Menikahi Ayah Pelakor

Kini hanya tinggal Abrisam dan Maya yang berada di dalam lift.

Tatapan mereka yang tidak sengaja bertemu membuat Maya merasa canggung dan segera mengalihkan pandangannya.

"Bukankah sudah lebih dari dua puluh menit kamu sudah masuk kedalam lift?"

"Ya, Tapi Aku melamun hingga tanpa Aku sadari sudah berapa kali lift ini terus membawaku naik turun."

Mendengar hal itu Abrisam tersenyum. Memperlihatkan kembali lesung pipinya hingga membuat Maya mencuri pandang padanya.

Namun itu hanya sekilas. Karena bunyi pintu lift mengalihkan pandangan keduanya.

"Kita sudah sampai," ucap Abrisam.

Maya mengangguk dan langsung keluar lift mendahului Abrisam yang mempersilahkannya.

Abrisam terus menatap Maya hingga keluar dari kantornya.

Setelah Maya tak lagi terlihat oleh pandangannya, Abrisam baru mengingat jika ia belum mengajaknya berkenalan.

Seperti remaja yang sedang terpesona dengan kecantikan gadis yang menarik hatinya, Abrisam berlari keluar untuk mengejar Maya. Namun ia sedikit terlambat karena Maya telah menaiki taksi dan meninggalkan perusahaannya.

"Ahhhh siallll...!" ucap Abrisam yang tak berhasil mengejar taksi yang Maya naiki.

Sementara di dalam taksi, Maya kembali menangis mengingat apa yang tengah Alvin lakukan di meja kerjanya dengan wanita lain.

"Benar-benar menjijikkan?" batin Maya.

Sesampainya di rumah. Maya langsung mengemasi pakaiannya.

Ia benar-benar merasa jijik dengan apa yang ia lihat dengan mata kepala sendiri.

Tak pernah terpikirkan sebelumnya jika suami yang begitu ia percayai sanggup menghianati dirinya sebegitu kejamnya.

"Maya..."

Maya menoleh kearah pintu dimana Alvin mulai melangkah mendekati nya.

Maya yang tidak mau lagi terbuai dengan kata-kata manis Alvin,

Bergegas menutup koper dan langsung menyeretnya keluar dari kamar.

"Maya... Maya..." Alvin berlari mengejar Maya dan berdiri di hadapannya untuk menghalanginya pergi meninggalkan rumah.

Maya hanya melirik Alvin kesal, Air mata pun seolah sudah habis untuk mengisi penghianatan yang menjijikkan itu.

"Maya... Jangan pergi."

"Setelah apa yang sudah kamu lakukan di belakang ku, Kamu masih berani melarang ku pergi?" tanya Maya dingin.

"Maya..."

"Sudah berapa lama kamu melakukan ini di belakang ku Alvin?"

Maya yang memanggilnya dengan sebutan nama tanpa embel-embel Mas seperti yang ia ucapkan selama ini seolah menunjukkan kekecewaan dan rasa hormat Maya untuk pertama kalinya terhadap dirinya.

"Maya... Semua terjadi begitu saja tanpa bisa ku kendalikan. Lagi pula selama satu tahun ini, Aku tidak mengurangi rasa cinta dan kasih sayang ku terhadap mu kan, Kamu bisa merasakannya Maya."

"Satu tahun?"

Alvin terdiam. Ia baru menyadari jika dirinya kelepasan bicara.

"Sungguh bodoh sekali diriku yang tidak menyadari suami ku telah berlaku curang di belakang ku selama satu tahun. Pasti kalian berdua menertawakan kebodohan ku kan?"

"Tidak Maya... "

"Apa pengabdian dan cintaku selama ini masih kurang sehingga kamu berselingkuh dengan wanita lain?"

"Tidak Maya, Hanya saja..."

"Hanya saja Aku tidak secantik dan se liar dirinya?" ucap Maya memotong ucapan Alvin.

"Bukan itu Maya, Asal kamu tau, Vanya adalah putri dari pemilik perusahaan, Dan karena dia juga Aku mendapat posisi yang bagus di perusahaan. Itu semua demi kita juga Sayang, Demi masa depan kita, Bukankah kamu bilang ingin memiliki anak kan?"

