Penculikan yang terjadi membuatnya merasa bersalah dan bertekad untuk pergi dan menjadi lebih kuat agar bisa melindungi seorang gadis kecil yang sangat ia sayangi yaitu cucu dari Boss ayahnya. Tanpa ia sadari rasa sayangnya terhadap gadis kecil itu berubah menjadi rasa cinta yang sangat mendalam saat mereka tumbuh besar namun menyadari statusnya yang merupakan seorang bawahan, ia tidak berani mengungkapkan hati kepada sang gadis.
Namun siapa sangka saat mereka bertemu kembali, ternyata menjadi kuat saja tidak cukup untuk melindungi gadis itu. Nasib buruk menimpa gadis itu yang membuatnya hidup dalam bahaya yang lebih dari sebelumnya. perebutan kekayaan yang bahkan mengancam nyawa.
Apakah pria tersebut dapat melindungi gadis yang disayanginya itu? dan apakah mereka bisa bersama pada akhirnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Skyla18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Keesokan harinya Azka berdiri didepan gerbang utama mansion Hartono yang telah ia tinggalkan 7 tahun yang lalu.
Ketika ia membuka pintu utama , ia melihat seorang gadis yang lebih tinggi, lebih dewasa, dan lebih cantik dari kenangan terakhirnya.
Mereka pun saling bertatapan sesaat.
"Azka?"ucap Alya pelan
Dan di detik itu juga kenangan lama berputar kembali diingatan mereka masing-masing.
"Iya, nona. Saya Azka sudah kembali untuk menjadi pengawal pribadi nona,"ucap Azka sambil menundukkan badan kemudian membukakan pintu mobil untuk Alya
Alya pun hanya mengangguk kemudian masuk kedalam mobil tanpa berkata apa-apa. Azka menyadari ada yang berbeda dengan gadis ini. Selama ini ia selalu melihat Alya yang ceria dan bersinar di dalam berita dan media sosial, namun sekarang gadis itu tampak kehilangan sinar dan senyumannya.
Pagi itu, langit mendung menghiasi langit Jakarta. Hujan gerimis mulai turun saat mobil yang dikendarai Azka melaju di tengah kota menuju ke arah kampus Alya. Saat ini Alya menempuh program studi manajemen bisnis di usia mudanya. Dengan kepintarannya, ia telah menyelesaikan pendidikan SMA-nya lebih awal dari anak seusianya.
Di kursi samping, Alya duduk dengan tenang. Meskipun wajahnya terlihat tenang, tapi Azka bisa melihat dari sorot matanya bahwa Alya belum sepenuhnya pulih dari perasaan berdukanya.
Azka pun hanya diam dan duduk dengan tegap di kursi supirnya. Ia menyetir dengan hati-hati dan fokus walaupun matanya tetap waspada menelusuri jalan yang mereka lalui.
"Kamu berubah banyak,"ucap Alya tiba-tiba sambil melirik Azka
"Nona juga berubah banyak," ucap Azka yang melirik Alya sekilas
"Bagaimana aku tidak berubah ketika sahabatku meninggalkan aku tiba-tiba dan baru kembali saat aku kehilangan kedua orang tuaku? Kamu tidak tau apa yang aku lalui tanpamu disisiku," ucap Alya sambil tertawa pelan
"Maafkan aku, aku pergi dengan sebab dan sekarang aku kembali untuk memenuhi tugas dan janji yang telah lama kutinggalkan kepada nona,"ucap Azka
"Tugas dan Janji untuk menjagaku?" ucap Alya
"Ya, nona. Menjaga nona untuk selalu aman," ucap Azka sambil mengangguk kemudian fokus kembali menatap ke jalan
"Baiklah, tapi bisakah kamu memanggilku dengan nama seperti dulu?"pinta Alya pada Azka
" Maaf Nona, aku...."ucapan Azka terputus
"Setidaknya saat kita berdua, panggil aku dengan nama seperti dulu"ucap Alya
______________________________
Kampus tempat Alya menempuh studi manajemen bisnisnya adalah sebuah universitas swasta elite yang memiliki banyak mahasiswa dari kalangan atas sehingga keamanannya sangat ketat. Tapi Azka tetap waspada menjaga Alya karena Pagar yang tinggi dan CCTV tidak akan bisa menghentikan ancaman dari luar yang tidak terduga. Karena ancamannya bukan hanyalah sekedar penculikan seperti dulu lagi melainkan perburuan kekuasaan.
Alya mengambil program studi manajemen bisnis karena ia tau bahwa cepat atau lambat, ia harus memimpin perusahaan keluarganya. Sebelumnya ia hanya ingin menjalani hidup normal seperti kuliah, belajar, dan mungkin keluar bersama teman-temannya. Tapi takdir berkata lain, kini ia tidak bisa hidup dengan normal lagi sejak kem*tian kedua orang tuanya.
Diluar kampus, Azka memantau setiap gerakan Alya di dalam kampus dari dalam mobil. Selain menjaga Alya, Azka juga melakukan tugas lain yaitu mempelajari Laporan keuangan perusahaan milik Keluarga Alya yang ia dapatkan dari Paman Rico secara diam-diam. Ia berusaha untuk mempelajari laporan itu secepatnya karena ia tau bahwa Alya tidak akan bisa bertahan sendirian menghadapi dunia bisnis yang penuh bahaya dan tipu muslihat ini.
