NovelToon NovelToon
Dibalik Istana Naga

Dibalik Istana Naga

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Romansa / Fantasi Wanita / Harem / Balas Dendam / Enemy to Lovers
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Black _Pen2024

Untuk membalaskan dendam keluarganya, Swan Xin menanggalkan pedangnya dan mengenakan jubah sutra. Menjadi selir di Istana Naga yang mematikan, misinya jelas: hancurkan mereka yang telah membantai klannya. Namun, di antara tiga pangeran yang berebut takhta, Pangeran Bungsu yang dingin, San Long, terus menghalangi jalannya. Ketika konspirasi kuno meledak menjadi kudeta berdarah, Swan Xin, putri Jendral Xin, yang tewas karena fitnah keji, harus memilih antara amarah masa lalu atau masa depan kekaisaran. Ia menyadari musuh terbesarnya mungkin adalah satu-satunya sekutu yang bisa menyelamatkan mereka semua.
Langkah mana yang akan Swan Xin pilih?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black _Pen2024, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5 Memori dan Peringatan.

Prajurit Bayangan itu tidak mengatakan apa-apa. Ia hanya mengangguk sekali, lalu berbalik dan melangkah ke dalam badai salju. Swan Xin menarik kerudung jubahnya lebih erat, udara dingin terasa menusuk tajam saat ia mengikuti langkah senyap di depannya. Gulungan peta dan daftar nama terasa berat dan dingin di genggamannya, sebuah beban yang telah ia nanti selama delapan tahun.

“Kita mau ke mana?” tanya Swan, suaranya nyaris ditelan oleh siulan angin.

“Markas,” jawab Prajurit Bayangan itu singkat, tanpa menoleh. “Komandan Lei ingin memberikan pengarahan terakhir secara langsung.”

Mereka berjalan menuruni lereng yang curam, jalur yang tersembunyi di balik bebatuan dan semak belukar yang membeku. Tidak ada jalan setapak yang terlihat, namun prajurit di depannya bergerak dengan keyakinan seekor serigala gunung yang hafal setiap jengkal wilayahnya. Setelah hampir satu jam berjalan dalam keheningan, mereka tiba di depan sebuah tebing batu raksasa yang tampak tak tertembus. Prajurit itu meletakkan tangannya pada sebuah tonjolan batu yang tampak biasa saja, lalu menekannya dengan urutan tertentu. Terdengar bunyi gemeretak pelan, dan sebagian dari dinding tebing itu bergeser ke dalam, menyingkap sebuah lorong gelap yang lembap.

“Setelah ini, Anda, Nona Xin,” katanya. dingin tapi hormat.

Udara di dalam gua terasa pengap dan berbau lumut basah. Obor yang terpasang di dinding batu menyala dengan api yang berkedip-kedip, menciptakan bayangan-bayangan menari yang menakutkan. Suara tetesan air yang jatuh dari stalaktit menggema di lorong yang sunyi. Mereka berjalan lebih jauh ke dalam perut gunung, dan suara-suara lain mulai terdengar: denting logam yang diasah, gumaman percakapan bernada rendah, dan derap langkah kaki yang teratur.

Lorong itu terbuka ke sebuah gua yang sangat besar. Puluhan Prajurit Bayangan bergerak dengan efisiensi senyap, beberapa membersihkan senjata, yang lain mempelajari peta-peta yang terbentang di atas meja-meja batu. Tempat ini adalah jantung dari operasi rahasia, sebuah sarang yang tersembunyi dari mata dunia. Di tengah ruangan, seorang pria paruh baya dengan bekas luka melintang di pipi kirinya berdiri tegak, tangannya bertumpu di atas sebuah meja besar. Matanya setajam elang, dan kehadirannya memancarkan otoritas mutlak.

“Komandan Lei,” ucap pemandu Swan dengan hormat, menundukkan kepalanya.

Pria itu mengangkat kepalanya. Tatapannya mendarat pada Swan, menilainya dari ujung rambut sampai ujung kaki. “Jadi, ini dia senjatanya,” gumamnya, suaranya serak dan dalam. Dia memberi isyarat agar Swan mendekat. “Kau terlihat persis seperti Ibumu, tapi matamu… itu mata Jenderal Xin.”

“Aku di sini bukan untuk membahas silsilah keluargaku, Komandan,” balas Swan dingin, meletakkan gulungan yang diberikan padanya di atas meja. “Aku di sini untuk menerima perintah.”

Komandan Lei tersenyum tipis, sebuah senyuman yang tidak mencapai matanya. “Bagus. Tidak ada waktu untuk basa-basi.” Dia menunjuk ke arah gulungan yang baru saja diletakkan Swan. “Kau sudah melihatnya?”

