NovelToon NovelToon
Black Division

Black Division

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Penyelamat / Action / Sistem / Mafia
Popularitas:250
Nilai: 5
Nama Author: Saepudin Nurahim

Di tengah kekacauan ini, muncullah Black Division—bukan pahlawan, melainkan badai yang harus disaksikan dunia. Dipimpin oleh Adharma, si Hantu Tengkorak yang memegang prinsip 'hukum mati', tim ini adalah kumpulan anti-hero, anti-villain, dan mutan terbuang yang menolak dogma moral.
​Ada Harlottica, si Dewi Pelacur berkulit kristal yang menggunakan traumanya dan daya tarik mematikan untuk menjerat pemangsa; Gunslingers, cyborg dengan senjata hidup yang menjalankan penebusan dosa berdarah; The Chemist, yang mengubah dendam menjadi racun mematikan; Symphony Reaper, konduktor yang meracik keadilan dari dentuman sonik yang menghancurkan jiwa; dan Torque Queen, ratu montir yang mengubah rongsokan menjadi mesin kematian massal.
​Misi mereka sederhana: menghancurkan sistem.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saepudin Nurahim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Harga Kebebasan Dalam Pink Diamond

"Dua lawan satu? Serius?" Tika tertawa sarkas, meskipun tawa itu terdengar sedikit gugup. "Kalian harus membawa setidaknya empat botol sampanye untuk perkenalan. Tapi melihat seragam kalian yang kaku... kurasa kalian tipe yang langsung ke hidangan utama. Sayang sekali, aku sudah selesai melayani empat babi di sana. Dan kalian... bukan tipeku."

Kata-kata Tika tidak membuahkan respons emosional, hanya desingan mekanis dari moncong senjata yang mengunci target. Kedua Pengaman Kuat itu, seperti boneka kematian yang dihidupkan, maju serempak. Mereka bergerak dengan efisiensi mematikan, tidak menyia-nyiakan energi.

"Singkirkan target. Amankan data," perintah suara robotik yang tenang dari comm mereka.

Pengaman Kuat di sebelah kiri—mari kita sebut dia Delta—menembakkan rentetan peluru. Kali ini, peluru tersebut bukan kaliber ringan. Mereka didesain untuk menembus baja.

Tika, yang sepenuhnya berada dalam mode kristal, melompat ke sisi. Peluru-peluru itu mengoyak dinding beton di tempat ia berdiri sebelumnya, meninggalkan lubang-lubang besar dan debu tebal. Dia tidak bisa hanya mengandalkan kulitnya. GearSpine yang melapisi tubuh kevlar mereka pasti memiliki kaliber yang cukup untuk membuat kulit kristalnya retak.

"Tidak sopan!" teriak Tika, meluncur dalam debu ke arah Pengaman Kuat kanan—kita panggil dia Sigma.

Sigma bereaksi lebih cepat. Dia melepaskan peluncur granat kecil yang terpasang di lengannya. Benda itu bukan peledak; itu adalah granat concussion tingkat militer, dirancang untuk melumpuhkan organ dalam.

Tika menyadari ancaman itu terlambat. Dia hanya punya waktu untuk menutup telinga kristalnya dan menguatkan otot.

BOOM!

Gelombang kejut sonik menghantam Tika. Rasanya seperti ditabrak truk. Dia terlempar mundur, tubuh kristalnya membentur dinding koridor, dan dia tersentak. Rasa sakit itu menjalar, menembus lapisan kristal dan membakar sarafnya. Dia mencicipi darah di mulutnya.

"Sial! Itu curang!" Tika meludah, terengah-engah. Matanya berair, dan pandangannya kabur selama satu detik yang terasa seperti keabadian.

Sigma maju, mengambil kesempatan itu, mengayunkan popor senapan ke arah kepala Tika.

Tika bergerak berdasarkan naluri. Dia menyilangkan kedua lengan kristalnya di atas kepala, menahan hantaman itu. CLANG! Suara logam beradu dengan kristal sangat keras, bergema memekakkan telinga. Lengan Tika bergetar, dan dia merasakan retakan halus di lapisan kristalnya.

Ini adalah pertarungan yang serius.

Delta ikut bergabung, mencoba mengapitnya. Tika melepaskan Daya Tarik Mematikan secara penuh, mengalirkan aura hasrat dan gairah melalui udara sempit, berharap itu bisa menembus pelatihan mereka.

Untuk sepersekian detik, Tika melihat keraguan di mata Sigma. Sebuah kedutan di pipi Delta.

"Aku tahu kalian mau," bisik Tika, suaranya serak dan menggoda. "Lepaskan senapan itu. Kita bisa bersenang-senang, tanpa laporan, tanpa jejak..."

Itu berhasil sedikit. Konsentrasi Sigma goyah. Tapi pelatihan mereka lebih kuat daripada Aura Mutant Harlottica. Mereka hanya kehilangan 10% fokus.

Tika memanfaatkan 10% itu. Dia menendang lutut Sigma yang sudah goyah dengan tendangan kristalnya, memaksa lutut itu menekuk ke arah yang salah. Saat Sigma berteriak, Tika menyentakkan kepalanya ke depan, menghantam topeng kevlar Sigma dengan bagian depan topengnya sendiri. CRUNCH! Topeng itu retak.

Sebelum Delta bisa bereaksi, Tika mencengkeram wajah Sigma dengan kedua tangan dan, dengan tenaga penuh yang didorong oleh GearSpine di pakaian Pengaman Kuat, dia menghantamkannya ke dinding lorong.

