Gimana perasaan kalian disaat ada seorang wanita, sedang berjuang mencari nafkah keluarga di negeri orang, harus menelan pil pahit mendengar kabar sang anak terlantar, sedangkan sang suami memilih menikah lagi dengan kekasih lama nya .
Penderitaan tak selesai begitu saja, ketika sang mantan suami memilih mengabaikan anak kandungnya, dan mencurahkan seluruh kasih sayang kepada sang anak tiri, Dia berusaha kuat dan bertahan demi sang buah hati, Di tengah gempuran rasa cemburu yang masih ada di hatinya, melihat kemesraan sang mantan yang dia lihat setiap hari.
Hingga kesedihan berangsur terobati dengan kehadiran sosok dokter, yang menangani sang anak saat itu, Kedekatan Dokter Nino dengan Devan bagikan ayah dan anak, membuat sang ayah kandung cemburu dan menaruh rasa iri dengan kehidupan sang mantan istri.
Next langsung baca bab bab selanjutnya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ꧁ঔৣ☬Rmls☬ঔৣ꧂, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
perjodohan
Susana di rumah Risa sedikit sibuk, setelah menunaikan ibadah sholat subuh, Risa segera menyiapkan diri untuk pergi ke pasar, yaa dia akan berbelanja kebutuhan dapur untuk acara syukuran hari ini.
Setelah selesai wanita itu mengambil tas dan bersiap untuk keluar rumah, namun disaat melewati ruang keluarga, sorot matanya tak sengaja melihat Nino dan sang putra masih tertidur dengan pulas nya.
Ingin rasanya Risa membangunkan, namun itu hanya akan memakan waktu, sedangkan dia sendiri harus bersiap ke pasar untuk membeli beberapa kebutuhan, untuk di olah di acara selamatan mobil barunya.
Dengan berat hati wanita itu meninggalkan kedua pria itu, Risa memilih menggunakan motor bebek miliknya, yang biasa di gunakan bude untuk ke minimarket Mereka.
"Uhhhhh" Suara lenguhan Nino mulai mengumpulkan nyawa.
Butuh beberapa detik untuk membuka kelopak matanya dengan sempurna, disaat berhasil terbuka terlihat pemandangan indah yang menyambut harinya.
Divan masih tertidur di dekapan Nino dengan ekspresi cute nya, dengan iseng pria itu mencolek pupuk chuby sang bocah, berharap Divan terbangun dari tidurnya.
"Divan bangun" Bisik Nino di dekat telinganya, membuat Divan sedikit terganggu dan menangis.
"Hey kok menangis, cup cup cup maafin papa yaa"Nino nampak panik melihat respon Divan, yang menagis di pelukannya.
"Hey you boy?" tanya Nino mencoba menenangkan sang putra.
"I'am ok papa" Jawab Divan dengan lancar membuat Nino tersenyum.
"Loh cucu nenek sudah bangun, nak Nino apa gak kerja?" Tanya bude kepada dua pria yang baru bangun itu.
"Kerja bude, sebentar lagi mungkin" jawab Nino dengan senyum ramahnya, membuat bude tersenyum tapi tidak dengan Divan, bocah kecil itu langsung mengerutkan bibirnya.
"Ehh, kok bibirnya di gituin sih, jadi jelek loh" Ucap Nino terkekeh melihat tingkah lucu sang anak.
"Divan sama nenek dulu yaa, biar papa kerja dulu" Bujuk bude kepada sang cucu yang tengah ngambek.
"Nanti habis kerja papa kesini, kan kita mau jalan jalan sama mama, sama nenek kan" Bujuk Nino berhasil mengubah raut wajah sang putra.
"Anji?" Tanya Divan dengan mengangkat jari kelingkingnya.
"Janji".
Setelah membujuk Divan, Nino bersiap siap dan berpamitan dengan bude dan Divan tentunya, sebenernya berat bagi Nino yang merasa nyaman bersama Divan, entahlah pria itu seperti mendapat semangat dan kesenangan tersendiri, saat bersama Divan.
Tak butuh waktu lama untuk mobil mewah Nino meluncur, Kendaraan mewah itu telah sampai di sebuah rumah mewah bergaya modern clasic.
Dia pun memakirkan mobil di samping deretan mobil mobil mewah lainya, namun ada satu mobil yang Nino hafal betul bukan milik dari keluarga ini.
Tak mau berfikiran negatif, dia pun segera memasuki rumah itu dengan langkah cepat nya, dia berjalan dengan sedikit terburu-buru karena akan ada jadwal piket dirinya siang ini.
"Nino darimana saja kamu nak" Tanya seorang wanita dengan begitu Kawatir melihat Nino.
"Assalamualaikum Tan, maaf Nino tidak izin terlebih dahulu, Nino menginap di rumah teman semalam" Jawab Nino dengan mencium tangan wanita yang sudah dia anggap ibunya itu.
