NovelToon NovelToon
Dikira MONTIR Ternyata SULTAN

Dikira MONTIR Ternyata SULTAN

Status: tamat
Genre:Konglomerat berpura-pura miskin / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Tamat
Popularitas:701.5k
Nilai: 5
Nama Author: Moms TZ

Akibat ditikung saudara kembarnya, Darren memilih keluar dari rumah mewah orang tuanya, melepas semua fasilitas termasuk nama keluarganya.

Suatu hari salah seorang pelanggan bengkelnya datang, bermaksud menjodohkan Darren dengan salah satu putrinya, dan tanpa pikir panjang, Darren menerimanya.

Sayangnya Darren harus menelan kecewa karena sang istri kabur meninggalkannya.

Bagaimana nasib pernikahan Darren selanjutnya?
Apakah dia akan membatalkan pernikahannya dan mencari pengantin penganti?

Temukan jawabannya hanya di sini

"Dikira Montir Ternyata Sultan" di karya Moms TZ, bukan yang lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moms TZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24. Konflik batin Ajeng

Ajeng merasakan badai dalam hatinya, saat hari pernikahannya dengan Darren sudah di depan mata. Awalnya memang dia menolak dijodohkan, tetapi begitu mengenal Darren, tak dipungkiri ia terpesona oleh kepribadian pemuda itu. Meskipun sebenarnya, belum ada cinta pada Darren, ia memutuskan menerima perjodohan itu lebih karena sedang berselisih dengan kekasihnya, Panji, dan dorongan kuat untuk tidak mengecewakan orang tuanya. "Aku harus bagaimana?" gumamnya dalam hati.

Keputusan untuk mempercepat pernikahan terasa seperti pelarian, bukan solusi. Namun, nasi sudah menjadi bubur. Saat ijab kabul sudah terucap, keraguan yang selama ini ditekan kembali mencuat. Ajeng merasa terperangkap. "Apakah ini sudah benar?" batinnya bertanya-tanya.

Apalagi sehari sebelum pernikahan, Panji menelponnya dan mengungkapkan bahwa dia tidak rela Ajeng menikah dengan pria lain.

Lalu, malam harinya Panji mengirim pesan pada Ajeng dan meminta untuk bertemu. Maka mereka pun bertemu di taman dekat alun-alun kota.

"Ada apa kamu meminta bertemu, Mas?" tanya Ajeng tanpa basa-basi

Panji menatap Ajeng dengan serius. "Ini tentang kita, cinta kita, Ajeng. Seperti yang aku katakan di telepon bahwa aku masih sangat mencintaimu."

"Aku tahu besok kamu akan menikah, tapi aku tidak bisa diam saja. Aku tidak bisa membiarkanmu melakukan kesalahan," ucapnya dengan nada khawatir.

Ajeng menunduk. "Kesalahan?" cicitnya dalam hati. "Tapi...aku nggak ingin mengecewakan orangtuaku," jawabnya lirih.

Panji mendekat dan memegang tangan Ajeng. "Tapi bagaimana dengan kebahagiaanmu sendiri, Ajeng? Apa kamu benar-benar mencintai pria itu?"

"Jangan bohongi dirimu sendiri. Aku tahu di hatimu masih ada cintamu yang begitu besar padaku." Panji berusaha meyakinkan.

Ajeng menarik tangannya. "Aku... aku nggak tahu, Mas. Semuanya terasa begitu rumit. Aku..." ujarnya dengan suara bergetar.

Panji menggeleng. "Tidak, Ajeng. Kamu jangan menikah disaat hatimu masih dilanda kebimbangan. Menikah bukan pelarian. Pernikahan itu sakral, kamu tidak bisa membangun pernikahan di atas dasar keraguan," tegasnya.

Ajeng menatap Panji dengan air mata berlinang. "Lalu apa yang harus kulakukan, Mas? Aku sudah terlanjur menerima. Semua orang sudah tahu. Aku nggak bisa membatalkannya," isaknya.

Panji memegang kedua bahu Ajeng. "Kamu bisa, Ajeng. Masih ada waktu. Dengarkan kata hatimu. Kalau kamu masih mencintaiku kamu harus bisa membuat keputusan?"

Ajeng terisak. "Aku... aku nggak tahu, Mas. Aku sangat bingung. Tolong, jangan membuatku semakin sulit," mohonnya.

Panji mendekat dan menatap mata Ajeng. "Aku tidak bermaksud membuatmu sulit, Ajeng. Aku hanya tidak ingin kamu menyesal seumur hidupmu."

"Apa kamu mau membangun rumah tangga dalam kebohongan? Ragamu bersamanya tapi hatimu tidak. Bukankah itu justru sangat menyakitkan?"

"Aku tidak rela kamu menikah dengan orang yang tidak kamu cintai," ungkapnya dengan tulus.

