NovelToon NovelToon
NIKAH PAKSA [Menghapus Fitnah]

NIKAH PAKSA [Menghapus Fitnah]

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Nikahmuda / CEO / Selingkuh / Pernikahan Kilat / Bad Boy
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mellisa Gottardo

Sepasang anak sekolah, yang tidak saling mengenal. Berteduh di gubuk reyot pinggir jalanan sepi, di tuduh berzina dan berujung di Nikahkan secara Paksa.

"Sebentar, ini salah Paham!!."

"Kami bahkan ngga saling kenal."

Namun sayangnya, suara mereka tidak di dengar. Mereka di arak menuju masjid, dan di Nikahkan di sana.

Apa yang akan terjadi, pada dua sejoli yang tidak saling kenal, tapi tiba tiba jadi suami istri?. Usia mereka masih belia dan masa depan mereka masih panjang.


Ikuti Kisahnya (⁠^⁠^⁠)
Note : Berdasarkan imajinasi author, selamat membaca :)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellisa Gottardo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pasangan Aneh

Setelah Sarapan dengan khidmat, Aurora dan Alvian bersiap pergi ke rumah baru. Ayah dan Ibu Alvian mengantar sampai depan, memastikan segala keperluan terutama uang sudah dibawa.

"Aurora, ini rekening kamu. Ibu sudah masukan uang mahar dan uang saku untukmu di sini, Kamu bisa buka rekening digital di Hp kamu nanti, biar ngga susah buat transaksi." Ucap Ibu, menyerahkan kartu dan buku rekening.

"Makasih banyak, Ibu." Aurora tersenyum, menerima dengan hati berdebar.

"Uang seratus juta itu beneran buat aku? ini beneran boleh di pake?." Batin Aurora.

"Inget Alvian, karena kamu sudah menikah artinya tanggungan kamu bertambah. Jangan mikirin diri sendiri lagi, inget kamu punya istri yang harus diberi makan. Kamu harus rela kelaparan demi istrimu kenyang, jangan sampai terbalik." Ucap Ayah, menasihati.

"Ayah ngga mungkin bikin aku kelaparan." Cuek Alvian.

"Ayah ngga bakal kasih kamu uang jajan lagi ." Ucap Ayah.

"Apa?! Terus?." Kaget Alvian.

"Kamu minta aja sama Istrimu, kalo di kasih." Ayah melirik penuh arti.

"Ngga bisa gitu dong Yah, masa aku ga pegang uang." Protes Alvin.

"Dimana mana, Uang itu yang pegang Istri. Suami tinggal kerja, makan, hidup." Ucap Ayah.

Meskipun kesal, Alvian tidak bisa memprotes. Karena ucapan Ayahnya itu mutlak, dia juga tau sendiri semua uang Ayahnya ada pada Ibunya.

Aurora masuk ke mobil milik Alvian, mobil yang dibeli atas nama Alvian. Mobil mahal yang sangat keren, Aurora merasa beruntung bisa naik mobil mewah untuk kedua kalinya.

Aurora melambaikan tangan, dan mobil itu pun pergi meninggalkan pekarangan mansion mewah itu. Aurora menikmati pemandangan di setiap perjalanan, Alvian fokus menyetir seperti patung.

"Ayo beli Hp." Ajak Aurora.

"Ya." Jawab Alvian, singkat.

Alvian membawa mobilnya membelah jalanan besar dan hiruk pikuk kendaraan. Terjebak macet di beberapa lokasi, karena mereka pergi bersamaan di saat orang orang berangkat bekerja.

Saat melihat ada Air mancur tinggi dan gedung pencakar langit yang asing di matanya, Aurora berbinar ingin memotretnya, tapi dia belum punya ponsel.

"Pinjem Hp." Aurora mengadahkan tangannya.

Alvian hanya berdecak, memberikan ponselnya. Aurora memegang dengan canggung, setelah menemukan kamera dia mulai memotret banyak hal yang menurutnya wow.

Alvian hanya melirik, senyum tipis tersungging di wajahnya yang datar. Melihat kenorakan Aurora, yang menurutnya terlihat lucu. Aurora yang melihat wajahnya terlihat cantik di layar ponsel pun, ber-selfie beberapa kali. Lalu mengarahkan kamera ke samping, agar Alvian ikut terpotret.

Ting!

Notifikasi pesan dari nomor tidak dikenal masuk, Aurora membukanya. Rupanya dari mantan pacar Alvian, gadis berisik yang kemarin masih saja gencar menggatal.

Aurora tersenyum smirk, membalas pesan itu dengan fotonya. Aurora mendekatkan kamera hingga wajahnya terlihat sangat dekat, membuat ekspresi sinis yang lucu lalu dibuat stiker dan dikirimkan.

