nabilah.
"Kenapa lagi lu?" tanya Nabilah tertawa, menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tadi lagu Kangen Band, lu protes. Sekarang lagu ini,... eh, ini yang nyanyi siapa?"
Ah, dasar kamu, Nabilah. Mungkin Nabilah tengah amnesia, sehingga tidak menyadari bahwa salah satu lagu favorit Matias tengah diputar di kafe ini. Pantas saja Nabilah tidak menunjukkan tanda-tanda dirinya tengah galau karena Matias. Sepertinya getaran-getaran konspirasi alam semesta di kafe itu coba tengah memberitahukan Shanelle siapakah laki-laki yang disukai Nabilah. Laki-laki itu gemar mendengarkan lagu "Heavy Rotation", yang mana Shanelle cukup traumatis dengan lagu tersebut.
" Lo juga nggak suka sama lagu ini, Ncil? Enak gini lagunya. Gue aja jadi pengen joget-joget." kata Nabilah, yang lalu ikut bernyanyi berbarengan dengan suara dari arah speaker. "...I want you, I need you, I love you,... di lubuk hatiku, rasa sayang yang terus menerus meluap, heavy rotation..." Nabilah bernyanyi mengetuk-ngetukkan jemarinya ke atas meja.
Shanelle bangkit dari tempat duduknya. Diperhatikan baik-baik, sorot mata Shanelle bercampur antara kesal dan sedih. Seperti menyimpan sebuah pengalaman tidak menyenangkan dari lagu "Heavy Rotation" tersebut. Wajah Shanelle berubah muram.
"Gue ke toilet dulu,"