Ajeng terdiam, menatap Panji dengan bimbang.

Panji menggenggam tangan Ajeng erat meminta Ajeng untuk mempertimbangkan kembali keputusannya.. "Pikirkanlah baik-baik, Ajeng. Ada aku di sini yang sangat mencintaimu, dan kita sudah saling mengenal," ujarnya dengan nada penuh harap.

Pengakuan Panji membuat Ajeng semakin bimbang. Di satu sisi, ada Darren dengan segala kebaikannya dan harapan orang tua. Di sisi lain, ada Panji, cinta yang belum selesai dan penyesalan yang menghantui. "Ya Tuhan, apa yang harus kulakukan?" ratapnya dalam hati.

Namun, Ajeng tak bisa membuat keputusan hingga pernikahan itu terjadi.

*

Di tengah riuhnya pesta pernikahan, Ajeng duduk di antara teman-temannya. Darren sendiri sedang asyik berbincang dengan teman-temannya yang lain, tidak menyadari kegelisahan Ajeng.

Lia teman Ajeng menyenggol lengannya. "Jeng, aku nggak nyangka, kamu pacarannya sama Panji, tapi nikahnya sama orang lain?"

"Kamu beneran cinta sama dia? Bukannya hubunganmu sama Panji belum berarkhir?" tanyanya dengan penuh menyelidik.

Ajeng tersenyum tipis, tidak tahu harus menjawab apa.

Rini menimpali. "Kok, kamu diam, Jeng? Ada yang kamu sembunyiin dari kita?"

Ajeng menggeleng. "Nggak ada, kok. Kalian ini ada-ada aja. Sudah ah, jangan bahas itu," pintanya berusaha mengalihkan pembicaraan.

Maya berbisik. "Tapi Jeng, kita kan, temanmu. Kita cuma pengen tahu apa yang terjadi sebenarnya."

"Kamu yakin suamimu itu bisa membahagiakan kamu?" tanyanya dengan nada khawatir.

Ajeng terdiam sejenak, lalu menghela napas. "Aku... aku nggak tahu."

Lia mengerutkan keningnya. "Nggak tahu gimana? Atau jangan-jangan... kamu nikah sama dia karena dijodohin?" tebaknya dengan ekspresi terkejut.

Ajeng tersentak kecil. "Lia...! Please, jangan keras-keras, nanti ada yang dengar," bisiknya panik.

"Apa, dijodohin? Serius kamu dijodohin, Jeng? Hari gini masih ada aja perjodohan?" ujar Rini tidak percaya.

Ia tahu Ajeng sangat mencintai Panji, bahkan sudah berpacaran lumayan lama.

Maya berbisik lagi. "Iya, Jeng. Kenapa kamu mau dijodohin, sih? Kamu kan, punya hak buat milih pasangan sendiri. Kenapa kamu nggak nolak aja?"

"Kalian nggak ngerti. Bapakku sudah lama kenal baik sama Darren dan sudah dianggapnya anak sendiri. Untuk itu mereka pengin kami bersatu. Awalnya aku memang menolak, tapi setelah bertemu orangnya langsung, terus terang aku terpesona olehnya. Dan aku juga nggak mau mengecewakan bapakku," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

Lia memegang tangan Ajeng. "Tapi Jeng, ini hidupmu. Kamu yang jalanin. Kamu nggak bisa hidup cuma buat membahagiakan orang lain," bujuknya dengan lembut.

Rini menambahkan. "Apalagi Panji, bukankah kalian saling mencintai?"

"Kenapa kamu malah nikah sama Darren yang cuma montir? Kamu yakin dengan pilihan orangtuamu?" tanyanya penasaran.

"Iya, Jeng. Panji kan, seorang manager di perusahaan besar. Kariernya jelas lebih bagus dari Darren," sambung Lia.

"Kenapa kamu nggak pilih dia aja?" tanyanya dengan heran.

Ajeng mulai terisak. "Aku... aku bingung, aku nggak tahu apa yang harus kulakukan."

Tiba-tiba, Ajeng melihat Panji berdiri di dekat pintu keluar, menatapnya dengan penuh harap. Hati Ajeng berdebar kencang. Ia tahu, inilah saatnya untuk membuat keputusan.

Ajeng menghapus air matanya. "Maaf, teman-teman. Aku ke dalam dulu. Sepertinya aku sangat lelah, aku ingin istrirahat sejenak." Kemudian meninggalkan teman-temannya.

"Loh, Jeng, mau ke mana?" tanya seorang kerabat saat Ajeng lewat di depannya.

"Aku mau ke kamar, kepalaku agak pusing. Aku butuh istirahat sebentar."