Setelah mengirim stiker itu, Aurora meminta Alvian untuk bicara. Menekan tombol Vn, dan terekamlah suara Alvian yang datar dan cuek.

"Berisik."

Begitulah suara yang terkirim, lalu Aurora memblokir dan menghapus nomor itu secepatnya. Awalnya sedikit bingung, tapi Aurora ini masih dalam otak prima, yang bisa mudah memahami dan beradaptasi.

"Nah kalo begini, kan keliatannya kayak Alvian yang balas." Batin Aurora merasa menang.

Sebenarnya Aurora malas meladeni, karena dia kan pelakornya. Tapi, saat ini hubungan mereka sudah berakhir, yang artinya sebagai seorang Istri, Aurora memiliki kendali penuh atas Alvian saat ini.

Aurora membaca semua isi pesan, mulai dari grup yang berisi umpatan dan stiker tidak senonoh. Khas sekali grup anak laki laki, lalu pesan pesan dari para wanita, yang berharap di notice oleh Alvian.

Dengan iseng, Aurora menambahkan namanya di Bio WhatsApp milik Alvian. AuroraNavarro^⁠_⁠^ . Aurora cekikikan sendiri, dia akan membuat image, bahwa Alvian lah yang menyukainya.

Alvian hanya melirik, merasa terhibur dengan tingkah aneh Aurora. Dia belum menyadari, bahwa gadis polos yang dirinya nikahi adalah siluman rubah, yang akan mengubah hidupnya.

Mobil mereka memasuki basement bawah tanah mall besar, Aurora merasa nervous. Sebagai introvert, dia harus menyiapkan diri sebelum bertemu dengan banyak orang.

Aurora keluar dari mobil, berjalan berdampingan dengan Alvian. Dia hanya sebatas ketiak Alvian, itu selisih yang cukup jauh, Aurora harus mendongak jika ingin bicara, itu membuat lehernya pegal.

"Bentar.... naik tangga yang mati aja." Tunjuk Aurora, ke arah tangga keramik.

"Lebih cepet naik eskalator." Cuek Alvian.

"Ngga, nanti kalo kakinya kejepit, terus remuk dan mati?." Aurora parno.

"Ngga ada, kampung." Sinis Alvian.

"Yaudah, kamu orang kota naik itu. Aku naik tangga mati aja, kita ketemu di atas." Ucap Aurora memutuskan.

"Banyak bacot." Alvian menarik Aurora, menenteng seperti kucing dan naik ke eskalator.

Aurora berdiri kaku, dia tidak mau bergerak. Takut kenapa-napa, dia ketakutan sekali rasanya. Alvian hanya melirik, menikmati ekspresi ketakutan Aurora, cukup menghiburnya.

Sampai di ujung, Alvian kembali menenteng Aurora seperti kucing. Begitu terus sampai lantai tiga, dimana toko ponsel bermerek ada disana.

Aurora masuk dengan kikuk, Alvian dengan kesal menunjukan beberapa mereka Hp yang mirip dengan miliknya, hanya warnanya lain. Aurora melihat, lalu tertarik dengan ponsel berlogo Aple berwarna putih.

"Mau ini." Cicit Aurora.

"Yaudah beli." Cuek Alvian.

"Berapaan?." Bisik Aurora.

"Ngga sampe 40 juta." Ucap Alvian.

Deg.

"Ternyata Handphone semahal itu? satu aja 40 juta, uang aku sisa 60 juta kalo beli ini, sayang banget." Batin Aurora menimang.

"Cari yang harga 1 juta aja, ada?." Polos Aurora.

"Gue yang bayarin." Kesal Alvian, tau isi pikiran Aurora.

"Beneran?!." Aurora berbinar, dia langsung memanggil pegawai dan meminta hp yang dirinya inginkan.

Alvian menyodorkan Blackcard miliknya, Hadiah ulangtahun dari Ayahnya. Aurora mengamati, ternyata bisa membeli menggunakan kartu.

"Mirip kaya kartu ATM yang dikasih Ibu, tapi kok punya dia warnanya hitam? Apa boleh request warna ya, laki laki emang suka hitam sih." Batin Aurora.

Selesai pembayaran, Aurora memeluk tas berisi handphone baru dengan sayang. Dia benar benar sangat berhati hati sekali, tidak mau barang berharga itu tergoreng.

"Udah?." Tanya Alvian.

"Iya, makasih." Aurora tersenyum senang, pertama kali memiliki ponsel, langsung yang mahal.

"Beneran ngga beli apa-apa lagi? gue mau langsung pulang, awas aja kalo minta mampir lagi." Ucap Alvian judes.

