Hi readers, dukung terus penulis ya. ini karyaku yang kedua setelah ' Terimakasih untuk, lukaku'. berikan saran ya, supaya penulis bisa menulis lebih baik di tulisan berikutnya.
Tulisan ini bercerita tentang kehidupan seorang gadis dan seorang pria yang berbeda status soaial. Tapi meninggalkan satu tali yang harus mempertemukan mereka. Tanpa kesengajaan mereka sudah menyandang status orang tua.
Ira Kusuma, gadis desa yang pintar, tapi sangat pendiam dan tidak gampang untuk bergaul. Karena keadaan tidak sadar tuannya sudah meninggalkan satu nyawa dirahimnya, yang tidak diketahui oleh sang tuan.
Marcel Sanjaya, Seorang pengusaha sukses, kaya raya dan berwajah tampan. istrinya seorang wanita cantik model papan atas. Laki-laki yang sudah memporak - porandakan hidup Ira.
Satrio atau Rio, anak yang awalnya tidak diharapkan kehadirannya, ternyata berkah terindah buat semua keluarganya.
Bu Ani, ibu dari Ira yang selalu menemani anaknya dalam susah dan sedih.
Bu Clara, orang tua Marcel yang baik pada semua orang tanpa melihat status.
Pak Kamal, orang yang bekerja dirumah Marcel dan banyak membantu Ira dan ibunya.
SELAMAT MEMBACA YA, SEMOGA SUKA🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Neo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 6 BERTEMU IBU ALMA
Ditempat lain Bu Ani, Ira dan Satrio sedang berada di taxi online menuju mall xx.
"Satrio senang dong jalan-jalan, nanti kita main di time zone dulu ya ma", celoteh anak itu terus
"iya, nanti main dulu, yang penting jangan bandel ya."
"itu apa ma, itu apa nek" sepanjang jalan dia bertanya yang dia lihat. Satria adalah anak yang cerdas dan IQnya sangat tinggi.
Setelah perjalanan sekitar setengah jam mereka sudah sampai didepan mall xx. Dan seperti yang dijanjikan ibu Alma sudah menunggu mereka bersama cucunya.
"Ani, Ira," teriaknya saat melihat rombongan ibu Ani.
Mereka sangat terharu karena sudah lama tidak ketemu. saling berpelukan dan bertangisan.
Dan setelah selesai bersalaman dan berpelukan karena sudah lama tidak ketemu mereka pun memutuskan untuk makan bakso dulu.
"Rio sudah besar ya Ra, tidak terasa dan Ira juga tambah cantik banget karena sedikit gemukan dibanding dulu," ucap ibu Alma menatap Satrio dan Ira bergantian.
"iya Bu, sekarang sudah bawel banget" jawab Ira antusias.
"ganteng lagi ya, tetap bawa darah bapaknya" ucapnya agak pelan.
Ira dan Bu Ani hanya tersenyum. dan setelah itu mereka pun makan bakso yang dibayari oleh Ira.
Setelah selesai makan bakso Ira ingin mengajak Satrio ke time zone seperti janjinya tadi.
"Bu, habis ini kita ke time zone ya," Ira minta persetujuan ibunya.
"gimana kalau. aku sama Bu Alma nunggu disitu aja," menunjuk dekat parkiran mall.
"iya Ra, aku masih kangen sama mama kamu, kangen cerita banyak, biarlah yang muda yang ke time zone"
"kalau begitu kami bertiga aja yang ke time zone"
"iya nak," jawab ibu Ani.
"ok, satu jam lagi kita ketemu disini ya"
"ok, ayo anak-anak"
Begitu Ira dan Satrio juga cucunya Bu Alma pergi Bu Ani dan Bu Alma tertawa dan senyum.
"Rio sebesar itu keluarga majikanmu sama sekali belum tahu"
"belumlah karena kami ngga ada niat beritahu juga Alma" Bu Anik terlihat menarik nafas panjang.