"Jangan pernah lari dari masalah Nino !!!!!"Teriak seroang pria dari belakang yang Nino sangat bahwa itu papa nya.
"Udah dong Zein, Nino nya baru pulang juga kan, biarin dia mutusin sendiri keputusannya dia udah dewasa"
"Kamu dan Anton terlalu memanjakan dia Maria, sampai-sampai dia membangkang seperti ini" Teriak Zein dengan menatap tajam adik dari mantan istrinya itu.
"Stop, Nino bukan boneka Zein dia berhak memutuskan sendiri" Jawab Maria tak kalah lantang.
"Jangan pernah urusi urusan ku Maria" Ancam Zein dengan tatapan tajam.
"Pergi dari rumah ku atau mati!!!!!" Ancam Maria mengusir adik iparnya itu untuk keluar.
Sebenarnya Zein belum puas, namun dia juga tak cukup nyali jika berurusan dengan queen tambang itu, yang bisa melakukan apa saja dalam sekejap mata.
Setelah sang papa pergi, dengan cepat Nino menaiki tangga berjalan menuju kamarnya, disana pria tampan nan kekar itu menangis meratapi durinya.
Pria itu Sungguh tak habis pikir dengan sang papa, yang selalu menjual nama besar Wijaya dan memperalat dirinya, apalagi setelah dia lulus dari universitas kedokteran dan mengambil alih seluruh rumah sakit, peninggalan mendiang sang mama .
Pria itu semakin menjadi jadi dan terobsesi, menjodohkan dirinya dengan anak perempuan selingkuhan nya, dengan tegas Nino menolak dengan penghinaan di depan keluarga besar dan sang papa.
Sejak saat itu Nino dan wanita sang papa bersitegang, hingga dia mengambil seluruh fasilitas wanita itu yang telah diberikan sang papa, bahkan dengan tega Nino juga memecat sang papa dadi jabatan kebanggaan nya.
Membuat Zein murka dan semakin getol menjodohkan Nino, namun sayang Nino yang sedari remaja di rawat di bawah bayang-bayang kelurga Wijaya, dengan tegas menolak dan melawan.
"You ok?" tanya seseorang dari belakang membuat Nino mendongakkan kepalanya.
"I'am fine"
"Semalam Lo kemana?" Tanya Rama mencoba mengajak mengobrol sepupu yang sudah dia anggap sebagai kakak itu.
"Kerumah temen" Jawab Nino dengan wajah masih menunduk.
"Apa Lo menyukai nya?" Tanya Rama langsung mendapat tatapan tajam dari Nino.
"Kamu memata - matai ku ?" Tanya Nino hafal betul dengan kebiasaan sang adik suka mengikuti orang.
"Tentu saja, aku takut kamu dalam bahaya" Jawab Rama dengan santai.
"Bocah itu sangat lucu aku suka, ibunya juga cantik sih Korea Korean gitu" Tambah Rama semakin menambah kesal Nino.
"Jangan Coba-coba menggangu nya atau kau akan menyesal" ancam Nino malam membuat Rama tersenyum meremehkan.
"Ancaman bagi ku adalah perintah, tapi tenang saja aku akan mendukung mu, jadi jangan berfikir kotor aku melukai mereka"
"Aku pegang kata kata mu, sekarang keluar dari kamar ku, aku butuh waktu sendiri" Usir Nino dengan tegas.
"Dih yaa kali gue di usir dari rumah gue sendiri"
"Rama putra Wijaya!!!! " Teriak Nino membuat Rama bangkit dari duduknya berlari keluar dari kandang singa.
.
.
.
.
"Assalamualaikum" ucap Risa membuka pintu dengan kedua tangan sibuk membawa beberapa kantong kresek.
Namun sayang tak ada sahutan dari dalam, Risa pun meletakkan barang belanjaan di dapur berjalan menuju ruang keluarga, benar saja dia menemukan sang putra tengah asik dengan buku gambar nya.
"Loh Divan kok sendiri?" Tanya Risa dengan sedikit terkejut melihat sang putra sendiri tanpa ada pengawasan.
"Oma di oilet, papa kelja " Jawab Divan masih sibuk dengan kegiatannya.
"Ohhh Divan sedih gak, ditinggal papa?" Tanya Risa segera dibalas gelengan dari Divan.
"Papa ental Cole cini lagi, Adi Ivan Ndak angen" Jawab Divan dengan celoteh cadel nya.
"Ohh yasudah Divan main sendiri dulu yaa, mama sama bude mau masak dulu buat selamatan mobil divan dulu yaa, nanti setelah itu kita jalan jalan oke" Ucap Risa dengan mengangkat kedua jempolnya.
"Oce mama"
bersambung.
jangan lupa like coment and faforit 😁🙏.
Ceritanya agak lambat yaa onel agak sibuk
