NovelToon NovelToon
Secretly Loving You

Secretly Loving You

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintapertama / Nikahmuda / Tamat
Popularitas:9.7M
Nilai: 5
Nama Author: ErKa

"Dear hati ...

Mengapa kau begitu buta? Padahal kau tahu dia sudah berkeluarga. Mengapa masih menaruh harapan besar kepadanya?"

Hati tak bisa memilih, pada siapa ia akan berlabuh.

Harapan untuk mencintai pria yang juga bisa membalas cintanya harus pupus begitu ia mengetahui pria itu telah berkeluarga.

Hatinya tak lagi bisa berpaling, tak bisa dialihkan. Cintanya telah bercokol terlalu dalam.

Haruskah ia merelakan cinta terlarang itu atau justru memperjuangkan, namun sebagai orang ketiga?


~Secretly Loving You~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErKa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 5 - Selamat Datang Kebebasan

Jika ditanya, bagaimana kesanku di hari pertama bekerja? Jawabannya adalah luar biasa melelahkan. Apalagi ditambah dengan mentor yang sangat menyeramkan. Tubuh begitu lelah, namun otak berkali-kali lipat lelahnya. Rasanya begitu remuk redam, baik dari luar maupun dalam.

Pak Armand begitu ambisius. Memaksaku untuk memahami ketiga jobdesk sekaligus. Otakku yang masih fresh graduate ini seakan-akan ngelag, tidak bisa diajak berpikir berat-berat. Aku hanya bisa mencatat, tanpa bisa memahami terlalu dalam makna dari materi yang kucatat.

Semua mata kuliah yang kudapatkan di perguruan tinggi seakan sia-sia. Tidak ada satu pun yang bisa kugunakan di pekerjaan ini. Benar-benar murni mempelajari hal baru dari awal sampai akhir. Aku lulusan sarjana ekonomi. Kupikir, ilmu yang kudapat akan berarti, namun nyatanya tidak seperti itu.

"Hari ini cukup sampai disini. Pelajari ulang materi hari ini. Besok kita langsung praktek."

Huft!! Rasanya aku ingin melempar tubuhku ke kasur dan meluruskan punggungku yang pegal. Lega sekali rasanya. Pelajaran hari ini telah diakhiri.

Pak Armand membereskan berkas-berkas di atas meja dan mulai mematikan laptop. Gerakan itu seolah-olah mengusirku secara halus.

"Apa saya boleh pulang atau ada hal lain yang harus saya kerjakan Pak?"

"Pulang. Sudah malam."

Seharian aku tidak memegang ponsel. Begitu masuk ke ruang Pak Armand, rasanya begitu sulit untuk keluar. Berjam-jam diisi dengan materi pekerjaan. Kami hanya beristirahat sebentar untuk makan siang. Itupun tetap dilakukan di dalam ruang. Aku bagaikan pengantin yang tengah dipingit. Tidak bisa kemana-mana.

Pak Armand melirik jam yang melingkar di lengan kiri. Aku tengah membereskan catatan dan bersiap untuk keluar ruangan.

"Siap-siap. Aku akan mengantarmu," putusnya beberapa saat kemudian.

"Ah, tidak perlu Pak. Saya akan naik ojek saja ...."

"Tadi berangkat naik apa?"

"Diantar orangtua Pak ...."

"Kalau begitu, aku yang akan mengantarmu sekarang. Bereskan barang-barangmu. Aku tunggu di bawah." Tanpa menunggu jawabanku, pria itu melenggang pergi begitu saja.

"Haaaahhh ...." Kuhirup napas dalam-dalam. Mengisi paru-paruku dengan oksigen secara rakus.

Berada di dalam ruang tertutup selama berjam-jam bersama Pak Armand benar-benar menghabiskan stok oksigen di udara. Sungguh dia pria yang sangat mengintimidasi.

"Aku kuat!! Aku hebat!! Aku anak ayah ibu yang luar biasa!! Aku pasti bisa bertahan di kantor ini!!" ucapku menyemangati diri. Kebiasaan yang sulit hilang meskipun umur sudah dewasa.