" untuk apa, biarlah dia tumbuh tanpa ayah, karena masih ada nenek dan mamanya yang kuat"
"iya sih, takutnya malah mereka menuduh kita mengincar harta mereka, ya tau ajalah kalau orang kaya"
"iya Al, apa lagi sekarang den Marcel pasti sudah bahagia dengan non Ingrid"
"pacarnya"
"iya dulu, pasti sekarang sudah menikah, kemarin ngga sengaja nonton gossip ada non Ingrid cerita tentang pernikahannya,
ohhhh, iyalah sudah hampir lima tahun juga"
"memang lebih baik begini ya, tidak ada resiko juga buat Rio. seandainya kita kasih tahu bisa aja mereka menerima Rio tapi pasti memisahkan Rio dari kita doank,"
" iya Al, mengingat keluarga itu membuat aku jadi ingat penderitaan Ira" airmata ya sudah menetes." sebenarnya nyonya besar itu sangat baik, tidak pernah menganggap rendah kita begitu juga suaminya. kalau den Marcel sih cuek orangnya tapi baik juga, hanya saja mungkin sudah jalannya begini."
"udahlah, jangan ingat-ingat. sekarang Rio sudah besar, itu masa depan kamu dan ira, yang jaga kamu dihari tua"
"iya benar"
"kalau kamu sendiri gimana Al sekarang,"
"ya beginilah, momong cucu, aku sudah tidak boleh kerja sama anakku"
"sama donk, aku juga momong cucu tapi pagi aku dagang nasi uduk depan rumah"
"ohhh lumayan donk"
"ya begitulah, lumayanlah, gajinya Ira bisa disimpan dikit."
"Ira sudah kerja sekarang,"
"sudah Al, iya lumayanlah, dia bekerja di pabrik garmen"
"berarti sekarang kamu sudah senang ni, aku juga akan berpikir untuk jualan deh depan rumah"
"iya Al, kalau di depan rumah kan bisa sambil momong cucu"
"nanti aku bicarakan deh sama anakku"
"modal nasi uduk itu tidak besar kok Al"
"iya , sekitar lima ratus aja sudah cukup"
"inilah untungnya ketemu teman ni, bisa berbagi pengalaman"
"iya Al, saya juga dulu kalau tidak ketemu kamu mungkin sudah menyerah, dan bisa jadi Ira menggugurkan kandungannya."
Tidak terasa sudah satu jam mereka bercerita dan berbagi pengalaman. Dan dari jauh mereka sudah melihat Ira dan kedua anak itu.
"tuh mereka sudah datang"
"iya ngga berasa ya berarti sudah satu jam"
"hahaha keseruan ceritanya"
"nenek" teriak Rio sambil berlari
"jangan lari Rio, hati-hati," nenek Ani bangkit berdiri dari duduknya , dia sangat khawatir kalau cucunya lari ditempat umum, gimana kalau mobil datang tiba- tiba, atau ada motor yang ugal-ugalan.
"permainannya seru nek, banyak lagi, aku bisa balapan. mama tadi kalah," celotehnya setelah direngkuh oleh neneknya. dia sama sekali tidak pusing dengan kekhawatiran neneknya.
"ohhh seru ya, tapi lain kali jangan lari-lari ya, nenek khawatir nak"
"iya nek"
"Ra ibu Alma sekarang ternyata sudah tidak kerja lagi, makanya tadi saya cerita jualan nasi uduk sama dia. lumayan buat hidup sehari-hari," jelas Bu Ani begitu Ira dan cucu ibu Alma sudah tiba.
"iya Bu, lumayan lho", Ira juga antusias.
"kalau kamu mikirin modalnya mungkin bisa dipinjami sama Ira, dia lagi ngumpulin pengen beli motor'
"iya Bu, boleh. saya masih belum cukup juga duitnya"
"iya deh, aku pikirkan dan tanya anakku dulu ya. kalau tinggal modal nanti aku hubungi kalian"
"ya sudah Bu, sudah sore kita pulang dulu" ajak Ira ke mamanya.
"iya nak, pulang yo",
"jangan sungkan datang ya Al, siapa tahu aku bisa bantu"
"makasih ni, kamu selalu peduli"
"sama-sama, kami pulang dulu"
"ibu ini sedikit ongkos pulang, saya sudah ada gaji, terimakasih ya pertolongan ibu," Ira memberikan uang kepada ibu Alma dan juga cucunya.
"sama-sama nak, ibu ikhlas menolong waktu itu,"
"saya tahu Bu" jawab Ira sambil memeluk ibu Alma.
Dan akhirnya mereka berpisah untuk pulang kerumah masing- masing.
klo g mau lg msk ke hotel prodeo