cerita ini menurut sudut pandang Luna.
tentang Luna gadis introvert yang menyukai Raka, anak rajin dan pintar di sekolah nya. Namun ada Erlan yang menyukai Luna diam diam
selamat datang di cerita author, semoga suka dengan ceritanya.
Terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon I&p, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 5
Aku menaiki sepeda montor dan melajukannya menuju ke halaman sekolah ku. Aku sampai di parkiran. Aku melihat montor Erlan di parkir membuatku merasa bersalah.
sahabat yang aku punya, mereka berdua mungkin akan hilang dari hidupku. Selama dua hari ini aku sudah merasakan kehadiran mereka. tanpa mereka tidak merasa menyenangkan.
Aku memasuki kelas dengan hati yang matang. Aku menerima jika akhirnya akan di jauhi Seli. Aku duduk di bangku masih dengan seli dan seli yang masih sibuk bergosip dengan teman teman sekelas.
Setelah pelajaran akan di mulai seli duduk di sampingku. Aku menatap Seli ingin berbicara namun mulut ini terasa berat. namun akhirnya akan aku beranikan.
"Seli, Aku minta maaf! " ucapku lirih.
"Ada apa? kenapa minta maaf sama aku? "
Mungkin Seli belum tau masalah aku dan kakaknya. Kalau dia tau apa Seli akan menjauhiku?
"Tolong sampaikan ke kak Erlan, aku minta maaf. "
"Hm... Aku tidak tau ada masalah apa dengan mu dan kakak ku, tapi lebih baik kalian bicarakan berdua. "
Aku menundukkan kepala menggenggam jari jemari.
"Tapi.. "
"Aku akan bantu kamu bertemu kakak ku. masalah di maafkan apa tidak, itu tergantung dia dan usaha kamu. "
Baru kali ini aku meminta maaf ke pada seseorang. apalagi dia seorang laki-laki. Rasanya Canggung, namun demi masa depanku aku akan melakukannya.
"Baiklah."
Bel istirahat berbunyi, Aku tidak lagi ke kantin bersama Seli. Aku menolak ajakan Seli dan memilih untuk ke perpustakaan.
Di perpustakaan ini semua kenangan tentang Raka bisa aku lihat. Saat pertama kali bertatapan dengannya, bersentuhan tangan, melihatnya membaca buku semuanya aku ingat.
Aku memilih novel yang berjudul cinta segitiga di SMA. Aku duduk di bangku kosong dan membacanya.
Novel itu menceritakan tentang gadis yang menyukai seorang laki-laki di kelasnya namun disisi lain ada laki laki yang juga menyukai gadis itu dalam diam. Dia mencoba mendekati nya dengan memanfaatkan adiknya. mereka pun berkenalan. Laki laki itu mau melakukan apapun untuk nya, namun endingnya malah tidak sama siapapun.
Ending yang menyakitkan. Aku merasa gadis itu bodoh. Ada laki-laki sesempurna itu yang menyukai nya dan rela melakukan apapun, tapi malah memilih pergi tanpa hasil.
Aku menutup buku itu dan mengembalikannya ke dalam rak buku. tiba-tiba terdengar suara langkah kaki mendekat ke arahku.
"Udah putus ya sama kak Erlan, jadi baca buku yang sad ini? " Tanya Raka sambil mengambil buku yang baru aku kembalikan.
Putus?
"Kita gak ada hubungan apa apa." ucapku memperjelas.
"Enggak kok, aku bercanda. ngomong ngomong kamu kenapa sering tolah toleh gitu? "
"mangsudnya? "
"Gak ada. Aku cuma mau tau kenapa kamu tidak berani lihat aku saat bicara. waktu itu juga kamu diam aja. "
"Enggak, kamu jangan salah paham. Aku gak bermangsud begitu. "
Bel masuk tiba-tiba berbunyi. Raka tak sempat membaca buku itu dan menaruhnya kembali.
"Aku ke kelas dulu. "
di dalam kelas aku melamunkan kejadian kemarin di perpustakaan. dan kata kata Raka berputar putar di kepalaku.
Tolah toleh mangsudnya apa? Apa doa tau aku sering menoleh dia terus? Apa aku kelihatan menyukainya?
"Lun, Luna? " panggil Seli.
Panggilan seli membuatku terbangun dari lamunanku.