"Oh, mau beli baju." Cicit Aurora, merasa malu.

Alvian yang gregetan, langsung menarik tangan Aurora, masuk ke tempat baju baju bermerk. Memilihkan secara acak, tanpa bertanya berapa ukuran pakaian Aurora.

Aurora hanya mengikuti dengan kikuk, hingga di kasir Alvian membayar belanjaannya. Alvian juga meminta tolong pegawai, untuk memilihkan pakaian dalam untuk Aurora.

Aurora benar benar hanya berdiri terima beres, dia merasa jantungnya berdebar. Dia punya baju baru, uangnya tidak berkurang. Hatinya terasa ringan dan senyum manis merekah dengan tulus.

Selesai berbelanja, mereka melanjutkan perjalanan menuju rumah baru. Rumah baru mereka cukup dekat dengan sekolah Alvian, tapi karena terkena macet, mereka harus banyak menghabiskan waktu di perjalanan.

Mobil masuk ke pekarangan rumah mewah berlantai tiga, melewati gerbang yang tinggi menjulang dengan satpam yang berjaga. Aurora turun dari mobil, menatap rumah miliknya dengan terpana.

Air mata mulai mengenang di pelupuk matanya, seharunya neneknya melihat ini. Tapi takdir bahkan tidak memperbolehkan dirinya membalas Budi. Alvian melihat Aurora yang menangis menatap rumah, dia memilih masuk lebih dulu. Meninggalkan Aurora begitu saja.

Tapi, meskipun cuek. Alvian membawakan Paperbag belanjaan Aurora, tidak dengan handphone karena masih di pelukan Aurora. Aurora menghapus air matanya, dia mulai berjalan masuk ke dalam rumah, seorang pelayan menyambutnya.

"Selamat datang dirumah, Nona." Ucapnya.

"Terimakasih." Aurora tersenyum.

Berjalan dengan santai, menatap kanan dan kiri, Rumahnya memang tidak semewah Mansion milik Alvian. Tapi ini tentu saja sudah sangat mewah bagi Aurora.

Aurora naik tangga ke lantai tiga, melihat salah satu kamar terbuka. Aurora pun masuk, melihat Alvian sedang duduk di sofa dengan santai, memainkan ponselnya.

"Wahhh." Aurora terpukau.

"Ngapain kesini?." Ujar Alvian.

"Kenapa?." Aurora jadi kesal.

"Ini kamar gue, kamar Lo di sebelah." Usirnya.

"Ini rumah siapa? terserah aku mau tidur dimana. Lagian suami istri kok tidurnya pisah, nanti jin Dasim yang menang." Ucap Aurora.

"Jin Dasim?." Bingung Alvian.

"Susah jelasinnya, cari aja sendiri biar paham." Ucap Aurora.

Alvian mulai mencari tau, dia membaca dengan seksama. Lalu mengerti, dia kembali melihat Aurora yang sedang membuka Handphone barunya dengan hati hati sekali.

"Ini gimana? kok isinya beda? kita di tipu ya?." Aurora terlihat pucat pasi.

"Masukin email, bego." Ketus Alvian.

"Imel itu apa?." Bingung Aurora.

Dengan kesal, Alvian beranjak dari duduknya dan menghampiri Aurora. Merebut ponsel itu dengan kasar, Aurora sempat memekik karena takut ponselnya jatuh.

1
Umi
semoga yang ini temannya solid🙏
Umi
semangat thor💪
Umi
effort nya boleh deh🤭
Umi
susah banget ngalahin cindy🤭
Umi
semangat aura
Umi
jangan hamil dulu, masih kecil
Umi
Semoga mereka bahagia
Umi
JANGAN DI MAAFIN THOR
Umi
Duh🤭
Umi
Mampus😄
Umi
aku malah salfok sama visualnya, padahal pake cici kok bisa mukanya konsisten 🙏😄
Umi
Buat Alvian nyesel thor🤭
Umi
Semangat Aurora💪
Pecinta Novel
BACAAA!!!!!! REKOMEN BGTTT BGTT!!!
Pecinta Novel
Oke effortnya lumayan
Pecinta Novel
Pen gue cekek si Cindy😡
Pecinta Novel
Oke, Cindy Anzing😭😡
Pecinta Novel
masih abuabu si alvian🤨
Mellisa Gottardo: abu-abu monyet 🤣
total 1 replies
Pecinta Novel
AUTHOR NYA RADA RADA INI, masa langsung di kasih 😭
Mellisa Gottardo: sabaarrr🤣
total 1 replies
Pecinta Novel
JANGAN MAAFIN RAAAA😡
Mellisa Gottardo: UPS heheh🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!