“Secara sekilas.” Swan membuka gulungan itu lagi. Empat nama tertulis dengan tinta hitam pekat. “Jenderal Zen, Menteri Su Yang, Raja Zhao… dan yang keempat, hanya ditulis 'Dalang Sejati'.”

“Tepat sekali,” kata Komandan Lei. Ia menunjuk nama pertama dengan jari telunjuknya yang kasar. “Jenderal Zen. Dia adalah pedangnya. Eksekutor di lapangan. Orang yang paling terlihat. Balas dendam pribadimu dimulai dan berakhir padanya.” Jarinya bergeser ke nama kedua. “Menteri Su Yang. Dia otaknya. Ahli fitnah dan manipulasi dokumen. Dia yang membuat pembantaian itu terlihat sah di atas kertas.”

“Dan Raja Zhao?” tanya Swan, alisnya sedikit berkerut. Raja Zhao adalah adik kandung Kaisar.

“Dia adalah ambisinya,” jawab Lei tegas. “Dengan Jenderal Xin tersingkir, pertahanan ibukota melemah. Raja Zhao dan pasukannya di perbatasan timur punya jalur yang lebih mulus untuk merebut kekuasaan jika waktunya tiba. Ketiganya adalah serigala dalam satu kawanan.”

“Lalu siapa Dalang Sejati ini?” desak Swan. “Siapa yang memegang rantai mereka?”

“Itulah misi utamamu yang sebenarnya, Nona Xin,” sahut Komandan Lei, menatap lurus ke mata Swan. “Tugasmu di istana bukan sekadar balas dendam. Membunuh Zen dan Su Yang itu mudah. Tugasmu adalah menyusup, mengamati, dan mengidentifikasi siapa dalang di balik semua ini. Siapa yang paling diuntungkan dari kejatuhan Ayahmu dan melemahnya Kaisar.”

Seorang prajurit di dekat mereka menyela dengan hormat. “Komandan, maaf mengganggu. Tapi kita juga harus memperingatkannya tentang para pangeran.”

Komandan Lei mengangguk. “Benar.” Ia kembali menatap Swan. “Dengar baik-baik. Istana Naga yang akan kau masuki bukan lagi tempat yang kau ingat saat kecil. Sejak Kaisar sakit keras, istana dikendalikan oleh tiga putranya. Tiga pangeran yang saling membenci dan saling berebut sisa-sisa kekuasaan Ayah mereka.”

“Aku tahu soal itu,” kata Swan.

“Kau tidak tahu apa-apa,” potong Lei tajam. “Pangeran Sulung, Jiang Long, arogan dan haus pujian. Dia mengendalikan para menteri yang gila hormat. Pangeran Kedua, Zheng Long, licik dan cerdas. Dia bermain di belakang layar, menguasai jaringan informasi. Dan Pangeran Bungsu, San Long…” Lei berhenti sejenak. “Dia yang paling misterius. Dianggap lemah dan tidak berguna, tapi justru itu yang membuatnya paling berbahaya.”

“Jadi, aku harus mendekati siapa?” tanya Swan.

“Tidak ada,” jawab Lei tegas. “Jangan percaya pada salah satu dari mereka. Anggap mereka semua musuh. Setiap senyum, setiap tawaran bantuan, setiap kata-kata manis adalah jebakan. Mereka akan mencoba menggunakanmu sebagai pion dalam permainan mereka. Karena pasukan Jendral Xin yang masih kuat dan di bawah lindungan Kaisar secara diam diam. Gunakan itu. Biarkan mereka meremehkanmu sebagai selir cantik yang bodoh, tapi pastikan kau yang memegang kendali.”

Swan mengangguk pelan, otaknya memproses setiap informasi dengan cepat. Sarang ular. Ternyata lebih rumit dari yang ia bayangkan.

“Satu hal lagi, yang terpenting,” lanjut Komandan Lei, suaranya kini melembut sedikit. “Tujuan akhirmu bukanlah pembunuhan, melainkan keadilan. Temukan bukti tak terbantahkan, bersihkan nama Jenderal Besar Xin di hadapan Langit dan Bumi. Temukan Kaisar yang asli di tengah para pengkhianat itu, dan berikan kebenaran padanya. Itu adalah satu-satunya cara agar warisan Ayahmu hidup abadi.”

“Aku mengerti, Komandan.” Swan merasa fokusnya mengkristal menjadi setajam ujung pedangnya. Dendam pribadinya kini terasa lebih besar, menyatu dengan nasib seluruh dinasti.

“Bagus. Prajurit ini akan mengantarmu ke titik pertemuan. Kereta selirmu akan tiba sebelum fajar.” Komandan Lei memberinya isyarat bahwa pengarahan telah selesai.

