NovelToon NovelToon
Ishen World

Ishen World

Status: sedang berlangsung
Genre:Menjadi Pengusaha / Fantasi Isekai / Anime
Popularitas:65
Nilai: 5
Nama Author: A.K. Amrullah

Cerita Mengenai Para Siswa SMA Jepang yang terpanggil ke dunia lain sebagai pahlawan, namun Zetsuya dikeluarkan karena dia dianggap memiliki role yang tidak berguna. Cerita ini mengikuti dua POV, yaitu Zetsuya dan Anggota Party Pahlawan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A.K. Amrullah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Amarah yang tak terbendung

Fajar baru saja menyingsing ketika perjalanan kembali dimulai.

Kabut tipis masih menggantung di antara pepohonan, dan embun pagi belum sempat mengering ketika suara derap kaki kuda memecah keheningan.

“SERAHKAN SEMUA BARANG BERHARGA KALIAN, ATAU MATI DI TEMPAT!”

Suara itu datang dari depan.

Dari balik pepohonan, puluhan bandit bermunculan, sekitar empat puluh orang, bersenjata lengkap, wajah mereka tertutup kain kasar. Mereka mengepung rombongan dari segala arah, kuda-kuda mereka meringkik liar, senjata terangkat siap membunuh.

Beberapa anggota tim pahlawan menegang.

Namun tidak dengan Haruto.

Ia melangkah maju perlahan, sabit Death Whisper berputar malas di tangannya. Senyum tipis terukir di wajahnya, bukan senyum pahlawan, melainkan senyum pemburu.

“Hahaha…” tawanya rendah dan dingin.

“Waktu yang sempurna untuk pamer.”

Seorang bandit tertawa mengejek.

“Bocah ingusan! Kau mau mati duluan, ”

Haruto menghilang.

BUK,

Sebelum kata-kata itu selesai, tubuh bandit itu terhenti. Kepalanya meluncur dari bahu, darah menyembur ke udara seperti hujan merah.

Tubuhnya roboh… tanpa kepala.

Keheningan membeku.

Bahkan tim pahlawan terdiam, mata membelalak, napas tercekat.

Haruto berdiri di atas mayat itu, wajahnya dingin tanpa emosi.

“Siapa berikutnya?”

Tak ada jawaban.

Yang ada hanya jerit panik.

Haruto bergerak lagi.

Sabitnya menari.

Bayangannya menghilang-muncul.

Satu tebasan, leher terbelah.

Satu lompatan, perut robek.

Satu putaran, tulang patah, darah memercik.

Dalam hitungan detik, tanah berubah menjadi kubangan merah.

“Tiga puluh sembilan…” gumamnya pelan, matanya berbinar liar.

“…tersisa satu.”

Bos bandit maju, tubuh besar, pedang raksasa terangkat tinggi.

“BOCAH SIALAN!!”

Haruto menyeringai.

“Aku tidak berpikir bisa menang.”

Ia menghilang, muncul tepat di belakangnya.

“Aku tahu kalau aku akan menang.”

SLASH!!

Kepala bos bandit terlempar, tubuhnya berlutut sesaat… lalu ambruk ke tanah.

Sunyi.

Kaede tersenyum puas.

Ryunosuke melipat tangan, matanya berbinar seperti menonton pertunjukan favorit.

“Indah,” gumamnya.

Lisa menatap Haruto dengan napas tertahan.

“Luar biasa… dia benar-benar berubah.”

Beberapa anggota tim kagum.

Namun Haruto tidak peduli pada mereka.

Ia menoleh.

Mencari satu pasang mata.

Yui.

Namun yang ia lihat,

Yui memeluk Kouji.

Tertawa.

Menempel.

Seolah pembantaian barusan… tak pernah terjadi.

Senyum Haruto retak.

Tangannya gemetar.

“Sialan…” desisnya.

Di sisi lain,

“Aku nggak terima!” bentak Akari.

“Kau bilang mencintaiku juga!”

Yui terkikik. “Istri pertama harus lebih manja dong~”

Kouji panik. “A-Ayo tenang dulu, ”

Haruto tak tahan lagi.

Ia melangkah maju.

“COBA SEDIKIT HARGAI USAHA ORANG LAIN, DASAR BRENGSEK!!”

Semua membeku.

Haruto menatap mereka dengan mata merah.

“Aku yang membantai mereka! Aku yang paling kuat di sini! Tapi kalian masih saja menjilat Kouji seolah dia dewa?!”

Yui berkedip.

“Kouji memang lebih keren, kok.”

Sesuatu di dalam Haruto patah.

“SIALAN!!!”

Aura gelap meledak dari sabitnya.

“Hentikan,” kata Kouji tenang.

“Tindakanmu memalukan.”

Kata itu,

memalukan,

menghantam Haruto lebih keras dari pedang.

“Apa katamu?! Memalukan?! Brengsek!”

“Kau pikir aku bodoh?!”

Kaede tersenyum lebar di belakangnya.

Haruto melesat.

Sabitnya mengarah ke leher Kouji,

CLANG!!

Pedang Kouji menahan, tapi tubuhnya terdorong beberapa langkah.

“Kau serius, Haruto?!” teriak Takeshi.

“Aku MUAK DENGANMU!” raung Haruto.

“Kau selalu punya segalanya!”

Ia berbalik, mengarah ke Yui.

“Setelah aku membunuhnya…” suaranya dingin, gila.

“Kau akan jadi istriku. Kita akan punya anak, sebanyak apapun yang aku mau!”

Yui pucat.

Akari berdiri di depannya.

“Kau sudah gila!”

“DIAM!!”

Lisa dan Sena tetap diam.

“Ini urusan mereka,” bisik Sena.

Kouji maju.

“Kalau kau ingin bertarung…”

Ia mengangkat pedangnya.

“Aku tidak akan menahan diri.”

Haruto tertawa keras.

“Akhirnya!”

Sabit dan pedang bertabrakan.

CLANG!

CLANG!!

CLANG!!!

Haruto menyerang membabi buta, cepat, brutal, tanpa teknik.

Kouji bertahan, langkahnya stabil, napas terkontrol.

“Kenapa?!” Haruto meraung.

“KENAPA KAU BISA SELALU TENANG BANGSAT?!”

“Karena aku tidak bertarung demi pengakuan,” jawab Kouji dingin.

“Aku bertarung demi melindungi.”

Ia menebas.

Haruto terlempar, menghantam tanah.

Kaede menahan napas, menikmati momen itu.

Haruto bangkit tertatih, darah menetes dari sudut bibirnya.

Namun ia tertawa.

“Bagus…”

“Kalau begitu…”

Aura gelapnya membesar.

“AKU AKAN MEMBUNUHMU DI SINI, KOUJI!!”

Pertarungan belum selesai.

Dan pagi itu,

tim pahlawan tak lagi utuh.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!