Mengingat ucapan Pak Armand, aku segera bergegas membereskan barang-barang dan turun ke lantai pertama.

Di banking hall aku tidak melihat keberadaan beliau. Ah, mungkin Pak Kaku hanya bermulut manis saja. Dia tidak benar-benar ingin mengantarku. Lagian aku juga tidak berharap untuk diantar. Bisa dibayangkan bagaimana canggungnya kita di sepanjang jalan. Membayangkannya saja sudah membuatku tak nyaman.

Kulanjutkan langkah kaki ke area parkiran. Bersiap untuk mencari ojek offline. Langkah kakiku terhenti begitu melihat pemandangan di depan mata. Di parkiran, aku melihat pemandangan yang cukup ganjil. Pak Armand tengah berbicara dengan kedua orangtuaku yang tampaknya sedari tadi telah menunggu. Kulihat ponsel. Ternyata waktu sudah menunjukkan pukul setengah sembilan. Astaga, sudah semalam ini. Kupikir masih pukul tujuh.

Aku bergegas menghampiri mereka. Melihatku mendekat, ketiganya langsung memperhatikanku.

"Sudah selesai Nduk?" Ibu langsung menghampiri dan menggandeng tanganku.

"Enggeh Bu." Mataku tak lepas menatap Pak Armand yang juga tengah menatapku. Aku begitu penasaran dengan pembicaraan yang dilakukan ketiganya. Dari karakternya yang kaku, aku masih tidak menyangka beliau mampu menyapa kedua orangtuaku.

"Kenapa Ibu belum pulang? Kenapa menungguku?"

"Dari tadi kami sudah meneleponmu belasan kali, tapi tidak kamu angkat. Kata pak satpam, kamu lagi lembur. Kami memutuskan untuk menunggu."

"Tapi ini sudah malam banget Bu. Harusnya Nay ditinggal saja ...."

"Mana mungkin kami meninggalkan anak semata wayang kami pulang sendiri."

"Nay sudah dewasa Bu ...."

"Sudah, sudah, jangan berdebat. Ini sudah malam. Sebaiknya kita pulang."

Ayah berbalik menghadap Pak Armand. "Kalau begitu, kami pamit dulu Pak. Terima kasih sudah menjaga putri kami. Dia anak yang ceroboh. Mohon maaf kalau ke depannya akan sering merepotkan ...." Basa-basi itu berlanjut selama lima menit ke depan hingga akhirnya kami pulang.

***

"Bosmu baik Nduk."

"Memang tadi ngobrol apa aja Yah?" Kami sedang di perjalanan menuju rumah. Sedari tadi aku menahan diri untuk tidak bertanya. Syukurlah, Ayah membuka pembicaraan lebih dulu.

"Tadi dia meminta maaf karena harus membuatmu lembur sampai malam. Mungkin seterusnya akan seperti ini. Untuk ukuran seorang bos, dia sangat sopan. Paket lengkap. Sudah gagah, sopan, seorang bos lagi. Dia sudah menikah Nduk?" Ayah mengalihkan pandang padaku sejenak, sebelum menatap jalanan lagi.

"Ah, mana Nay tau Yah? Kalau pun belum menikah, memang apa hubungannya dengan Nay?" Mendapat pertanyaan seperti itu entah mengapa membuat jantungku berdegub kencang. Sepertinya aku bisa menerka jalan pikiran orangtuaku.

"Ya, siapa yang bisa menolak punya mantu paket lengkap."

"Iya Yah, Ibu juga setuju. Putri kita juga sudah cukup umur. Kalau menikah dengan laki-laki seperti itu, Ibu juga akan ikhlas." Ibu berkata dengan sangat antusias. Matanya berbinar-binar, seolah-olah membayangkan anak semata wayangnya tengah bersanding di pelaminan.