BRAK!

Kepala Sigma ambruk, dan Pengaman Kuat itu tumbang, tak bergerak.

Sekarang hanya tersisa Delta.

"Satu lagi," Tika menyeringai, mengelap keringat bercampur darah dari pelipisnya. "Aku yakin kau pasti lebih menarik daripada temanmu itu."

Delta tidak berbicara. Delta hanya menembak, memuntahkan peluru dengan kemarahan mesin yang ditingkatkan. Peluru-peluru itu mengukir dinding, dan Tika harus berlari.

Tika berbalik dan berlari menuju ujung lorong arsip. Delta mengikutinya tanpa henti. Tika tahu pintu baja di belakangnya akan terkunci secara otomatis, memberinya waktu. Tapi dia membutuhkan lebih banyak waktu.

Dia melewati ruang arsip rahasia lagi, melompati mayat empat penjaga yang ia bantai sebelumnya.

Dia menuju ke gudang penyimpanan pendingin di bawah lantai server—rencana pelarian cadangannya. Dia menarik pemicu darurat di pintu gudang. Pintu baja itu terbuka dengan desisan dramatis. Tika melompat masuk.

Saat Delta mencapai pintu dan hendak menembak, pintu baja itu sudah tertutup.

CLANG!

Tika tidak membuang waktu. Gudang itu gelap, dipenuhi wadah berisi cairan kimia untuk pendingin server. Aroma hidrogen dan nitrogen cair menusuk hidungnya.

Di luar pintu, Delta mulai menembakkan peluru armor-piercing ke engsel pintu, mencoba membukanya secara paksa.

Tika melihat ke atas. Ada saluran udara besar, jauh lebih sempit dari tempat ia masuk, tetapi cukup besar untuk dilewati tubuhnya yang ramping.

Dia harus cepat. Pintu itu akan jebol dalam hitungan detik.

Tika melompat ke atas rak. Dia memanjat, menggunakan ujung jari kristalnya untuk mencengkeram sambungan pipa logam.

Di luar, engsel pintu baja mengeluarkan suara berderit terakhir, lalu pintu itu terlempar ke samping, mengenai dinding dengan suara memekakkan telinga.

Delta masuk. Senjatanya siap.

"Target..."

Delta tidak sempat menyelesaikan kalimat itu. Saat Tika mencungkil jeruji ventilasi dan mulai masuk, ia mencabut salah satu tabung cairan nitrogen dari rak.

"Salam perpisahan, sayang!"

Dia melemparkan tabung nitrogen cair itu ke arah Delta.

Delta bereaksi, menembak tabung itu di udara.

KRASH!

Cairan nitrogen bersuhu sangat rendah itu meledak dalam awan gas putih tebal, menyelimuti seluruh ruangan pendingin. Delta berteriak kesakitan saat kulitnya langsung mengalami radang dingin yang parah.

Tika menggunakan kekacauan itu untuk keuntungannya. Dia merangkak ke dalam ventilasi, udara di dalamnya dingin dan berbau logam. Dia terus merangkak, menuju ke lantai bawah tanah dan sistem pembuangan air.

Pelariannya melalui saluran pembuangan adalah neraka. Air kotor, lumpur, dan bau busuk menyelimuti tubuh kristalnya. Kristal itu meredup, kehilangan kilau pink diamond yang menggodanya. Ia hanya berpikir tentang satu hal: Dokumen itu.

Setelah lima belas menit merangkak dalam kegelapan, dia akhirnya mencapai pintu keluar darurat di bawah tanah, di pinggir kanal Sentral Raya yang terkenal kotor.

Tika membuka pintu baja, merangkak keluar, dan jatuh ke tanah berumput basah. Dia batuk, mengeluarkan lumpur dari mulutnya, dan berjuang untuk bernapas.

Dia merangkak ke samping, mencoba menghilangkan sisa lumpur dari tubuhnya. Di tengah kekacauan itu, dia teringat pada kantong kecil anti-air di celana ketatnya.

Tangannya gemetar saat ia merogohnya dan mengeluarkan perangkat flash drive kecil yang terhubung ke perangkatnya tadi.

Dia menekan tombol kecil pada flash drive. Sebuah lampu kecil berwarna hijau berkedip.

Data 97% Terunduh.

Meskipun Tika tidak mendapatkan 100% data, dia mendapatkan yang terpenting: Daftar nama dan destinasi utama. Misi selesai.

Tika tersenyum, bukan senyum sinisnya yang biasa, melainkan senyum puas yang brutal. Ia telah meninggalkan empat mayat biasa dan satu mayat Pengaman Kuat di gedung mewah itu, membuat kekacauan yang akan membuat berita besok berdarah. Dia telah menderita, tetapi dia menang.

Tika menatap ke arah utara, melintasi perairan kanal yang keruh, ke arah kawasan kumuh Kota Sentral Raya yang ia benci, namun selalu ia sebut rumah. Tempat di mana dendamnya menanti untuk dipuaskan. Tempat di mana dia harus bertemu Adharma, Gunslingers, dan The Chemist.

"Waktunya pulang, Tika Marlina," gumamnya, menarik jaketnya lebih erat. "Sudah waktunya membayar utang ke kota ini."

Dia berdiri, tubuh kristalnya meredup menjadi kulit biasa, tetapi jiwanya kini lebih keras daripada pink diamond mana pun. Dia mulai berjalan, menghilang dalam bayangan malam, membawa bukti paling kotor tentang perdagangan anak dan perempuan.

Bersambung....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!