Maya terdiam menatap Alvin. Sungguh manis kata-kata pria ini hingga siapapun yang lengah akan terbuai dengan rayuannya. Namun tidak demikian dengan Maya yang tidak bisa melupakan apa yang sudah ia lihat di perusahaan sehingga apapun yang Alvin katakan tidak sedikit pun membuat hatinya goyah untuk meninggalkan rumah.

"Maya..." Alvin masih menunggu jawaban dari Maya yang hanya terdiam menatap nya dengan tajam.

"Setelah apa yang sudah kamu lakukan, Kamu masih berharap Aku memiliki anak dari mu?"

Alvin terdiam mendengar pertanyaan dari Maya.

"Aku tidak sudi memiliki anak dari pria yang menjijikan seperti mu Alvin! dengan kasar Maya menghempaskan tangan Alvin yang terus memegangi kopernya. Kemudian ia meninggalkan rumah tanpa menoleh lagi ke belakang.

Sejak saat itu Maya tidak pernah lagi kembali ke rumah Alvin.

Alvin yang merasa begitu kehilangan sosok sang istri ketika ia pulang bekerja, Beberapa kali ia mencoba membujuk Maya untuk kembali.

Namun bukannya kembali, Maya malah melayangkan gugatan cerai untuk nya.

Alvin merasa begitu sedih menerima surat perceraian tersebut sehingga ia tidak masuk ke kantor.

Vanya yang sudah beberapa hari tidak bertemu dengan Alvin mendatangi rumahnya.

"Alvin, Kenapa sudah beberapa hari kamu tidak masuk? Kamu juga tymengankat telpon ku maupun membalas pesan ku, Apa yang terjadi Alvin?

Alvin hanya terdiam dan memberikan surat perceraian yang ada di tangannya.

"Apa ini?"

"Buka saja."

"Hah! Surat cerai?!" tanya Vanya bahagia.

"Bukankah ini bagus? Lalu kenapa kamu bersedih?" lanjutnya.

"Vanya, Tidak semudah itu."

"Apanya yang tidak mudah Alvin? Aku akan membantumu melupakannya dengan mudah, Hmm?" Vanya langsung naik ke pangkuan Alvin membuatnya bergair'ah dan membuatnya lupa kepada Maya. Dan seperti biasa, Alvin tidak dapat menolak godaan itu sehingga mereka kembali bertempur di sofa ruang tamu.

Maya yang hari itu kembali ke rumah Alvin untuk mengambil barangnya yang tertinggal harus kembali menyaksikan adegan menjijikkan itu untuk kedua kalinya. Lukanya yang masih menganga seolah kembali di siram dengan air garam hingga rasa perihnya tak bisa lagi ia tahan.

#FlasbackOff

Kini peristiwa itu telah berlalu hampir satu tahun lamanya. Namun rasa sakit yang Maya rasakan masih terasa hingga saat ini.

Ia yang sudah terpuruk begitu lama meratapi nasibnya, Kini siap bangkit dan mencari tau semua tentang wanita yang telah merusak rumah tangganya. Dan alangkah terkejutnya Maya melihat Ayah Vanya yang tak lain adalah pria yang ia temui di hari dimana ia memergoki Alvin dan Vanya berselingkuh.

"Ini kan Pria yang bersama ku di dalam lift, Jadi dia Ayah Pelakor itu." batin Maya yang menemukan foto tersebut di media sosial Vanya.

Melihat nama Ayah sang pelakor tersebut di media sosialnya.

Maya pun mengeklik nama tersebut dan mulai melihat satu persatu foto-foto yang ia unggah. Tidak ada satu foto pun yang menunjukan ia dengan seorang wanita selain Vanya putrinya.

Dengan senyuman penuh arti Maya seakan sudah mendapatkan ide apa yang akan ia lakukan untuk mbalas apa yang sudah Vanya lakukan sehingga rumah tangganya hancur berat.

"Bersiaplah! Kalian berdua akan mendapat balasan atas apa yang kalian lakukan padaku! Lihatlah bagaimana Maya yang kalian anggap sebagai wanita lugu, Bodoh dan lemah ini, Akan menjadi mimpi buruk untuk kalian...!!!"

Dengan pakain serba hitam, Maya meninggalkan rumah orang tuanya untuk memulai rencana awalnya.

Bersambung...

Di tunggu kopinya biar gak ngantuk ngetiknya 🤣