Duh, orangtuaku kalau bermimpi kenapa terlalu tinggi sih? Bagaimana mungkin mengharapkan anaknya yang kampungan ini bersanding dengan seorang bos? Lagian siapa yang mau menikah dengan manusia kaku dan dingin itu? Hidupku pasti akan dingin dan merana. Setiap hari dipenuhi dengan aturan dan perintah. Bisa-bisa aku mati berdiri. Hah, membayangkannya saja sudah membuatku bergidik ngeri.

"Duh, jangan mimpi aneh-aneh Bu. Mana mungkin seorang bos mau sama Nay yang anak kampung ini. Ibu ada-ada saja." Aku mengakhiri pembicaraan malam itu.

***

"Nduk, bosmu tadi bilang mungkin tiap hari kalian akan pulang malam. Karena jarak rumah ke kantor jauh, dia menyarankan agar kamu ngekos saja."

Aku yang tengah asyik menscroll layar ponsel langsung mengalihkan pandangan ke Ibu. Meskipun sudah dewasa, hampir setiap malam tidurku selalu ditemani Ibu.

"Memang Nay dibolehin ngekos?" pancingku. Selama tiga setengah tahun menempuh pendidikan di Universitas Jember, Ibu dan Ayah selalu melarangku untuk ngekos. Alhasil, hampir setiap hari beliau mengantarku pulang pergi. Apakah kali ini aku akan mendapat kebebasanku sebagai wanita yang sudah dewasa?

"Tadi Ayah dan Ibu sudah rundingan. Keputusan yang berat." Ibu menghela napas panjang, sebelum melanjutkan, "kami mengijinkanmu untuk ngekos ...."

Horeeee!!! Terima kasih Pak Kaku!! Akhirnya aku mendapat kebebasanku!! Horeeee!! Horeeee!!

Rasanya aku ingin berjingkrak-jingkrak untuk mengekspresikan rasa senangku. Untuk pertama kalinya aku merasa berhutang budi kepada Pak Kaku, eh Pak Armand maksudnya.

Selamat datang kebebasan.

***

Happy Reading 😘

NB : Sampai ketemu hari Senin ya 😚 Mohon maaf update belum bisa teratur. Masih ngurusi novel di sebelah. Semoga nantinya bisa lebih lancar lagi updatenya 🙏🙇‍♀️ Sehat-sehat kesayangan semua. Makasih sudah bersedia mampir ya. Calangeyoooohh 😚😚😚🤗🤗🤗

1
Endang Sulistia
bagus banget Thor...
Endang Sulistia
huuff...akhirnya sadar juga si nadya
Endang Sulistia
ada ya cewek kayak Nadya.,pengen aja nampol pala nya biar normal
Endang Sulistia
BESTie Abang si nay rupanya
Endang Sulistia
gak mungkin ...mencurigakan
Endang Sulistia
gini kan enak...rame jadinya
Endang Sulistia
kenapa nih si Nadya?
Endang Sulistia
jaga martabat ortumu nay..
Endang Sulistia
duuaarr...jedder..
Endang Sulistia
ngilu aku..
Endang Sulistia
Arsa,arka arman
Endang Sulistia
padahal bahu yg sebelah blom kena iler tuh 🤭🤭
Endang Sulistia
gak papa Thor..dijelasin aku pun bingung, yg penting ngertilah...🤭🤭🤭
Endang Sulistia
cie..cie...masnya tau aja
Endang Sulistia
arab maklum 🤪🤪🤪
Endang Sulistia
biar besok besok si Arsa dah gak banyak kerjaannya trus bisa deh di ajak jalan2 Ama si bos. 😘😘😘
Endang Sulistia
kejam banget si mas Arman...Arsa kan pengen kencan 🤭🤭🤭
Endang Sulistia
heran sama yg marah2 sama anak baru, namanya dia masih baru ya pasti masih grogi lagi pula yg lama aja masih aja ada yg khilap..
Endang Sulistia
si Arsa ...gayanya mau bebas, eh baru sehari dah ketakutan 🤭🤭🤭
Endang Sulistia
aturan dari si bos kaku itu..bukan dari perusahaan 🤭🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!