Setelah pulang kampus, Azka mengantar Alya untuk pulang ke Mansion Hartono dengan selamat. Kemudian ia segera memerintahkan beberapa pengawal untuk menjaga Alya dengan baik karena Kakek Alya meminta Azka untuk datang ke kantor pusat perusahaan Hartono.
_________________________________
Di ruangan besar yang di penuhi direktur-direktur berjas rapi, Azka berdiri sendirian, tanpa dasi, tanpa gelar dan tanpa kekuasaan. Namun hal itu tidak membuat Azka takut, ia tetap berdiri tegak dengan tatapan mata yang tajam seperti pis*u.
"Ini merupakan rencana akuisisi ilegal dari salah satu anak perusahaan kita yang dibocorkan ke investor luar negeri," ucap Kakek Alya sambil menunjuk ke layar proyektor "Azka, aku minta kamu membantu kita untuk memecahkan masalah ini," lanjut kakek Alya menatap Azka
Beberapa orang direktur pun tertawa mendengar ucapan Kakek Alya
"Maaf, Pak Hengky. Bagaimana bisa Anda meminta seorang pengawal pribadi cucu anda yang masih sangat muda ini untuk menangani strategi korporasi?" ucap salah satu direktur sambil tertawa
"Anak perusahaan yang Anda pimpin melaporkan kerugian 19% dalam tiga bulan terakhir, padahal ekspor logistik tidak ada penurunan sama sekali. Aku bertanya-tanya apakah anda benar tidak tau atau anda bagian dari masalah ini Tuan,"ucap Azka dengan suara yang tegas sambil menatap pria yang menertawainya itu
Ruangan pun hening seketika setelah mendengar ucapan Azka sedangkan Kakek Alya tersenyum puas.
"Lihatlah! Itu sebabnya saya meminta bantuannya. Bukan karena status tapi karena kemampuannya," ucap Kakek Alya sambil menepuk pundak Azka
Sejak saat itu, Azka memiliki tambahan pekerjaan yaitu bekerja dibalik layar. walaupun tanpa posisi formal, semua laporan audit penting kini harus melalui tangannya. Ia menyusun strategi proteksi saham, bekerja sama secara diam-diam dengan pengacara keuangan, dan melacak siapa saja yang diam-diam ingin menjatuhkan Alya melalui perusahaan.
Setiap malam Azka selalu sibuk. Setelah mengantar Alya pulang, ia akan kembali ke ruang kerjanya untuk membaca laporan dan menyelesaikan setiap masalah. Dan di sela-sela kesibukannya itu, sesekali ia akan menatap foto kecil Alya yang dia letakkan disamping monitornya.
____________________________
Suatu malam, Alya mendatanginya saat ia sedang duduk diayunan kebun belakang mansion untuk melepaskan kelelahannya. Gadis itu mengenakan pakaian tidur yang cantik namun tipis. Wajahnya terlihat kelelahan tapi tetap cantik.
"Kamu belum tidur?"ucap Alya yang duduk disampingnya diayunan
Azka segera menoleh dan segera berdiri. Namun Alya menahan tangannya dan menariknya untuk duduk kembali.
"tidak apa-apa. Tidak ada orang disini,"ucap Alya
"Saya biasa bergadang," jawab Azka
"Dulu kamu selalu menemaniku bermain. Tapi kamu sekarang selalu seperti itu. Diam terus dan gak banyak bicara lagi seperti dulu," ucap Alya kesal
"Untuk apa bicara banyak. Yang penting aku bisa membantu kamu walaupun kamu tidak tau,"ucap Azka lalu membuka jaketnya dan memasangkannya pada Alya "Jangan keluar saat menggunakan pakaian tipis seperti ini, itu tidak baik untuk kesehatanmu. Istirahatlah segera, kamu kelihatan lelah. Selamat malam,"ucap Azka kemudian pergi meninggalkan Alya
Alya menatap Azka lama , kemudian berucap sebelum Azka pergi terlalu jauh
"Tapi gimana aku bisa mengenalmu jika kamu selalu menyembunyikan dirimu? Kemana Azka yang dulu selalu ramah dan menemaniku,"ucap Alya .
"Kamu sudah mengenalku, Alya. Aku cuma pengawalmu," ucap Azka tanpa berbalik
"Kamu bukan cuma itu. Kamu satu-satunya orang yang membuatku memiliki harapan dan berani untuk maju dari setiap masalah yang ada. Kamu lebih dari itu, Azka. Aku harap kamu mengerti," ucap Alya kemudian berjalan kembali ke dalam mansionnya.
Sedangkan Azka hanya bisa berbalik dan melihat Alya yang telah berjalan pergi. Ia menghela napas kemudian menatap langit, ia ingin bicara dengan Alya. Ia ingin mengatakan bahwa ia akan selalu ada di sisi Alya, ia bisa menghadapi semua masalah untuk memastikan Alya tetap hidup, tetap bahagia, dan memiliki masa depan yang baik. Tapi ia tidak bisa lebih dari itu.
Bersambung