Swan berbalik untuk pergi, namun ia berhenti di langkah ketiga. Sesuatu masih mengganjal di benaknya. Ia berbalik kembali menghadap Komandan Lei. “Tunggu, Komandan. Ada satu hal lagi.”

Komandan Lei mengangkat alisnya. “Apa itu?”

“Saat itu… delapan tahun yang lalu,” Swan memulai dengan hati-hati, “bukan hanya keluargaku yang jatuh. Aku dengar Permaisuri Terdahulu juga difitnah dan diasingkan tidak lama setelah itu. Dan putranya… bagaimana nasib mereka, Komandan?”

Keheningan yang aneh tiba-tiba menyelimuti gua itu. Bahkan suara denting logam yang diasah pun seolah berhenti. Komandan Lei tidak menjawab. Ia membuang muka, tatapannya beralih ke peta besar di dinding.

Swan menekan. “Aku cuma ingin tahu, Komandan. Dalam permainan ini, dia itu korban atau musuh?”

Tidak ada yang menjawab. Suasananya menjadi begitu tegang hingga terasa menyesakkan. Swan mengalihkan pandangannya dari Komandan Lei ke prajurit lain di dekatnya. Prajurit itu, yang topengnya menyembunyikan seluruh wajahnya kecuali sepasang mata yang lelah, menatap lurus ke arah Swan. Tidak ada jawaban dalam kata-kata, tapi Swan bisa melihatnya dengan jelas di dalam tatapan itu. Sebuah ekspresi yang begitu dalam dan menyedihkan. Tatapan kasihan.

1
Yunita Widiastuti
tahta...oh ...tahta..
Yunita Widiastuti
🌹💪💪💪
Black_Pen2024 Makin Sukses 🎉✨: gift. maaf typo
total 2 replies
Ita Xiaomi
Cara aman menghilangkan bukti.
Eskael Evol
luar biasa
Black_Pen2024 Makin Sukses 🎉✨: Terima kasih kakak bintang limanya. jangan bosan baca karya karya author yang ongoing ya...🌹🥳🙏😄
total 1 replies
Eskael Evol
cerita nya sangat bagus
trmkash thor good job👍❤
Ulla Hullasoh
terlalu ingin tau xin jd membahayakan orang lain
Jeffie Firmansyah
awal cerita yg mantap 💪
Wiji Lestari
penasaran💪
Wiji Lestari
💪💪
Eskael Evol
keren trmksh thor👍❤
Black_Pen2024 Makin Sukses 🎉✨: 🙏🙏🥳Terima kasih kakak. semua dukungan kakak sungguh berharga buat author. Terima kasih🙏
total 1 replies
Eskael Evol
keren cerita nya smg ttp seru hingga ahir👍
Eskael Evol
bisa nggak ya nama² pemeran pakai nama biasa aja biar gak ribet dan bingung, sayang cerita bagus tapi malas baca nya
Black_Pen2024 Makin Sukses 🎉✨: maaf. akan saya perhatikan selanjutnya. Terima kasih untuk masukannya. 🙏🙏
total 1 replies
Ulla Hullasoh
karya yang bagus Thor.....🥰
Ulla Hullasoh
akhirnya selamat...sampe tarik nafas 👍
Black_Pen2024 Makin Sukses 🎉✨: Terima kasih kak. udah mampir di cerita author. semoga suka. boleh klik napen author untuk pilih novel author yang lain. berbagai genre juga.
jangan lupa subscribe, like, komen, gift, vote dan klik bintang limanya. Terima kasih dukungan para pembaca setia sangat berharga buat author. lope lope sejagat... 🥳🌹😍🙏
total 1 replies
Ita Xiaomi
Demi kelangsungan hidup Kasim Li😁
Arix Zhufa
ku kira MC cewek nya kuat...ternyata
Arix Zhufa
cerita awal nya bagus tp setelah baca sampe bab ini alur nya bertele tele
Black_Pen2024 Makin Sukses 🎉✨: Terima kasih masukannya. Akan saya perhatikan kembali. 🙏🌹
total 1 replies
Arix Zhufa
sampe di bab ini MC cewek nya keren
Black_Pen2024 Makin Sukses 🎉✨: semangat bacanya ya kak. thx all.🌹🥳🙏
total 1 replies
Arix Zhufa
bab 2 aja udh keren
Arix Zhufa
mampir thor
Black_Pen2024 Makin Sukses 🎉✨: Terima kasih kakak. semoga suka ya. masih banyak kisah author yang lain. bisa klik aja napen author dan pilih kisah kisah author yang mana yang suka boleh dibaca. Jangan lupa subscribe, like, komen, gift, vote dan klik bintang limanya thx u. lope lope sejagat😍🥳🌹🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!