Setiba di kamar, Ajeng duduk di depan cermin, menatap pantulan wajahnya. Lama dia terdiam dengan pikiran berkecamuk. "Sepertinya aku harus pergi. Aku nggak bisa terus-menerus dalam kepura-puraan ini. Aku nggak bisa hidup dalam perjodohan ini, dan membohongi diriku sendiri juga orang lain. Aku harus memilih kebahagiaanku sendiri," ucapnya dengan tekad yang kuat.

Ajeng kemudian keluar dari rumahnya dengan diam-diam dan menghampiri Panji yang berdiri di dekat mobil, menunggunya dengan sabar.

Ajeng memeluk Panji dengan erat dan Panji membalasnya tak kalah erat.

"Ajeng? Kamu benar-benar datang? Apa kamu sudah yakin dengan keputusanmu?" tanya Panji tidak percaya.

Ajeng mengangguk. "Ya, Mas. Aku memilihmu. Aku nggak bisa hidup tanpamu. Aku mencintaimu," ucapnya dengan tulus.

Panji mencium kening Ajeng dengan lembut. "Aku juga mencintaimu, Ajeng. Aku akan selalu menjagamu. Mari kita pergi dan memulai hidup baru bersama," ajaknya dengan senyum bahagia.

Panji menggandeng tangan Ajeng dan membawanya masuk ke dalam mobil. Mereka meninggalkan pesta pernikahan. Meninggalkan pertanyaan dan nestapa bagi orang-orang yang menyayanginya.

1
Edi Sulaiman
saran teman Nanci yg menyesatkan, bisa tmbh hancur lu nancy.
Edi Sulaiman
sepertinya Ajeng tmpk tak rela melihat mantan suaminya mau menikahi adiknya😄
Edi Sulaiman
he...he...nmpknya si Ajeng kaget ya, setidaknya stts nya saat ini jendes.

hhh
Edi Sulaiman
kamu akan menyesal Ajeng, si Panji sdh ada istri..
Edi Sulaiman
kira-kira Ajeng masih suci gk ya!?"
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: ya gak tahu😜
total 1 replies
Edi Sulaiman
Mungkin Ajeng di Guna-gunai oleh mantan nya.!?"
Edi Sulaiman
duh kok Ajeng kabur,?!".
Giantini
tinggal in aja perempuan Kya gitu panji dia GK bakalan merasa cukup...drpd km makan hati tiap hari
Wawan Rustandi
nah lo gimana tuh
Giantini
Doren emng bodoh
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: terima kasih
total 1 replies
Giantini
nancy jangan sampai nikan tau darinya bisa kacau,tp salah Doren sich terllu letoy jdi cowok
Giantini
kenapa GK balik jakarta aja Doren dasar bodoh
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: terimakasih kak, udah ngatain bodoh🫰
total 1 replies
Siti Masriati
sak karep e othor we lah, Ajeng koyo ngunu Yo lantarane othor, semangat terus , sehat2 selalu othor nya 💪
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: makasih mbake, 🫶🫰
total 1 replies
Giantini
disini Doren Kya GK ada harga d8ri banget GK bisa sama kakaknya langsung mau sama adiknya...ktanya orang Kya...
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: lah emang kenapa? di real juga banyak loh, lgpula darren kan gak cinta sm ajeng, dia nikah sm ajeng kan demi menghargai pak haris, berarti pas part ini dirimu gak baca ya, atau diskip? 🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
Giantini
Doren masih berkutat dibengkel pdhl sultan
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: itu namanya rendah hati beb, gak terpengaruh sama kekayaan orangtua, kan biasanya gitu, klo orang benar² sultan gayanya mlh sederhana. 🤭
total 1 replies
Hariyanti
cerita yg menarik dan menghibur 👍 👍👍👍 thanks ya Thor buat ceritanya 🙏🙏🙏
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: terimakasih, bintang 5 nya, 🫶🫰

klo suka baca maraton silakan menclok ke karya moms yg lain, judulnya "Dibuang Istri Dilamar Janda Kembang Tajir" sudah tamat. ceritanya gak kalah seru loh
total 1 replies
Hariyanti
sdh tamat ternyata 😳
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: huumm, kisah panji dan ajeng ada di karya baru, tp nama mereka moms ganti demi menghindari kesamaan🤭
total 1 replies
Hariyanti
🙀🙀🙀🙀🙀 Thor mah tega😔 kenapa jg lahir di mobil 😳
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: buat seru seruan, tp itu real loh ada kok🤭
total 1 replies
Hariyanti
mami Mia mah aneh 🤔 harusnya bersyukur mantu ga ada yang matre🤔coba kalo dpt model nancy sama Ajeng😳😳😳😳
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: pusing tujuh keliling😜
total 1 replies
Hariyanti
hebat masih mau nengok siluman ular 😒 kalo aku sih ogah banget 😔
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: ya bagaimanapun ajeng kan kakaknya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!