"iya Seli? "
"Aku udah bilang sama kakak ku, dia mau ketemu sama kamu. Nanti lokasinya aku sherlock. "
"makasih, ya. "
Bel pulang sekolah berbunyi, aku mengemasi buku bukuku ke dalam tas. kami berdoa untuk pulang dan bersalaman kepada guru saat pulang.
Sore hari tiba, Aku sampai di lokasi yang dikirim oleh Seli. lokasinya di sebuah cafe.
Aku memasuki cafe itu, di dalamnya sangat tenang. Di samping cafe ada rak buku yang bisa di baca. Aku melihat sekeliling dan akhirnya aku menemukan sosok pemuda tampan. Aku sejenak terpesona dengan stayle yang dia pakai. Dia adalah Erlan.
Aku berjalan kearah nya dan duduk di tempat duduk berhadapan dengannya.
"kak, aku minta maaf. "
"Aku juga minta maaf karena marah sama kamu seperti itu. Aku gak harusnya maksa sama kamu juga. "
"Kita teman kan, kak? "
"Iya, teman. " Jawab Erlan sambil menahan perasaan sakit.
Aku jadi merasa lega. Akhirnya masalah yang mengganggu pikiranku teratasi.Masalah dengan kak Erlan tentunya.
"Karena semua kesalah pahaman sudah teratasi, Aku mau pulang dulu. " ucapku sambil berdiri memakai tas selempang yang aku pakai.
"mau aku antar? " Erlan berdiri dari duduknya.
"Aku bawa motor sendiri kak. "
"Hati hati, ya. "
"Iya kak. " jawab ku sambil tersenyum.
Aku melangkahkan kaki meninggalkan cafe itu.
...****************...
Sampai di rumah tak lupa aku menulis diary. Tentang Erlan dan juga tentang Raka. Mereka adalah dua orang yang aku sukai namun dua orang punya posisi yang berbeda di hatiku.
Namun menurut ku, Cinta adalah masalah belakangan. Kalau di padukan aku lebih memilih teman walau hatiku sakit. Kalau cinta itu pergi, ada teman yang selalu membuat kita tersenyum.
Entahlah, walau aku belum pernah memiliki teman dan belum merasakan di hibur oleh teman.Namun aku mengatakan ini karena sudut pandang ku melihat persahabatan seseorang.
Dan untuk seli, walaupun aku sedikit takut pada awalnya. Takut semua rahasia yang aku tutup rapat tersebar olehnya. Namun kenyataannya kita malah menjadi teman. Aku berfikir positif tentang Seli.
Drrtt... Drrtttt....
bunyi ponselmu berdering. Aku melihat notifikasi bertuliskan nama Kak Erlan. aku membuka notifikasi itu.
Erlan: "Kamu sudah sampai rumah? "
Luna: "Sudah kak. "
Entah kenapa Kak Erlan ini seperti sangat perhatian padaku. sebagai teman.
aku terbelalak kaget tiba tiba ada notifikasi instagram dari Raka.
Raka: "Aku baik baik saja. bagaimana perkembangan kisah percintaanmu? "
Luna: " Aku tidak menganggapnya serius. Aku takut responnya akan jelek. "
Raka: " kamu penuh pertimbangan sekali. aku jadi ingin bertemu kamu. "
Raka ingin bertemu aku? tapi kalo dia tau itu aku bagaimana? dia pasti akan tau kalau aku suka padanya. secara aku selalu menceritakan tentang kisah ku yang suka padanya.
Aku harus cari alasan yang pas.
Luna: " Sifatku yang introvert ini gak bisa bertemu sama kamu. "
30 menit kemudian
gak ada balasan lagi. sudah setengah jam aku menunggu.
karena hari sudah malam aku merapikan kamar tidurku lalu mencoba untuk tidur.
keesokan paginya aku berangkat ke sekolah. Aku agak kesiangan karena berangkat sendiri. dua hari itu aku berangkat pagi karena di jemput Erlan.
Aku duduk di bangku tepat setelah bel masuk berbunyi. Seli yang asik mengobrol dengan teman temannya kembali duduk di sampingku.
"Kamu siangan banget masuk nya"
"Iya, gak ada yang bangunin. ibuku juga udah berangkat kerja pagi pagi banget. " jawabku sambil tersenyum malu.
"Mau gak di anter kakak ku? "
"Ngerepotin, "
"enggak, kok. kakak ku malah seneng nganter kamu. "